Seringkali menjelang tidur adalah saat di mana beban dunia seolah ada di pundak kita. Padahal kita hanya diam, menatap langit-langit kamar, mengusahakan diri agar segera terpejam tapi malah tak kunjung terlelap.
Seolah segala salah, segala sesal, segala malu, segala tugas hari itu mengantri untuk dibenakkan. Bahkan tak cukup hari itu. Mungkin penyesalan dan ketakutan kemarin yang tak selesai-selesai. Mungkin tugas pekan lalu yang tak kunjung usai. Mungkin kesalahan bulan lalu, yang tampak terus melekat. Mungkin hal-hal memalukan tahun lalu yang bisa jadi masih ditertawakan orang lain.
Semuanya berbenturan minta dipikirkan. Esok hari pun juga. Bagaimana dengan ketakutan dan kecemasan yang berkelanjutan? Bagaimana dengan tugas-tugas yang tak selesai disempurnakan? Bagaimana dengan masalah-masalah yang tak terhindarkan?
Meski kita berusaha enyah saat sibuk. Nyatanya dalam gelap, sepi dan sendiri, kecamuk rasa dari hari ke hari makin pelik.
Kita tak serta merta bisa lupa. Pada luka yang kita bawa, pada trauma yang kita simpan. Kita tak serta merta bisa terbiasa dengan perpindahan dan perubahan.
Akan ada pikiran-pikiran baru yang terus bergejolak menjelang tidur esok hari, tapi kita bisa memilih. Segera lelap untuk menyelesaikan atau mengerjap dalam gelap tanpa terselesaikan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Change is Coming Soon
Non-FictionPanduan overthinking untuk maba; dari overthinking ke overthinking berikutnya. #nonfiksi-selfimprovement