18. My Boy!

30 21 2
                                    

Tak ada Ibu yang tidak sayang anaknya. Ibu selalu mencarimu, Nak... •

Hari terus berlalu, masa-masa SMA yang Rea lalui, belajar, serta PTS yang sudah terlewati, kini Rea membutuhkan Refleshing, menghilangkan penat yang ia rasakan pada hari sebelumnya.

Tak terasa weekend telah datang, Rama tetap rajin mengikuti Les Karate yang ia lakukan tiap sore. Dan kini Rea bersiap ke mall bersama Rama untuk membeli persiapan lomba mereka.

Rea bersiap mengenakan jeans hitam serta Hoodie Crop berbahan tebal. Rambut Rea terurai, ditambah bedak tipis diwajah Rea.

Tok!

Tok!

Suara ketukan pintu di Apartemen Rea terdengar. "Iya!" Seru Rea yang segera keluar membawa tas Hitam Kecil namun elegan.

Rea membuka pintunya dan terlihat Rama yang menggunakan Celana Jeans Hitam dengan Kaos Putih Berjaket Hitam yang lengannya ditarik hingga ke siku, tak lupa jam tangan hitam ditangannya serta Headphone yag selalu ada dilehernya.

Sempat Rea ngebug, diam tak berkutib, hingga tangan Rama melambai-lambai didepan wajah Rea, tetap saja Rea melongo menatap Rama.

"Rea!" Teriak Rama, barulah Rea tersadar sambil mengedip-ngedipkan matanya. "Hah?! Apa?" Tanya Rea nyolot.

Rama menatap Rea sinis "Apaan?!" Tanya Rea lagi, membuat Rama geram "Udah ah, ayo cepet" Ujar Rama sambil jalan duluan.

Ceklek!

Tepat saat Rama didepan sebuah pintu. Pintu itu terbuka, membuat Rama tegang. Terlihat seorang wanita yang membuka pintu tersebut, wanita itu juga kaget melihat Rama.

"Ohhh! Ternyata gini kelakuanmu diluar?! Bilang nugas-nugas! Ternyata jalan sama cewek?!" Ujarnya dengan suara nyaring.

Rea yang sempat lupa dengan wajah wanita ini pun akhirnya ingat.

"Astaga! Ram! Aduh gimana nih" Batin Rea.

"Rama!" Panggil wanita itu. Membuat dada Rama sesak. Tanpa basa basi, tanpa menatap wanita itu, Rama memegang lengan Rea.

"Bukan urusan situ!" Ujar Rama lalu beranjak pergi. Mendengar itu, wanita tersebut tak terima "Saya ibu kamu ya! Dasar anak durhaka!" Teriaknya.

Namun Rama yang masih memiliki keberanian segera menyahut "Anda bukan ibu saya!" Seru Rama lalu mempercepat langkahnya.

"Rama!"

"Ram!"

Panggilan Ibu Tirinya tak dihiraukan Rama, melihat itu Rea sadar kenapa Rama tak nyaman dirumah, ternyata ibu tirinya seperti itu.

"Kalo di luar rumah aja gini, gimana kalo Rama ada dirumah?" Batin Rea bertanya-tanya.

Sampai diluar gedung Apartemen, Rea memegangi tangan Rama yang masih menariknya membuat Rama berhenti melangkah. "Ram" Panggil Rea.

Rama tak mengangkat wajahnya sama sekali. "Gue tau... Udah tenangin diri lo dulu" Ujar Rea berusaha menenangkan Rama.

"Ayo tunggu di halte bis" Ajak Rea sambil menarik lengan Rama, dan Rama mengikuti kemana Rea pergi.

R2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang