35. PERBEDAAN PENDAPAT

1.8K 293 127
                                    


"Selalu ada satu kesalahan bodoh yang mampu mengubah segalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selalu ada satu kesalahan bodoh yang mampu mengubah segalanya."

-Dangerous School-

*Baca ulang dua chapter kemarin kalau lupa, supaya chapter ini mudah ketebak dan dimengerti wahai teman-teman. Maafkan author yang lama update.

~~~~~HAPPY READING~~~~~

******

Saat jam sekolah sudah berakhir tepat pukul 14:00 WIB, Rafka, Damar dan Reno duduk di pembatas koridor lantai satu sambil menatap satu arah ke lorong koridor. Mereka sedang menunggu seseorang yang mengharuskan ketiganya duduk berjam-jam hingga pukul empat sore ini. Tidak ada pembicaraan selama itu, mereka hanya duduk diam dan tidak ingin membicarakan apa-apa.

Tujuan mereka duduk di sana berjam-jam tentu saja ingin bertemu Detektif Lenan yang akan melakukan penyelidikan kembali ke TKP. Pihak kepolisian mengambil waktu sore agar kehadiran mereka tidak mengganggu murid-murid yang lain.

Penyelidikan ini juga sudah berlangsung selama tiga hari sejak terakhir kali Detektif Lee mengintrogasi semua murid-murid. Mereka ingin menyamakan pendapat dengan mengecek seluruh CCTV yang diduga terekam sosok bertopeng di belakang sekolah. Hal itu menjadi acuan besar jika pelaku sengaja menampakkan diri di CCTV terakhir di lorong belakang sekolah setelah melakukan aksinya. Sebab, beberapa menit setelah Danu terekam CCTV menuju ke belakang, yang kembali hanya sosok bertopeng itu.

Setelah saling merasa bosan, orang yang mereka tunggu akhirnya tiba. Dengan cepat Rafka beranjak dari duduknya dan berdiri tegap menatap beberapa polisi yang mulai berdatangan memasuki koridor. Dari kejauhan Detektif Lenan menghentikan langkahnya saat tiba di depan mereka, begitu juga dengan Detektif Lee.

"Kenapa kalian masih di sekolah, jangan mengganggu penyelidikan," ujar Detektif Lenan terdengar tidak santai. Pria bertubuh tegap itu menelisik wajah mereka bertiga, tersirat rasa enggan menanggapi.

"Kami ingin tau informasi lanjutan dari penyelidikan," jawab Rafka santai sambil bersedekap. Detektif Lenan langsung melipat kedua tangannya di dada, seharusnya dia tidak perlu ikut campur dan bisa menunggu hasil saja. Namun, beliau tidak lupa bagaimana sifat anak SMA yang berdiri di hadapannya sekarang. Keras kepala.

"Kamu hanya anak SMA, tidak punya hak untuk meminta seperti itu. penyelidikan ini adalah informasi rahasia," tandasnya sambil menunjuk meraka satu persatu. "Kalian hanya-" ucapan Detektif Lenan terhenti saat Detektif Lee menepuk bahunya. Dari tatapannya dia memberikan isyarat agar tidak perlu menjelaskan.

Pria yang memiliki bekas luka gores di wajahnya itu menggelengkan kepala menatap rekan kerjanya itu. Sambil menepuk pundaknya, Detektif Lee memberi isyarat menyuruhnya ke TKP terlebih dahulu.

DANGEROUS SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang