“Tidak banyak yang bisa kuajarkan,” Sanemi berkata keras. “Tapi, aku sebenarnya heran. Apa kau yakin? Menggunakan 2 pernafasan atau lebih itu belum pernah terjadi.”
“Lalu kenapa kita tidak mencobanya,” [Name] meraih pedang yang terselip di pinggangnya. Menatap sambil tersenyum. Netra ungu tenangnya membuat Sanemi seolah melihat Kagaya. Tatapannya yang tajam sedikit mengendur, tatapan yang benar-benar menawan.
“...” Sanemi mengalihkan matanya ke arah lain. ia mendongakkan kepalanya.
“Baiklah.”
[Name] membuka rahangnya. Menyeringai senang.
“Pernafasan ini hanya membutuhkan konsetrasi terhadap arah angin, ini pernafasan spesial yang lebih kuat dari pernafasan lainnya. Seperti pernafasan ular yang diajarkan cebol shota itu padamu.” Sanemi masih sempat sempat nya menghina Obanai. Di masa yang akan datang mereka akan jadi duo pembenci Giyuu.
Dan menjadi trio survival saat melawan Muzan.
“Haik,”
“Ada 7 wujud.”
Sanemi mengayunkan pedangnya, membuat gerakan di udara dengan cepat. Beberapa pernafasan dilakukannya. Membuat langit tertebas oleh beberapa sabetan.
Angin malam menusuk relung hati [Name]. Dinginnya menggigit tulang. Yang menatap terpesona bayangan Sanemi ketika membelakangi bulan.
Dedaunan musim gugur mengiringi angin yang menerbangkannya, iris violet berkabut [Name] seperti tertimpa kilatan cahaya rembulan.
“Sugoi,” gumam [Name]. “Pernafasan ini lebih kuat dibandingkan pernafasan-pernafasan yang selama ini kulihat.” dia memuji Sanemi yang baru saja turun dari menari di udaranya.
Sanemi berpikir sejenak.
“Kau belum melihat pernafasan batu milik Himejima? Pernafasan batunya itu lebih kuat dari pernafasanku. Walau aku enggan mengakuinya kenyataannya memang begitu.” Sanemi menggaruk kepala.
“Kurasa yang penting adalah keterampilan dan pengalaman,” [Name] tertawa singkat. Sanemi melebarkan mata.
Yang benar saja, tawanya itu sungguh lembut dan berwibawa, sama sekali tak menggambarkan anak berusia 10 tahun.
Sanemi terdiam. Lagi lagi ia terkaku pada suara itu.
‘ah.. Seolah-olah aku melihatnya lebih tua dariku. Karena wibawanya yang begitu kental.’
“Kalau itu benar,” Sanemi berucap kaku. Membuat pose berpikir. “Coba lawan saya dengan pernafasan yang sudah anda latih dengan Iguro, saya agak susah menahan diri.”
[Name] meraih pedangnya dan melangkah cepat. Suara langkah terdengar kencang. Kepulan asap membumbung.
TRANG!!
Pedang Sanemi menahan pedang [Name]. Sanemi berdecih. Mendorong [Name] mundur. Tentu saja [Name] kalah kuat, dia langsung terpelanting jatuh.
Pri berambut putih itu mengangkat dagunya. Melihat anak yang terguling dengan kaki menyiapkan kuda-kuda, tangan kirinya menopang tubuhnya agar tak terjatuh.
Tetap menatap datar.
Sanemi tidak menyangka. ‘Apa aku terlalu keras?’ pikirnya sambil planga plongo.
JELASSSSS
Dia tidak akan diberikan waktu untuk berpikir sekarang, karena [Name] sudah tiba dibelakangnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/252052096-288-k783373.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Colorful | Demon Slayer
Fanfictiondemon slayer. when you live in a dream, everythings gonna gone so ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━┅ ೄྀ ✦ SEHAT ? GILA KAK, SAYA SKIZOFRENIA demon slayer - © koyoharu gotoge colorful - © yuu