Gadis itu kuat meskipun sakit yang dihadapinya. Ia mampu menahan segala luka-luka yang ditorehkan oleh orang-orang terdekatnya.
- Fatan Azka Alfaska -•••o0o•••
Mayra tersenyum. "Syala, lo mau jalan lagi sama Haslan?"
Syala gadis dengan rambut hitam legam itu hanya diam.
"Gue ada tugas kelompok sama dia, lo tau sendiri kan gue satu kelas sama dia."
"Gue tau kok, bahkan guru-guru lebih setuju lo sama dia,"
Syala terkekeh.
"Tapi Haslan lebih milih gue, kenapa ya?" ucap Mayra mampu membuat Syala diam.
"Karena lo beda Ra,"
"Beda?" Mayra mengangguk sejenak. "Kayanya lo cemburu ya kalau gue sama Haslan berduaan, pasti lo selalu ganggu." Lanjut Mayra.
"Loh kok ke sana sih?" Syala merasa kesal dengan sindiran yang diberikan oleh Mayra.
"Kenapa Marah?" tanya Mayra mulai memancing Syala untuk mengaku jujur padanya.
"Jelaslah, gue tuh cuma anggap Haslan kayak abang gue, dan lo merasa cemburu Haslan lebih dekat dan punya banyak waktu sama gue?"
"Dekat dalam artian dalam masalah tugas, tapi kayanya lo sampe banget harus selalu ada di samping dia deh,"
"Soalnya temennya Haslan ngasih tau gue kalau kalian pergi kemana, lagi pula gue juga mendesak karena tugas itu penting, gue dan dia adalah perwakilan dari sekolah untuk meraih mendali dan gue nggak akan merusak kebahagiaan lo sama Haslan, May." Jawab Syala sedikit kesal jika Mayra cemburu terhadapnya.
"Lo orang yang gue percaya dan udah gue anggap sebagai saudara gue, May." Ucap kembali seraya mengenggam tangan Mayra namun gadis itu sedikit melepaskan sebagai penolakannya.
Mendapatkan sedikit penolakan membuat Syala berdecih dalam hati.
Haslan lelaki itu datang menghampiri kedua gadis yang sedang asik berbincang. "Hai sayang, jadikan kita pergi?" Tanya Haslan langsung merengkuh pinggang Mayra memeluk erat serta mencium singkat kening Mayra.
Syala hanya tersenyum kecut melihat adegan yang sangat membuat hatinya panas.
"Lan, lo lupa kalau sekarang kan ada tugas kelompok?" sahut Syala, Haslan menepuk keningnya pertanda bahwa cowok itu lupa.
Haslan menatap Mayra. "Terserah kamu," Mayra pergi dengan kekecewaannya.
"Lihat aja seberapa lama lo bisa bertahan sama Haslan, Mayra." Batin Syala dengan segala isi hatinya yang tak menyukai Mayra.
Syala menarik lengan Haslan dan langsung bergelayut manja.
Haslan juga tidak menolak Syala bermanja padanya. Bagi Haslan itu sudah biasa di lakukan Syala padanya.
-OoO-
"Pulang bareng gue mau?" Tawar Fatan dengan motor ninja hitam yang di berikan nama si Ireng .
"Gue takut ngerepotin lo,"
"Yailah, kayak sama siapa aja sih lo."
Fatan turun dari motornya, lalu memakaikan helm putih yang dibeli khusus untuk Mayra.
"Lo emang paling terbaik," ujar Mayra sambil menunjukkan dua ibu jari kepada Fatan.
"Pastilah, nggak kaya cowok lo."
Mayra memukul pelan lengan Fatan. "Tau ah, gue lagi kesel sama dia."
"Buka mata buka hati Ra, mana mungkin seorang cowok mau aja dipegang sama yang bukan ceweknya." Ujar Fatan membuat Mayra dilanda overthinking.
"Iya, Atan." Jika Mayra sudah berucapan seperti itu artinya dia tidak lagi mau membahas.
-OoO-
Mayra takut untuk pulang ke rumah dan lebih memilih untuk singgah ke kediaman rumah Fatan.
"Assalamualaikum Bunda." Panggil Fatan memasuki rumah sederhana yang hanya ditinggali oleh Fatan dan bundanya.
Nana keluar dari arah dapur dan masih memakai celemek seperti sedang memasak.
"Waalaikumussalam, ternyata ada si cantik, masuk yuk." Ajak Nana bunda Fatan yang langsung menarik tangan Mayra untuk masuk.
"Bunda kebiasaan anaknya siapa yang ditarik siapa," gerutu Fatan yang sudah ditinggalkan oleh keduanya.
Nana sangat senang jika Mayra main ke rumah, apalagi Nana sudah sangat hafal tentang hidup Mayra yang selalu diceritakan oleh putra satu-satunya itu.
"Bunda belum selesai masaknya?" Tanya Mayra.
"Iya sayang, abisnya Fatan tumben banget ngucap salam, pasti ada kamu makanya bunda berhenti masak sejenak untuk menemui kamu,"
Pipi Mayra bersemu merah, jika dipikir-pikir kembali mengapa mamanya tidak bisa seperti Nana yang sangat baik dan perhatian?
Nana mengelus rambut Mayra dengan lembut. "Sayang, kalau ada masalah seputar keluarga, kamu bisa cerita sama bunda ya."
Mayra mengangguk seraya tersenyum manis. "Iya bunda."
"Bunda mau masak dulu, Fatan juga lagi mandi, sebaiknya kamu tunggu aja di sofa ya nak." Ujar Nana yang begitu baik.
"Aku boleh bantuin bunda aja nggak? Nggak enak kalau cuma duduk di sofa," jelas Mayra.
"Boleh banget, yuk!" Ajak Nana, lalu mereka menuju dapur yang sederhana.
Fatan terlahir dari keluarga sederhana, sehari-hari Fatan berkerja separuh waktu mengurus sebuah usaha yang dibangun dari hasil kerja kerasnya. Fatan mempunyai sebuah distro baju yang sangat disukai, bahkan karya bajunya paling di tunggu-tunggu oleh kalangan remaja membuat cukup untuk kehidupannya bersama dengan bundanya.
"Aromanya wangi banget pasti masakan Mayra nih," ujar Fatan.
"Ini masakan bunda semua Tan, gue cuma bantu-bantu iris aja kok," balas Mayra membuat Nana terkekeh.
"Sudah yuk kita makan." Ajak Nana.
Semua lauk sudah siap untuk di sajikan dengan sederhana hanya ada sayur sop dan ayam goreng membuat Mayra makan dengan sangat lahap.
"Nambah lagi ya," ucap Fatan memindahkan sepotong ayam goreng ke dalam piring Mayra.
"Makasih," ujar Mayra dengan semangat menghabiskan semua makanannya.
Nana melihat keduanya hanya bisa tersenyum, putranya sungguh sangat penakut jika sudah berurusan dengan wanita.
"Andai saja Mayra tidak punya kekasih, pasti Fatan sangat senang sekali. Coba saja, jika Mayra tahu kalau Fatan suka sekali curhat tentangmu, Mayra." Batin Nana menatap lekat Mayra dengan senyum manisnya.
•••o0o•••
Gimana nih part yang ini? Si Syala diem-diem meresahkan ya. By the way, Fatan idaman nih. Bunda Nana juga baik banget, iya kan?
Kalau mau tahu lebih lanjut, yuk save cerita ini di library kalian, supaya bisa langsung baca pas di update.
Okedeh, tunggu part selanjutnya ya!
Thank you, guyss!.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
HALCYON (END)
Teen Fiction"Sebuah dendam yang berkahir dengan tenang." ©Copyright by buttercup820