"Gue siap menjadi sayap pelindung lo, biarpun gue nggak memiliki sayap, lo akan tetap gue lindungi."
- Fatan Azka Alfasya -•••o0o•••
"Mayra!" Panggil Haslan. Lelaki itu mengejar Mayra yang seperti menghindari dirinya.
"Jangan kaya anak kecil dong!" Peringatan Haslan membuat Mayra berhenti dan menatap Haslan.
"Aku anak kecil?" Tanya gadis itu memastikan kata-kata Haslan.
Haslan mengangguk bahkan tangannya mengepal sempurna. "Iya!"
"Aku tanya, kemarin sore kamu kemana?" Tanya Mayra bahkan respon Haslan hanya diam.
"Kamu lagi-lagi diam, enggak mudah sampai dititik ini, Lan. Jujur aku cape sama hubungan ini lebih baik--" ucapan Mayra terpotong kala tubuh Haslan memeluk dengan erat agar gadis di dalam pelukannya tenang.
"Aku enggak mau kehilangan kamu Ra," ucap Haslan. "Aku enggak mau kita putus." Lanjut Haslan dengan nada lirih.
"Tapi sikap kamu membuat aku capek Lan," balas Mayra melepaskan pelukan yang diberikan Haslan.
Mayra melepaskan pelukannya merasa seperti kehilangan. Namun Haslan juga tidak munafik bahwa hubungannya dengan Mayra terasa hambar. Berbeda jika Ia bersama Syala membuatnya nyaman dengan sikap dan sifat yang tidak dimiliki Mayra.
"Kalau aku cemburu kamu dekat sama Fatan gimana Ra?" Tanya Haslan.
Gadis itu terkekeh. "Kamu nggak sadar diri bahwa kamu udah masukin orang ketiga dalam hubungan kita!"
"Syala maksud kamu?"
Mayra mengangguk. "Kalau iya kenapa?"
"Dia bukan orang ketiga, dia adik aku!"
"Segitunya kamu bela dia. Maka Fatan juga sahabatku."
Haslan berdecak kesal. "CK, sahabat? Tanpa kamu sadari kalau dia suka sama kamu!"
"Perasaan manusia bebas! Nggak usah munafik Lan, jujur aja kalau kamu mulai nyaman sama Syala, gausah deh anggap dia adik kalau pada dasarnya kamu nggak punya ikatan darah."
Bohong jika Mayra tidak sakit hati.
"Lebih baik kita masing-masing, buat kamu dan aku sama-sama berfikir. Aku ngga mudah melepaskan kamu Lan, kita udah beberapa tahun bersama, tapi harus hancur karena masalah sepele kayak gini." Lanjut Mayra melangkah meninggalkan Haslan.
Haslan merasa tersinggung dengan kata-kata yang barusan diucapkan oleh Mayra. Di dalam kalimat tersebut terdapat berbagai makna luka tersirat.
Haslan memukul tembok dengan kasar. "BEGO!"
•••o0o•••
Mayra sudah sangat capek dengan hubungannya bersama Haslan. Awal-awal Mayra mampu bersikap biasa saja, namun lama-kelamaan sikap Syala dan Haslan sudah tidak bisa ditoleransi lagi.
Saat Mayra menangis dibalik bantal, suara pintu terbuka dengan kasar.
Mayra terkejut dan langsung duduk sambil mengelap air matanya. Saat Ia melihat ke arah pintu, ternyata itu adalah Melinda.
"Cepet kamu masak sama beres-beres rumah. Si mbok lagi pulang kampung." perintah Melinda kepada Mayra.
Saat Mayra sedang mengepel dengan seenaknya Svargo melempar sampah dari arah kamarnya.
"Ups, sorry. Gue kira lo lagi nyapu, jadi sekalian gue buang nih sampah, penuh soalnya." ujar Svargo dengan wajah penuh tersemat dendam tersembunyi kepada dirinya.
Sungguh, Mayra merasa sangat kesal karena Ia harus mengulang kembali pekerjaannya. Mayra ingin marah, namun Ia tidak bertenaga untuk membalas perbuatan Svargo pada dirinya. Alhasil, Mayra membersihkan kembali sampah yang dibuang oleh Svargo.
Svargo, lelaki yang kerap dipanggil dengan Argo memiliki watak sama dengan sang ibunya serta memiliki rasa egois dan selalu harus menjadi nomor satu dihati keluarganya. Svargo sangat berbeda jauh dengan sang kakak laki-lakinya yaitu Falzan yang sangat menyayangi serta lebih memilih membela Mayra. Berbeda dengan Svargo, ia sangat membenci Mayra, kakak perempuannya.
"MAH!" Teriak Svargo, Mayra berhenti melakukan aktivitasnya untuk membereskan rumah.
Svargo langsung menjatuhkan dirinya di lantai.
"Argo!" Ucap Mayra. Sungguh gadis itu harus bersiap mendapatkan pukulan kembali akibat drama yang dimainkan oleh adiknya itu.
Melinda yang sedang sibuk dengan handphone harus terusik kala mendengar putra kesayangannya meneriakinya.
Melinda tergopoh-gopoh berlari, matanya terbelalak melihat putranya terjatuh, bahkan Mayra hanya melihat tanpa berniat membantunya.
"Mah, kak Mayra dorong aku gara-gara aku nggak sengaja buang sampah, padahal niat aku becanda tapi dia malah dorong aku mah, sakit mah." Ujar Svargo dengan bualan yang dibuatnya membuat Mayra menggelengkan kepalanya.
"Argo kamu jangan bohong!" Balas Mayra membela dirinya sendiri.
Melinda membantu Svargo untuk kembali ke kamarnya. Svargo tersenyum licik kala bahunya dengan sengaja menyenggol bahu milik Mayra.
Beberapa saat kemudian Melinda kembali sekaligus membawa pemukul tongkat baseball Svargo.
Pukulan tongkat baseball tepat mengenai punggung Mayra. Rasanya jangan pernah ditanya. Mungkin karena Mayra terlalu sering dipukul oleh ibunya, Mayra sudah tidak merasakan sakitnya.
Mayra tersenyum lirih menunduk sekaligus melindungi kepalanya. Biarkanlah badannya penuh dengan lebam dan luka.
"KAMU BERANI-BERANINYA MUKUL PUTRA KESAYANGANNYA SAYA!"
"DASAR ANAK NGGAK TAU DI UNTUNG!"
"SAYA SUNGGUH MENYESAL MEMBESARKAN KAMU!"
Pukulan itu terus memukul tubuh Mayra bahkan Melinda tanpa merasa kasihan terus memukul badan Mayra.
Dibalik kamar, Svargo mengintip dengan senyuman puas dibibirnya. Dramanya selalu menang. Anggap saja Svargo sudah gila membuat drama demi membuat sang kakak perempuan menderita.
"Mah, aku nggak melakukan itu." Lirih Mayra, bibirnya bergetar hebat.
Melinda mendelik tajam. "Masih ngeles kamu!"
Lagi-lagi Melinda memukul Mayra dengan tongkat baseball.
Gadis itu sudah tidak kuat untuk menahan rasa sakit seluruh tubuhnya sudah mati rasa, kepalanya terasa berat bahkan matanya sudah tidak kuat untuk melihat. Akhirnya kesadarannya menghilang.
"MAYRA!" Panggil lelaki itu menepuk pipi Mayra agar terbangun namun sayang tidak ada sahutan. Lelaki berperawakan tinggi itu membopong tubuh Mayra.
Melinda membuang tongkat baseball itu, tangannya gemetar. Melinda bukan khawatir terhadap Mayra,melainkan khawatir akan dirinya sendiri. Ia takut Mayra kehilangan nyawa dan akan memberi masalah pada dirinya yang berkaitan dengan kepolisian.
•••o0o•••
Lagi dan lagi, Mayra tersakiti secara fisik dan mental. KESEL GAK SI SAMA MAMAHNYA MAYRA, JAHAT BANGET RASANYA MAU GUE UNYEK-UNYEK.
BTW, VOTE DAN KOMENNYA YUK!
Wait for the next part! Thank you, guyss!
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
HALCYON (END)
Teen Fiction"Sebuah dendam yang berkahir dengan tenang." ©Copyright by buttercup820