clrl. koinatsu

1.2K 168 15
                                    

Beberapa bulan.

Gemericik air dari talang bambu terdengar. Suara orang berteriak-teriak semangat dan kunyahan mulut juga terdengar.

“Anda itu, apa tidak latihan?” tanya pria blonde itu sambil mengunyah onigiri.

“Latihanku sedikit berbeda dengan kalian,” gadis bersurai hitam dan berjepit itu menjawab. Melihat Tanjiro dan Boss Inosuke yang sibuk latihan sana-sini.

Zenitsu habis pingsan kejeduk jidatnya Tanjiro, makanya dia istirahat sekalian.








“Apa latihan buat atasan itu sangatlah berat dibandingkan kami?”

“Tidak juga, hanya saja tekhnik berlatihnya menekankan fokus pada satu kegiatan, sehingga masing-masing para hashira memiliki jurus pamungkas milik mereka sendiri,” [Name], gadis itu baru saja selesai ronda—ia pulih lebih cepat. Mampir. Bawain onigiri.






“Ah, begitu,” Zenitsu mengangguk paham.

“Zenitsu-san sendiri? Apa kau punya jurus spesial?”

“Daripada jurus spesial, itu malah satu-satunya jurus yang hanya bisa kugunakan.” keluh Zenitsu. “Aku memang payah~” ia bersandar.

“Itu bukannya bagus? Kau bisa fokus pada satu jurus itu, buatlah lebih kuat, lagi, buatlah lebih kuat, lebih kuat dengan caramu sendiri,” [Name] tersenyum. Zenitsu memiringkan kepalanya, bersandar pada tiang dengan tangan terlipat. “...”





[Name] tertawa. “Apa kau terlihat seperti itu karena belum memiliki tujuan dengan menjadi pemburu iblis?”






“Kalau dipikir-pikir, aku menghargai kakek yang sudah melatihku dengan keras selama ini, karena itulah aku tak boleh menyerah,” Zenitsu mendongakkan kepala keatas langit.

“Zenitsu-san, Jangan-jangan kau seperti itu karena tidak percaya diri dengan kemampuanmu?”





“...jangan merasa rendah dihadapan orang lain, kau memiliki harga diri yang harus kau jaga, kau harus tetap bertarung!”













Seorang Ubuyashiki memiliki pendirian yang kukuh ya.. Aku sedikit iri. Tapi kuakui seluruh perkataannya benar.

Aku hanya menguasai satu pernafasan saja. Dan aku penakut, seberapa keras aku berusaha menghilangkan rasa takutku, itu tak pernah hilang.

Tapi dia memang benar..

“ZENITSU!! AWAS!!”







“Eh?!!!”





Sebuah pedang hampir nyosor ke jidat Zenitsu yang langsung secepat kilat manjat tiang, pedang itu tertancap di tanah. Zenitsu terjatuh lantas pingsan lagi.




“Zenitsu— maaf, apa kau terkejut?!” Tanjiro panik berlari mendekati Zenitsu yang berbusa mulutnya.

“KWAKKK KWAKKKK!!!” Seekor gagak turun di bahu Tanjiro. “Kamado Tanjiro! Cepat ke daerah timur kawakk!!” “Lalu!? Bagaimana dengan Zenitsu!?”

Colorful | Demon SlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang