12. Sweet Morning

768 93 235
                                    


"Saat kamu menyetujui sesuatu, maka semua itu akan kita lakukan. Sesuai dengan keputusan yang sudah kita sepakati bersama.”

~ Bintang Semesta ~

                 Kedua kelopak mata beriris cokelat itu mulai terbuka dengan sempurna. Wanita itu menggeliat, kemudian, menatap sekitar. Ia pertama kali melihat wajah tampan pria yang sedang memeluknya. Salwa mengernyitkan dahinya, seingatnya kemarin Bintang tidur dalam keadaan memeluknya dari belakang. Mengapa jadi memeluk di depan?

               Bibir merahnya melengkung dengan sempurna, menatap wajah lelap pria yang masih mendekapnya. Salwa menyentuh pipi putih Bintang, kemudian merambat, menyentuh hidung mancung Bintang.

          Kalau lagi tidur, gini, Mas Bintang ganteng banget. Beruntungnya aku. Jadi, gini, rasanya menikah?

            Salwa terus mengusap wajah Bintang dengan lembut. Ia tak tahu saja sebenarnya Bintang sudah terbangun sejak tadi. Namun, Bintang pura-pura memejamkan matanya. Ia ingin merasakan istrinya membelai wajah tampannya.

              Belai terus. Saya nggak akan bangun!

       Salwa mengusap bibir merah Bintang dengan satu jari telunjuknya. “Bibirnya merah banget. Idaman para wanita biasanya,” ujar Salwa seolah berbicara sendiri. Padahal Bintang mendengarnya.

            “Aku beruntung memiliki suami tampan sepertimu. Semoga kamu nggak denger, ya?” Bintang mendengarnya ingin tertawa saja.

        “Mengakui, ya, kalau saya ini tampan, hm?” sahut Bintang dengan mata masih terpejam. Salwa terkejut, mendengar Bintang berbicara. Dahinya berkerut, alis matanya terangkat sebelah.

          “Mas Bintang, denger?” tanyanya menatap suaminya yang masih tertidur.

               Tiba-tiba saja pria itu membuka kedua bola matanya, membuat Salwa membulatkan mata dengan sempurna.

                Jangan-jangan ... bener dia denger ucapanku tadi?

          “Salwa ...,” lirih Bintang, menatap wajah cantiknya Salwa, kemudian melengkungkan bibirnya dengan sempurna.

              Cup

            Bintang menempelkan bibirnya di pipi putih Salwa, membuat wanita itu terkejut.

           “Good morning, istriku,” bisik Bintang terdengar lembut, membuat Salwa merasakan debaran jantung begitu kencang. Bintang menjauhkan wajahnya dari Salwa, menatap ke arah jam weker yang terletak di atas nakas berwarna putih. Ternyata jarum pendek sudah menunjukkan ke angka tiga dan jarum panjangnya ke angka sepuluh.

            “Salat malam,” ucap Bintang. Kemudian, pria itu beranjak dari ranjang, menuju kamar mandi. Salwa masih terperangah, menatap Bintang yang sudah memasuki kamar mandi. Ia bergegas menyusul Bintang.

***

              Dua buah sajadah telah di gelar di atas lantai putih tulang yang dingin. Kedua insan manusia berbeda gender itu telah bersiap, hendak melaksanakan ibadah salat malam berjamaah.

Mendadak Marriage [Sudah Terbit 🥰]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang