Oposisi

3 1 0
                                    

Makin besar, makin hebat kita membedakan, makin hebat juga perbedaan membentang. Perbedaan itu memang sudah ada sejak awal, tapi entah kenapa makin tajam di akhir belasan. Perbedaan yang dulu digaungkan sebagai kekuatan dari keberagaman, nyatanya terasa seperti bara yang siap memunculkan api. Entah dunia orang dewasa memang serumit itu atau kita saja yang belum tahu tentang perbedaan di balik perbedaan.

Mereka yang hadir dalam hidup tak lagi sebatas nama dan kesukaannya apa, tapi juga latar belakang dan bisa jadi prinsip hidup. Kita tak lagi meletakkan suka dan tak suka pada karakternya saja, tapi juga latar belakang yang melingkupinya, mungkin itu juga yang menyebabkan mengapa teman-teman dekat di atas umur dua puluhan itu jumlahnya hitungan jari saja.

Menjadi oposisi tampaknya berat. Selain ia harus teguh dengan pihaknya, ia juga harus kuat menghadapi dominasi persamaan di sekelilingnya. Ironinya begini, bisa menjadi oposisi asal diam-diam saja. Karena bergerak akan penuh resiko dan tampaknya diam lebih baik, khususnya untuk melindungi diri sendiri.

Menjadi oposisi juga bisa baik-baik saja, asal mainadaptasinya bagus dan prinsipnya tetap utuh tak tergerus. Untuk membentuk itu,keberanian dan kepercayaan diri harus dibangun terus. Karena menjadi oposisitak semudah menjadi protagonis apalagi menjadi yang apatis.

Change is Coming SoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang