36. KODE KERUSAKAN

2.4K 282 99
                                    

"Setiap saksi adalah batu yang digunakan untuk mengungkapkan rahasia dibalik tragedi pembunuhan."

-Dangerous School-

***

Bunyi bola tenis yang dihentakkan ke dinding dan terdengar berisik itu tidak membuyarkan lamunan Damar sejak tadi yang diam memperhatikan papan penyelidikan di kamarnya itu sudah berserakan dan patah dua. Foto-foto yang tertempel di papan bahkan ikut terlepas dan hanya menyisakan coret-coretan asal di sana. Serta meja belajar mereka bertiga semula yang tertata rapi kini amburadul dengan buku-buku terlempar ke sembarang arah.

Bola tenis itu pun menjadi sasaran empuk bagi Reno yang marah akibat melihat kamar mereka berantakan. Tidak terkecuali bagi Rafka, ikut naik pitam dan memilih untuk duduk di balkon dengan rokok di tangannya.

Mereka tidak tau apa yang terjadi, pasalnya setelah bertemu Detektif Lee tadi dan tiba di asrama, pemadangan pertama yang mereka lihat di depan pintu adalah banyak berserakan stiker klub renang yang seperti sengaja di atur hingga ke ujung papan penyelidikan ¾ tempat meja belajar ketiganya berada. Seakan menyuruh mereka untuk melihat apa yang tertulis di sana. Argumen yang mereka bertiga susun kini berantakan dan dihapus oleh orang yang tidak bertanggung jawab, menyisakan sebuah tulisan tersirat yang membuat mereka bertiga menerka-nerka.

Melihat kamar mereka yang berserakan seperti ini sudah dipastikan pasti ulah pembunuh Danu, itu hal pertama yang terpikirkan oleh Rafka dan Damar. Di tambah dengan tulisan 'PEMBODOHAN!' di papan itu membuat prasangka mereka semakin kuat. Namun, apa tujuan pelaku mengusik mereka dan bagaimana dia bisa memasuki kamar asrama yang hanya dapat diakses dengan sandi yang diketahui oleh mereka bertiga saja?

Damar terdiam sejenak dengan wajah terkejut saat semula melihat kerusakan tersebut, petunjuk-petunjuk yang mereka garis bawahi di papan penyelidikan tersebut sudah dihancurkan oleh seseorang, tidak hanya tulisan 'Pembodohan' saja yang tertera, hal lain juga tertulis di sana. Yaitu nama mereka bertiga yang ditulis dengan capslock menggunakan spidol merah. Dengan nama Damar dan Reno mendapatkan tanda silang merah, sedangkan nama Rafka ditulis capslock dengan kata 'Leader Bodoh!'

"Apa ada yang kembali ke asrama?" tanya Damar membuka suara sambil menatap ke arah depan. Reno yang sedang melempar bola tenis ke dinding itu pun berhenti seketika dan mendekat ke arah Damar yang duduk di sofa.

"Maksud lo?" tanya Reno berdiri di sisi sofa.

Damar menggelengkan kepalanya, merasa tidak yakin untuk berkata setelah termenung lama. Dia berpikir tidak ada yang bisa memasuki kamar mereka selain ketiganya, namun .... "Sandi kamar cuma kita bertiga yang tau, melihat seseorang menghancurkan papan penyelidikan itu ...," Damar menjeda ucapannya, "gak mungkin orang lain kan?"

"Lo mencurigai kita?" potong Reno cepat sambil melempar bola tenisnya asal. Amarahnya belum ikut mereda akibat situasi sekarang mengharuskan dia sulit menyembunyikan emosi. Suara keras dari bola tenis yang menggelindung membuat Damar merasa bersalah, dia bisa membaca suasana hati sahabatnya itu, sekarang Reno sedang marah.

Dia langsung memejamkan matanya perlahan, menyesal sudah berkata seperti tadi. Namun, Damar juga tidak menduga jika Reno akan langsung membuat kesimpulan seperti itu.

"Bukan begitu, Ren. Sebenarnya, gue hanya sulit untuk memproses semua yang terjadi. Terutama setelah detektif menyebutkan bahwa pelaku ada di kelas kita, itu memperkuat keyakinan gue bahwa pelaku benar seumuran dengan kita. Selain itu, hampir semua teman sekelas juga tinggal di asrama, kecuali Sena dan Gretta," jelas Damar dengan tenang menatap Reno yang membuang muka.

"Mungkin memang benar bahwa pelaku ada di kelas kita."

"Ah, sialan!" Bentak Reno. "Omongan lo yang seperti itu sama aja menuding kita, Mar. Kita bahkan gak dapat petunjuk apapun lagi, hanya karena Detektif berkata seperti itu bisa saja belum sepenuhnya benar, yang ada ini semua bikin gue semakin gila rasanya!" Hentak Reno mengacak-acak rambutnya kasar.

DANGEROUS SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang