-1- Perfect Strangers

3.2K 352 217
                                    

Banyak pasang mata tertuju padanya, ia merasa, bukan gede rasa tapi memang terbiasa. Gadis berpakaian lengkap seragam putih-hitam yang sengaja dikecilkan agar mengepas serta blazer biru tua menyerupai almamater kampus berjalan menuju barisan mahasiswa baru. Ia santai saja menggerai rambut hitam legamnya di saat mahasiswi lain mengikat rambut mereka ekor kuda. Alasannya sederhana, ia tidak mau diasosiasikan dengan kuda terlebih rambut indahnya disamakan dengan bagian tubuh hewan itu. Big no.

Seseorang di sebelahnyaーyang memiliki gaya rambut kepang duaーmenatapnya datar. Agak berbeda karena biasanya orang-orang menatapnya penasaran. Langsung saja ia menjulurkan tangan.

"Gue Lia, lo siapa?"

Perempuan itu menyalaminya. "Lee Chaeryeong."

Singkat, padat, dan jelas. Sesuai dengan kemauannya. Anak perempuan bernama Lee Chaeryeong ini jelas berbeda.

"Jurusan?"

"Kimia. Lo?"

Ia tersenyum puas. "Sama."

Pas sekali mereka mengakhiri pembicaraan di saat korlap* melewati mereka.

*korlap: salah satu jabatan staf kepanitiaan resmi untuk OSPEK yang bertugas menertibkan dan menjaga kekondusifan jalannya acara. Biasanya galak, sedikit-sedikit negur dan suka teriak-teriak ke maba (mahasiswa baru).

Lia pikir ia akan lolos dari pengawasan tetapi si mbak korlap itu mundur dua langkah lalu menatapnya tajam dari atas ke bawah. Ia lakukan hal yang sama dan mendapati nametag si mbak korlap. Dua kata bercetak tebal bertuliskan 'Kwon Eunbi' ia pastikan terekam di otak. Setelah itu, Lia bersedekap seakan menantangnya.

"Kamu nggak baca tata tertib? Di sana tertulis mahasiswi harus nguncir rambut, entah ekor kuda atau kepang."

"Nanti, tunggu gerah."

"Ini juga, almet apaan ini? Ini bukan almet kampus kita. Lepas!"

"Lupa ngambil. Kemarin waktu jadwal pengambilan aku masih di Paris. Ya udah sekalian aja aku pake yang mirip. By the way, ini bukan almet yah, kak. Ini blazer Louis Vuitton nomor seri 1A5IRO."

Si mbak korlap bernama Eunbi itu mengepalkan tangan, raut wajahnya geram. Bisik-bisik semakin bising. Lia tidak peduli. Omelan panjang lebar dengan nada tinggi masuk kuping kanan keluar kuping kiri. Padahal hari ini cuma open house yang notabene memperkenalkan UKM (unit kegiatan mahasiswa) kepada mahasiswa baru. Rangkaian terakhir pula. Lia tidak suka dengan orang yang lebay macam mbak korlap ini. Dia seharusnya juga bersantai sedikit karena hari ini rangkaian terakhir. Masa perihal almet dan gaya rambut saja harus dibesar-besarkan?!

"Untuk barisan mahasiswa dari Fakultas MIPA silakan menyebar dan kembali ke lapangan pukul 11."

Lia tersenyum miring ke arah mbak korlap mendengar pengumuman itu. Langsung saja ia menggaet lengan Chaeryeong untuk kabur dari situasi itu. Chaeryeong diam saja dan ikut berjalan cepat ke arah stand-stand UKM yang berjajar sepanjang jalan pinggir lapangan. Sahutan demi sahutan menarik, aneh nan kreatif diujarkan para anggota UKM demi menarik perhatian mahasiswa baru. Lia bergidik ill-feel mendengar beberapa dari mereka melontarkan ajakan bergabung dibarengi gombalan saat ia dan Chaeryeong melintas. Chaeryeong tidak peduli. Ia berjalan cepat menuju salah satu stand di tengah. Ada orang menari hip-hop di sana. Tanpa basa basi, Chaeryeong mendaftarkan diri di sana.

"Dance? Seriously?"

"Iya, napa?"

"Nothing. It's cool."

Kerumunan mahasiswa di stand paling ujung membuat Lia berpaling. Orang-orang yang menjaga stand itu berpakaian jersey baseball garis-garis warna merah, putih, hitam. Satu dari mereka yang menguncir rambutnya ekor kuda, tersenyum lebar lalu memberengut karena lawan bicaranya entah berkata apaーLia tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari orang itu.

Pitch-a-Pat!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang