Pada setiap perubahan tempat, ada perubahan suasana dan perubahan tokoh. Pada setiap fase baru, ada perubahan fragmen dan perubahan elemen. Pada setiap perpindahan, ada perubahan arus dan perubahan transisi. Beradaptasi dengan komunitas baru merupakan hal yang jelas dan pasti, tapi menemukan kenyamanan agaknya masih tak tentu.
Bersosialisasi dan menjadi makhluk sosial merupakan dua hal yang berbeda. Sebagai manusia yang menginjak dewasa, definisi teman menjadi rumit sekali. Karena kita mulai mengenal luka dan percaya, tak sembarang yang bisa memasuki kehidupan pribadi kita. Luasnya relasi dan pertemanan belum tak bisa menjadi tanda bahwa dia memiliki banyak yang bisa dipercaya, bisa jadi malah banyaknya luka dan proses menjadi sabar yang didapat.
Tak memiliki peer group bukan berarti juga tak punya teman. Memilih sendirian juga bukan berarti pilih-pilih teman. Jika sebuah perkumpulan menentukan 'siapa' kita, maka kita bebas menentukan ingin jadi 'siapa' kita. Berteman ibarat menjadi rumah, siapa yang bisa masuk lebih dalam dari ruang tamu, siapa yang kita ajak duduk di ruang tamu juga siapa yang sekadar hadir dan kita sapa di teras depan. Karena diri kita berharga, maka hanya orang-orang berharga yang bisa masuk ke rumah.
Circle bukan rumah, diri kita adalah rumah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Change is Coming Soon
Non-FictionPanduan overthinking untuk maba; dari overthinking ke overthinking berikutnya. #nonfiksi-selfimprovement