clrl . giyuu

1K 135 53
                                    

“TANJIRO!!” teriakan para kakushi mendekat. “Kembalilah!” mendukungnya, mereka ikut memegang Tanjiro, Mengerubunginya. Berharap semuanya. Jangan jadi iblis.

“Ayolah, Tanjiro!” Murata bahkan masih ada. Lord Murata hebad.







Tanjiro membuka matanya. Melihat wajah-wajah orang-orang yang menangis. “Kakak!!” 

“Maaf.. Maafkan aku.. Apa kalian terluka?” tanya Tanjiro pelan. Sontak seluruh orang berseru kencang. “TANJIRO KEMBALI!!” hura-hura.

“luka doang, gausah dipikir,” ketus Inosuke sok kuat.

“aku akan menuntutmu atas semua ini, dan padamu, istriku,” Halu Zenitsu pada Nezuko yang syok. ‘Hah? Istri?’








Giyuu penad, ia duduk sekarang. Lega juga akhirnya.

senyum [Name] terukir. Ia duduk disamping kakushi yang sedari tadi menemaninya. “Syukurlah, ya?”

Yushiro yang dibalik dinding itu terkekeh, meraih tusuk konde Tamayo sambil tertawa pelan. “Hegh.” “Hmmp.” “Aku tahu kau tak akan mati..”

Akhirnya dia bisa tersenyum juga, dengan aliran airmata tentunya. Yushiro mencium tusuk konde itu. “Tamayo-sama”













3 bulan kemudian.

“Hari ini adalah rapat pilar terakhir,” Kiriya membuka percakapan. “Hanya kalian pilar yang tersisa dari pemburu iblis, dan sebagian besar kisatsutai gugur, tapi raja iblis, Muzan berhasil dikalahkan,

Maka organisasi kisatsutai hari ini resmi dibubarkan.”







Giyuu dan Sanemi, dua pilar tersisa itu menjawab. “Dimengerti”

“Kalian sudah mempertaruhkan nyawa kalian bertahun-tahun, dan mengorbankan diri demi orang lain.. Maka kami sebagai anggota klan Ubuyashiki, mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya.” Kiriya membungkuk dalam-dalam diikuti [Name], Kanata, dan Kuina.




“Jangan menundukkan kepala anda seperti itu!!” Giyuu menegur. Sanemi bahkan berseru dengan semangat. “Jangan berterimakasih pada kami!! organisasi ini hadir karena klan Ubuyashiki!”





“Kiriya-sama, anda menjalankan tugas dengan begitu baik. Ayah anda, dan seluruh leluhur anda, pasti sangat bangga pada anda,” Giyuu berucap pelan. Perkataan yang cukup untuk membuat anak kecil seperti Kiriya menangis terharu.

“Arigatou..” [Name] hanya menepuk-nepuk Kiriya. Menenangkan emosinya. Yah, meski dia seorang pemimpin kisatsutai, bagaimanapun juga dia juga anak-anak yang berhak mendapatkan masa kecilnya dengan bahagia.








“Giyuu, Sanemi, makan yok!” ajak [Name] sambil berjalan menggunakan kruknya ke depan mansion. Menggeser fusuma.

“Makan? Boleh juga,“ Sanemi tersenyum ganteng. [Name] bertanya ramah. “Bagaimana kabar Genya?”

“Oh, baik-baik saja, semakin menyebalkan,” cengir Sanemi. “Dia melarangku minum amer.” “Iih, Shinazugawa, kau suka amer?”



[Name] memandang buah persik yang menggantung di pepohonan. Menepuk bahu Sanemi. “Agak geser dong.” pintanya sambil mengarahkan kepala Sanemi agar mendongak. “Aku mau nyoba ngambil.” lanjutnya yang lagi duduk di pundak Sanemi.






Giyuu jadi babu gotong-gotong kruk.

Sanemi yang emang lagi gabut geser aja. “... Maaf, Nem, bisa jinjit sedikit, dikit lagi,” [Name] bertanya lagi. Sanemi tak urung jinjit juga.






Colorful | Demon SlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang