Hello I'm back! Aku balik nulis buku ini lagi. Maaf banget karena mood-ku yang gaje buku ini dianggurin lama ㅠㅠ author's notes-nya pindah ke atas sini karena mau kasih saran ke kalian untuk baca ulang, in case kalian lupa sama jalan ceritanya hehe. Oiya buku ini ada tanda mature yaa jadi dimohon bijak dalam membaca. Enjoy!Pertandingan kedua berhasil dimenangkan tim Seoul Fox. Kemenangan itu disambut antusias, terbukti dari lolongan para penonton di stadion, terlepas dari asal kampus mereka. Lawan di pertandingan kedua bisa dibilang cukup mudah ditaklukkan.
Yeji mencetak home run sebanyak dua kali.
Dada sang pitcher masih naik-turun dalam tempo cepat saat Jihyo menariknya ke tengah lapangan. Seluruh anggota tim membuat lingkaran besar sambil bersorak, "Seoul Fox! Go to the top!"
Kentara bahwa sang pitcher menikmati permainan yang berhasil dikuasai dengan baik. Gigi-gigi rapi tampak berkilau bahkan dilihat dari jarak agak jauh, tampak dari gusi yang tersibak akibat tarikan otot di sekitaran bibir. Seluruh anggota memasang ekspresi sama meskipun peluh mengucur dan sinar mentari menyengat kulit. Kemenangan ini menandakan satu langkah maju mendekati semi final.
Setelah bubar dari lapangan Yeji masih belum bisa berwajah netral. Sempurna sekali hari ini. Kemenangan berpadu dengan ketidakhadiran kakak tiri beserta keluarganya. Yeji menjadi lebih fokus dalam bertanding, hanya memikirkan ke mana bola melambung, ke mana kaki harus melangkah, bagaimana harus melempar bola.
Hari ini ia mampu menampilkan performa terbaik.
Ia juga tahu Lia datang menonton lagi.
Dan mengiriminya kiss-bye lagi.
"Nyengiiirr teroosss apa nggak kering tuh gigi?"
Yeji mendecak melihat Yujin—padahal ia sendiri sedang menyengir lebar seperti kuda—yang merangkulnya dengan mudah mengingat anak itu lebih tinggi.
"Lo sendiri udah mirip kayak kuda. Jangan deket-deket nanti nular jeleknya."
"Songong banget si kapten mentang-mentang jadi pemain bintang. Habis ini pasti makin banyak yang deketin terus out* sama ciwi-ciwi cantik."
*out: istilah baseball yang menandakan bola meleset atau saat pemain gagal membakar lawannya. Istilah ini dipakai anggota klub baseball untuk mengganti kata 'pergi keluar' bersama orang lain.
"Sorry nih gue bukan pengangguran. Sibuk."
"Ampun yang udah kerja maaahh. Traktir gue lagi dong, kak."
Yeji tidak menggubris. Pikirnya mending uang hasil kerjanya disimpan untuk kebutuhan makan sehari-hari atau menyumbang ke tempat penampungan hewan agar hewan-hewan di sana dapat makan enak. Lagipula Yujin anak orang berkecukupan. Untuk apa menraktir seseorang yang uang sakunya lebih banyak dari dirinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pitch-a-Pat!
FanfictionYeji itu seorang pitcher handal. Suka lempar bola. Tapi kok bolanya sampai ke hati Jisu? Your typical cliché story but not-so-cliché. Kalau kata Yuna: "You know what I mean?" -GxG- harsh words