"Kata 'percaya' itu sebuah kata namun banyak mengandung unsur mahal di dalamnya."
-Fatan Azka Alfasa-•••o0o•••
Haslan menyuapi Syala mie ramen yang ada di mangkuk. Syala menerima suapan dari Haslan. Syala memasang wajah tersenyum bahagia karena disuapin Haslan.
Sebenarnya Syala melihat Mayra, Syala sengaja meminta Haslan untuk menyuapinya agar Mayra cemburu. Setelah rencananya berhasil, Syala memanggil Mayra dengan sengaja.
"Mayra!" Panggil Syala sambil dadah-dadah ke Mayra.
Haslan terkejut kebingungan, "Mana Mayra?"
Haslan melihat keberadaan Mayra dan Fatan yang sedang berdiri. "Mayra sama Fatan ngapain di sini?"
Mayra yang sedang memperhatikan mereka terkejut karena Syala memanggilnya. Fatan yang ada di belakang Mayra pun melihat arah suara panggilan tersebut. Mayra dan Fatan menghampiri Haslan dan Syala.
"Lo berdua ngapain di sini?" Tanya Fatan.
"Em, gue sama Haslan lagi ngerayain kemenangan kita, sorry ya ngga ngajak kalian," jawab Syala dengan rasa percaya diri.
"Sini duduk," ajak Syala kepada Mayra dan Fatan. Lalu mereka duduk di meja makan Syala dan Haslan.
Rasanya seperti double date, namun tertukar pasangan.
"Kalian berdua kok bisa ada di sini?" Tanya Haslan.
"Gue ngajak Mayra refreshing," jawab Fatan tanpa ragu membuat Haslan emosi.
"Kalian udah pesan makan belum?" Tanya Syala.
"Udah kok," jawab Mayra.
Mereka makan bersama sambil berbincang-bincang. Ketika berbincang-bincang Mayra sempat berpikir, kenapa Haslan tidak mengabari dirinya bahwa sedang bersama Syala.
Selesai berbincang-bincang, mereka pun pergi menuju parkiran motor.
"Ra, mau aku anter?" Tanya Haslan.
Syala yang mendengar ajakan Haslan langsung mencubit pinggang Haslan dan berbisik, "Gak boleh!"
Mayra ingin sekali pulang diantar Haslan, namun Ia ingat bahwa Ia sedang menginap di rumah Fatan, tidak mungkin kalau dia meng-iyakan ajakan Haslan, karena itu hanya akan membuat pertengkaran dalam hubungannya.
"Nggak usah Lan, kamu anter Syala aja biar aku sama Fatan." Jawab Mayra. Syala senang mendengarnya karena Ia bisa berduaan lagi dengan Haslan.
"Yaudah, kamu hati-hati ya." Haslan memeluk Mayra. Syala dan Fatan merasa sedikit emosi melihat mereka berpelukan.
-o0o-
"ANJING!" Umpat kasar keluar dari mulut Evan tak kala lelaki itu memukul-mukul handphonenya dengan kasar.
"WOY INGET HP BELUM LUNAS." Ucap Eyab berkacak pinggang seperti layaknya ibu-ibu sedang memarahi anaknya.
Leo dan Dion berjalan memasuki rumah Fatan dengan sederhana namun entah bagi semua orang yang akan main ke rumah lelaki tersebut akan terasa sangat nyaman meskipun tidak sebesar rumah-rumah mereka.
"Kesel banget gue!" Ucap Evan meraih kembali handphone miliknya.
"Lo kenapa sih Van?" Tanya Leo sambil memasukkan makanan yang sudah di persiapkan bunda Nana.
"Tai pou gue abis, capek-capek gue ngumpulin tai sampe berbulan-bulan, eh dipencetin sama keponakan gue sampe abis!" Jawab Evan.
"Cuma gara-gara tai lo mukul-mukul itu hp?" Tanya Eyab tidak habis fikir kepada sahabatnya yang satu ini.
Evan menatap Eyab dengan tatapan tajam bahkan Eyab yang merasa ditatap mengelus dadanya.
"Lo cari sana orang yang bisa ngecheat biar tai pou gue banyak ada nggaak?!"
"Terus gue harus gimana anjing?!"
Nafas Evan tercekat langsung memeluk Eyab. "Eyab, lo kasar banget sama gue."
Eyab yang dipeluk mendorong kasar Evan. Eyab merasa dirinya kotor benar-benar kotor.
"Kotor badan gue, maafin kekasih masa depanku karena tubuh ini sudah ternodai oleh dia." Eyab memeluk badannya bahkan menunjuk kasar kepada Evan.
"Gue punya sahabat gila semua." Sahut Leo.
"Kesel banget pokoknya gue!" Ucap Evan menghentakkan kakinya.
Eyab menepuk pundak awalnya pelan lama-lama kencang ditambah dengan dorongan. "Cup...cup...anak setan!"
"Bangsat!" Sarkas Evan didorong hingga terjungkal ke depan.
Eyab hanya tertawa terpingkal-pingkal menahan perutnya karena benar-benar iseng dengan Evan.
Biarkanlah Evan dan Eyab sama-sama dengan dunianya. Kini Leo menatap heran dengan Dion.
"Nilai lo turun lagi?" Tanya Leo.
Dion terkesiap dengan pertanyaan Leo namun wajahnya kembali biasa saja.
"Ga." Jawab Dion.
"Terus kenapa lo diam aja?" Tanya Leo agar cepat kembali di jawab.
"Gue butuh kopi." Katanya dengan kebohongan.
Leo menatap ke arah Evan dan Eyab mereka sedang guling-guling menindih tubuh mereka satu sama lain.
Hey! Bukan seperti yang kalian bayangkan. Evan menarik leher Eyab sedangkan Eyab menarik kaki Evan bahkan kakinya Evan digaruk pelan-pelan hingga Evan merasa geli.
"Geli Ngayab, anjing!" Ucap Evan menghentakkan kakinya namun di tahan oleh Eyab.
"Leher gue setan ngga bisa napas ini!" Balas Eyab bernafas dengan hembusan tidak teratur namun tangannya masih setia pada kakinya Evan.
Leo menghampiri lalu memisahkan mereka berdua.
"Baru ditinggal sebentar, lo udah pada kaya gini!" Leo menarik belakang baju keduanya.
"Ampun suhu." Ujar Eyab.
"Ampun, Beta janji tidak akan seperti itu lagi." Ujar Evan.
Setelah keduanya bangkit, Leo berkacak pinggang menatap dingin keduanya itu.
Leo benar-benar pusing dengan kelakuan keduanya bagaimana bisa mereka seperti anak kecil?
"Lo beli kopi sana sama beli seblak." Ucap Leo mengeluarkan sejumlah uang.
Eyab dan Evan menatap satu sama lain bahkan kedua alis mereka menaikan keduanya seperti tanda kode.
"Bertengkar membawa berkah." Ujar keduanya dengan sangat kompak.
"Udah cepet!" Titah Leo mereka berdua langsung bergegas pergi bahkan mereka dengan tidak tahu dirinya meminjam motor milik Dion Vespa klasik.
"Gue minjem bohay dong." Ucap Evan menamakan motor milik Dion dengan sebutan tersebut.
"Bohay aduhai, nanti gue isiin bensin kalau inget." Tambah Eyab.
Dengan terpaksa Dion memberikan kunci motor tersebut. "Udah gue isi full."
Evan langsung mengambil dengan senang hati dan bergegas pamit.
•••o0o•••
KIRA-KIRA SUPRISE APA YA?
MAKASIH BANYAK YANG UDAH NGASIH VOTE :')
JANGAN LUPA REKOMENDASIIN KE TEMEN-TEMEN YANG LAIN YE BESTIE....SEE YOU NEXT TIME.
"SEMANGAT BUAT KALIAN YANG ANAK BARU."
KAMU SEDANG MEMBACA
HALCYON (END)
Roman pour Adolescents"Sebuah dendam yang berkahir dengan tenang." ©Copyright by buttercup820