clrl . himejima

837 149 12
                                    

Mata mata berjalan di tanah. Menyelinap di gelapnya malam dan menyeruak dalam rumput kering.





Infinity Castle.

“Saya berhasil menemukan 60 persen lokasi kisatsutai..” gumam iblis pembawa biwa. Ia memiliki satu mata, Nakime. Muzan, raja iblis itu tersenyum puas. “Bagus, Nakime, cobalah daerah ini.” telunjuknya mengarah pada peta.”

Nakime memainkan biwanya. “Baiklah..”

“Ubuyashiki, iblis matahari.. Aku akan segera menemukan kalian..”







Latihan di tempat pilar batu.

Latihan pertama.

Jegur air.





[Name] baru 1 menit sudah tepar.

“Nggak, aku harus mencobanya lagi,” [Name] kembali berdiri. Meski tubuhnya sudah beku dari dalam. Nianak kalo soal bundir aja niat.

Lihat tuh tsuguko lain yang ketar ketir liatnya.







Setelah 5 hari [Name] baru berhasil menaklukkan air terjun. Abis itu dia langsung demam tinggi. Alhasil dia dirawat disana. Soalnya nggak ada tenaga buat turun gunung. Mau digotong kakushi—latihannya belum selesai. Malang benar tuan ratu kita ini.

Kanao yang satu jurusan—halah, memberi kompres pada gadis yang sejak kemaren antusias main aer tersebut. Ia sekarang pakai futon supertebal saja masih kedinginan.

Ini kalau Muichiro ngeliat bisa deja vu ibuknya. Ngenes banget.







“panas sekali..” Kanao menatap khawatir. Melihat suhu [Name] yang diperkirakan 38° atau mungkin lebih.

“Kanao, kau jadi banyak bicara ya?” [Name] tersenyum. Kanao tersentak. “E-eh?” mukanya memerah. “Be..begitu?”




“Tanjiro sudah berhasil merubahmu?” cengir [Name] lagi, yang tentu saja membuat wajah Kanao sempurna memerah seperti rambutnya Tanjiro.





Kanao mengibas-ngibaskan tangannya pada wajahnya. “A... Ah..” bingung hendak menjawab apa, ia hanya sanggup menahan kegugupannya.




“Tidak apa, Kanao, perasaan pada lawan jenis itu normal, yang nggak normal itu kalau pada sesama jenis.”

Sang tsuguko Shinobu itu mengernyit parah. Sejak kapan teman masa kecilnya ini jago ngelawak ples ngejamet? Bukannya dia anak alim?

Nggak tau aja [Name] kayak gimana kalau ama Sanemi.





Partner in Crime berdua hiyahiya.




Malam terlihat indah diluar, bintang-bintang bertaburan. Membuat warna gelap yang kontras dengan cahaya gemerlap dan merah di ufuk barat. Matahari terbenam.

“Oyasumi, Kanao.”

“O-oyasumi.. [Name]-sama..”




2 hari seorang [Name] demam. Dia diperlakukan amat baik oleh para kisatsutai yang disana. Untung sekali mereka tahu kondisi, karena [Name] ini wanita, dan ia Ubuyashiki, ngangkat pedang aja udah rekor, apalagi ngikutin latihan kek gini. Dah over hebatnya untuk klan Ubuyashiki. Seketika wejangan hadir beserta seluruh sesajennya. Ga.




4 hari, demam tidak turun-turun. Padahal Kanao udah mau pergi. [Name] pengen ngamuk. Yang bener aja, dia latihan mati-matian satu setengah bulan berujung akhirnya demam?

Rasa terkhianati.

Yang ada jadi beban inimah.





Tapi mungkin ada untungnya juga, sebagai kisatsutai hinoe, dia hanya tidur 3-5 jam sehari. Jika demam, dia bisa tidur hampir 14 jam sehari.

Colorful | Demon SlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang