"Jangan melihat hanya karena dari satu sisi coba melihat dari sisi yang berbeda."
-Falzan Alraka--OoO-
Semuanya berkumpul di ruang tunggu, kali ini Haslan menunggu kabar dari kekasihnya yang ditemani oleh Naufal dan Abbas.
Falzan menatap dengan tatapan tajam Haslan. Kedatangan Haslan tidak disambut baik olehnya, maupun inti Astronave yang lebih dulu membawa Mayra ke rumah sakit terdekat.
"Oh ini ngakunya pacar tapi kok main di belakang." Sahut Eyab melirik mengejek ke arah Haslan.
Haslan yang diam merasa tersindir oleh Eyab lelaki berambut keriting itu membuatnya tersadar.
"Maksud lo apaan?" Tanya Haslan.
Eyab bangkit dari kursi menatap jengah serta lirikan maut yang di berikan Eyab. "Merasa tersindir, bagus dong biar sadar!"
Saat Haslan melayangkan tinjuan, Fatan lebih dahulu melayangkan tinjuan tepat mengenai rahang hingga sudut bibirnya robek.
"Gue tau ini rumah sakit, tapi gue rasa lo emang harus sadar diri kemana lo saat Mayra terluka?" Ucap Fatan berwajah dingin dengan kesan aura berbeda.
Abbas maju melindungi sahabatnya itu. "Gue tau sahabat gue salah, apa enggak sebaiknya lo mikir ini rumah sakit."
"Gue tau ini rumah sakit."
"Kenapa lo harus mukul dia?" Tanya Abbas.
"Ketika lo menyentuh Astronave berhadapan langsung sama gue! Kalau pada kenyataannya disindir berarti harus tau diri." Balasnya telak membuat Abbas tidak bisa berkata-kata lagi.
Bahkan Naufal hanya bisa diam mengamati. Naufal lelaki tipikal tidak akan membela orang yang salah lebih baik diam dibanding membela yang salah seperti halnya Haslan yang murni kesalahannya.
"Lan gue mohon pergi dari sini karena kami semua sudah enggak membutuhkan lo!" Tegas Falzan mengusir Haslan secara kasar.
Haslan menarik nafas dalam-dalam, nafasnya sulit dikontrol serasa seperti tercekat di dalam kerongkongannya.
"Gue harus menunggu Mayra bang." Tolak Haslan kekeh dengan pendiriannya.
Naufal sudah menarik lengan Haslan untuk mengikuti apa kata Falzan, namun Haslan tetap kekeh bertahan.
"Gue mohon bang, izinin gue." Haslan sampai memohon bahkan rela menekuk kedua lututnya.
Falzan yang tidak peduli dengan permintaan Haslan, sudah berkali-kali Falzan memberikan kesempatan namun tidak mengubah apapun.
Bahkan Abbas dan Naufal sudah berkali-kali membujuk Haslan supaya tidak kembali memohon.
-OoO-
Kondisi Mayra beberapa hari sudah membaik, pasalnya gadis itu dirawat baik oleh Fatan dan Falzan yang dengan setia menunggu.
Bahkan inti Astronave juga ikut menjaga Mayra.
"Ayo sekarang makan." Ujar Fatan memulai meraih makanan di atas nakas.
Mayra menggeleng kepalanya. "Fatan boleh enggak hubungi Haslan gue lagi butuh dia,"
"Gue coba hubungin dia tapi enggak di angkat." Sahut Falzan menatap sengit adiknya.
"Makan dulu nanti gue coba hubungin dia." sahut Fatan mendapatkan delikan tajam dari Falzan.
Gadis itu tetap dengan keras kepalanya menolak untuk makan sebelum Haslan datang.
Setelah Haslan mendapatkan penolakan dari Falzan, Fatan mendapatkan kabar bahwa Haslan sedang berduaan dengan Syala.
"Bang, Fatan. Gue lagi butuh Haslan, kenapa dia nggak panik dan jenguk gue ke sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HALCYON (END)
Teen Fiction"Sebuah dendam yang berkahir dengan tenang." ©Copyright by buttercup820