34. KEANEHAN BARU

2.7K 314 114
                                    

"Jika  tidak bisa mengetahui musuh dan diri  sendiri, kamu pasti akan berada dalam bahaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jika  tidak bisa mengetahui musuh dan diri  sendiri, kamu pasti akan berada dalam bahaya."

-Dangerous School-

***

Sekarang sekolah dalam masa penyelidikan kembali, suasana berubah lebih menegangkan disaat murid-murid melihat beberapa tim kepolisian mendatangi sekolah mereka. Awalnya beberapa murid yang tidak percaya merasa bodoh amat, tetapi setelah polisi menjelajahi seluruh area sekolah membuat mereka berpikir jika situasi ini tidak main-main.

Bahkan, sekarang murid-murid Expose Class sedang diinterogasi kembali oleh Detektif Lee dari kepolisian pusat. Beliau ingin mendengar kembali pendapat atas kasus tersebut setelah berselang beberapa minggu penyelidikan terhenti. Termasuk Trigon Gang yang berdiri di depan aula sambil menunggu giliran mereka.

"Danu orang yang ambis dalam klub renang, dia juga tidak sering berada di kelas kecuali masa senggangnya tidak berlatih dalam ekskul renang," jelas Nayla, gadis berambut panjang diurai itu duduk di kursi sambil melipat tangannya di atas meja.

"Kapan terakhir kamu melihatnya berada di kelas?" tanya Detektif Lee sambil menulis di catatan kecil yang dia bawa.

"Saya bahkan tidak ingat, karena Danu beberapa minggu ke belakang banyak menghabiskan waktu di klub ketimbang di dalam kelas dan dia juga banyak ketinggalan pelajaran," sambung Sena, gadis itu tampak memucat dan menunduk selama di interogasi oleh Detektif Lee, membuat pria itu sedikit menelisik dengan aura kelam yang dipancarkan oleh Sena saat ini.

"Apa kamu korban perundungan teman sekelas?" Pertanyaan Detektif Lee sontak memuat Sena mengangkat kepalanya, menatap pria itu dengan bola mata berkedip-kedip. Sena memilih tidak menjawab dan bangkit dari duduknya, dia tidak ingin keluar dari topik. Urusan pribadinya biarlah menjadi urusannya.

"Siapa orang terdekat Danu selain Rafka, Damar, dan Reno?" tanya Detektif Lee. Pasalnya beliau sudah mencari tau tentang siapa Danu dari Detektif Lenan terlebih dahulu dan mengetahui fakta jika mereka bertiga yang lebih sensitif akan kasus ini.

"Entahlah, selain Rafka, Damar, dan Reno. Di sekolah ini saya tidak melihat Danu bersama orang lain, lebih ke mereka bertiga," jawab Arthur yang duduk menyamping dan tidak memperhatikan orang yang berbicara di depannya.

Detektif Lenan mengakkhiri sesi dengan Arthur dan menyuruh murid yang lain masuk. Di depan beliau sekarang duduk Nola, si ketua kelas inti Expose.

"Danu tipe orang yang gak mau kalah, dia juga suka kasar sama teman sekelas. Sebelum saya digantikan menjadi ketua kelas, Danu yang terlebih dahulu memimpin kelas Expose. Sebagai ketua kelas, saya mengakui kalau Danu sudah cukup handal untuk menjadi seorang pemimpin. Tetapi, disatu sisi Danu juga tidak cukup menyenangkan berteman dengan teman-teman sekelas," jelas Nola sambil melipat kedua tangannya di dada, bola matanya berputar cepat mengingat saat dia masih menjadi murid baru dan Danu terpilih sebagai ketua kelas inti.

"Apa karena sikapnya yang terlalu apatis?" tanya detektif Lee menelisik ke wajah Nola yang memiliki rona merah di sekitar pipinya itu.

"Mungkin lebih ke disiplin sih menurut saya, karena sikapnya yang banyak ngatur makanya banyak teman-teman sekelas yang gak suka sama Danu. Yang ada mereka malah ngata-ngatain sebab pemilik yayasan sekolah ini Papanya. Tapi, bukan berarti karena ada yang tidak menyukai Danu mereka membunuhnya, bukan?"

Detektif Lee mengangguk paham atas apa yang siswa-siswi Expose Class ceritakan mengenai Danu. Pihak kepolisian terus menyelidiki dalang dibalik kematian Danu yang terjadi sebulan yang lalu. Memanggil setiap siswa untuk masuk ke aula satu persatu, menanyai kapan dan terkahir kalinya bertemu dengan Danu saat sebelum insiden itu terjadi.

"Terakhir kali saya menjadi menager klub renang, saya sudah jarang melihat Danu kecuali di dalam kelas. Itupun jika Danu tidak sedang latihan renang untuk persiapan lomba. Sejak gladi bersih tempo hari, saya bahkan jarang dan tidak bertemu Danu sama sekali," ujar Aluna dengan santai menatap Detektif Lee yang memakai baju rapi menggunakan jas hitamnya.

"Apa kamu termasuk orang yang sering berkomunikasi dengan Danu?" tanya Detektif Lee dengan menggenggam kedua tangannya di atas meja.

"Kalau dibilang komunikasi, saya memang sering berbicara sama Danu jika saya mengunjunginya ke klub. Sejak seminggu karena persiapan renang kemarin, saya bahkan jarang berkomunikasi."

Aluna beranjak dari tempatnya setelah Detektif Lee menyuruhnya keluar dan giliran Gretta sekarang yang sedang memasang wajah kecut. Gadis itu tidak suka ditanya-tanya soal Danu, apalagi dia jarang atau bahkan suka mencari ribut dengan sekelompok mereka. Maksudnya Rafka, Damar, Reno, dan Danu.

"Jujur Detektif, saya orang yang paling benci sama Danu di dalam kelas. Saya gak suka sikapnya yang ngatur-ngatur, merebut posisi kemenangan seseorang, membuat aturan di kelas. Tapi Detektif, saya juga merasa bersalah karena kehilangan Danu yang membuat heboh semua orang. Kematiannya yang secara mendadak itu saya sempat berpikir enggak mungkin Danu bunuh diri, meski sempat mengelak. Walaupun saya percaya jika Danu depresi karena kompetisi renang. Tetapi, Danu sama sekali tidak terlihat seperti seseorang yang ingin menyerah," ungkap Gretta yang tidak menatap Detektif Lee sama sekali.

Dari jawaban semua murid-murid, hanya jawaban Gretta lah yang paling panjang. Seseorang yang memulai pertengkarang dengan Rafka, seseorang yang membenci Trigon Gang, dan seseorang yang selalu memulai pertengkaran di dalam kelas.

Detektif Lee keluar dari ruang Aula setelah semua murid-murid di interogasi, beliau tidak menemukan jawaban yang aneh. Semuanya terdengar masuk akal seperti terakhir kali mereka berada di mana dan apa yang mereka lakukan. Namun, yang beliau pikirkan sekarang adalah alibi pelaku, di antara beberapa kelas serta anggota klub renang, beliau yakin salah satunya adalah pelaku. Namun, bagaimana untuk menemukan alibi pelaku yang sebenarnya jika semua jawaban murid-murid terdengar menyakinkan.

***

Tinggalkan jejak please, jangan kacangin tulisan ini.

MAaf juga lama update, sebenarnya udah selesai kok nulis cerita DS ini, cuma sengaja nunggu teori-teori kalian :"

Oh ya, ada yang bosen gak kalau baca kebanyakan narasi? Soalnya aku nemu komentar di tiktok bosan baca kebanyakan narasi, jadi dia skip-skip baca dialog aja :)

Padahal aku revisi ini buat nambah narasi cok!

DANGEROUS SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang