16. Salah Sebut Nama

600 76 197
                                    

Kalau kamu menyebutkan dia yang tidak ada, sementara ada orang lain yang menemanimu. Artinya, pikiranmu sedang melayang, memikirkan dia, dan orang berada di sampingmu tidak kamu anggap ada.”

~ Salwa Haniyah ~

               Hamparan pasir putih amat bersih terlihat. Langit yang tadinya berwarna biru telah berubah warna menjadi jingga terang. Sosok pria memakai kaus oblong berwarna putih yang dilapisi dengan kemeja kotak-kotak lengan pendek berwarna merah, berpadu dengan warna hitam, sedang duduk di hamparan pasir putih.

         Di samping pria itu, ada sosok wanita memakai jilbab besar berwarna merah maroon dan gamis berwarna senada. Ia sedang menyandarkan kepalanya di pundak pria yang berada di sampingnya. Mereka sedang memandangi langit jingga yang terang dan indah.

          “Aku sangat suka senja.”

          Bintang melebarkan bibirnya, menatap wanita yang bersandar di pundaknya. “Makanya saya aja kamu ke sini, Sayang,” ujar Bintang sembari mengelus jilbab Salwa.

              “Kamu tahu?” tanya Salwa sambil mengerutkan keningnya, menatap Bintang yang masih mengelus kepalanya.

                 Bintang mengangguk. “Saya sedang berusaha mencari apa yang kamu suka, Salwa. Saya ingin segera bisa mencintai kamu.” Ucapan Bintang, membuat rona merah terpancar di pipi putih Salwa. Ia merasakan debaran jantung begitu kencang berada di posisi sedekat ini dengan Bintang.

             “Aku juga, Mas Bintang.”

             “Saya juga suka senja. Senja itu indah dipandang. Andai senja terus ada, pasti akan sangat menyenangkan,” sahut Bintang.

         Salwa melihat di bawah kakinya terkena air bening yang bersih, membuatnya terlintas suatu ide. Ia mengangkat kepalanya dari pundak Bintang.

              “Mas Bintang Sayang, main air pantai, yuk! Masa mandangin senja doang ke sini. Nggak asyik tahu!” ajak Salwa.

           Bintang menghela napas. “Oke. Iya, kita main air.” Salwa dan Bintang beranjak dari tempat. Salwa berlari memasuki air bening dan jernih. Ia menyemburkan air dengan kedua tangannya ke arah wajah Bintang, membuat Bintang mengalami kebasahan.

             Salwa membuka mulutnya, memperlihatkan gigi putihnya, sembari memegangi perutnya. “Rasain basah! Nih, lagi!” Salwa menyiramkan air pantai ke arah Bintang. Pria itu  menarik salah satu ujung bibirnya ke atas.

                 Oh, lagi-lagi ngajak main dia! Terima pembalasan dari saya, Salwa!

                   Salwa melangkahkan kaki panjangnya, meninggalkan Bintang. Prta  itu melangkahkan kaki, mengejar Salwa. Mereka lari-larian di pinggir pantai yang sudah sepi.

              “Tunggu, Sayang! Saya akan mendapatkanmu!” teriak Bintang sembari berlari. Salwa berlari sembari menoleh ke arah belakang. Bintang terlihat cepat mengejarnya.

                Jangan sampai dia menangkapku! Oh tidak!

             Salwa dari kejauhan menjulurkan lidahnya ke arah Bintang. “Kejar aja kalau bisa! Hahaha ....”

                 Salwa terus berlari, menjauh dari Bintang. Sementara, Bintang terus melajukan langkahnya, mengejar wanita berjilbab merah maroon itu.

Mendadak Marriage [Sudah Terbit 🥰]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang