22. PENGHUNI TOXIC

3.8K 450 34
                                    

"Aturan dan hukum hanyalah untuk orang-orang yang lemah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aturan dan hukum hanyalah untuk orang-orang yang lemah. Orang kuat tidak perlu mengikuti aturan, mereka membuat aturan sendiri."

-Dangerous School-

***

Happy Reading

VOTE + KOMENT = THANKS

***

Rafka mengerlingkan bola matanya ke arah Pak Woyo yang sedang memperhatikannya dengan tatapan penuh kecurigaan. Sedetik itu juga beliau beralih menatap ke arah Damar dan Reno yang duduk di sisi samping. Ketiga muridnya ini tampak tidak takut sedikitpun berhadapan dengan Pak Woyo, sudah mendapat julukan murid-murid nakal yang susah di atur. Mereka bertiga juga sudah masuk ke daftar merah, murid yang harus selalu di awasi, sebab membuat onar dan keributan. Terutama Rafka.

Sebagai Wakil kesiswaan OSIS, beliau harus bisa menertipkan murid-muridnya.

Salah satunya kemarin malam Pak Woyo mendapatkan laporan dari petugas keamanan sekolah jika fasilitas sekolah beberapa hancur tanpa penyebab. Di saat satpam mengecek ke arah CCTV, dia menemukan mereka bertiga yang sedang berlarian di sepanjang koridor lantai satu dan bahkan memasuki kelas-kelas untuk mengecek apa yang tidak diketahui Pak Woyo.

Kini, pria paruh baya itu melipat kedua tangannya di atas meja, menatap mereka bertiga secara bergantian.

"Apa yang kalian cari di sekolah? Mencari pembunuh lagi?" tanya Pak Woyo dengan tatapan tajam, merasa muak untuk membahas hal ini lagi.

Padahal, beliau sudah menjelaskan beberapa kali jika tidak ada pembunuh di sekolah, namun Rafka, Reno, dan Damar yang merupakan sahabat dekat Danu tentu saja tidak akan mudah menerima kabar itu.

Tidak ada jawaban dari mereka bertiga, hanya menunduk kesal dengan pikiran maisng-masing berkecamuk dengan kejadian duka Mahesa. Menjawab pertanyaan Pak Woyo saja sudah menambah atensi sebab tidak kunjung Kasus Danu terselesaikan dengan baik, mereka juga butuh keadilan, tidak akan membiarkan pelaku berkeliaran di sekolah, meski Pak Woyo terus memperingatkan jika tidak ada pembunuh di sekolah.

"Bapak mohon untuk tidak membuat keributan, sekolah kita masih dalam keadaan berduka dan ditambah dengan kabar Mahesa yang tiba-tiba dikabarkan bunuh diri."

Rafka ingin menyangkal perkataan Pak Woyo itu, tetapi mengingat Damar yang sekarang sudah membaik, tidak ingin membuat sahabatnya itu kembali bersedih. Alhasil, dia hanya diam. Bahkan, Damar tidak memiliki kekuatan lagi untuk membela kematian Mahesa yang terjadi di depan matanya. Dia terlalu trauma.

"Kalian dihukum, masuk ke sekolah tanpa izin dan lari-lari seperti orang gila. Apa kalian pikir tindakan itu dibenarkan? Bapak tidak ingin sekalipun kalian terlibat dalam kasus ini, sudah Bapak katakan meski ada pembunuh, kematian Danu tetap murni bunuh diri," tukas Pak Woyo yang berakhir mendengar suara decakan Rafka.

DANGEROUS SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang