Yang Telah Jauh Di Sana

3 1 0
                                    

Ponsel ramai, tapi bukan dari teman. Dari tugas yang datang beurutan, dari kerja kelompok yang berdatangan (tapi anggotanya berpergian), dari notifikasi penting tak penting yang mendistraksi kerja-kerja lapangan. Berkejaran dengan penat dan tenggat, berlarian dengan kerja keras dan tugas-tugas, berjalan dengan kelelahan dan target-target impian.

Kadang kita ingin menghubungi seseorang, tapi tidak tahu siapa. Teman baru, belum tentu dekat. Teman lama, sudah pasti tidak lagi dekat. Mereka mungkin punya siklus hidup yang kurang lebih sama seperti kita. Kemudian, kita cuma bisa berkata pelan aahh, kayaknya aku nggak bisa ganggu mereka.

Terengah-engah mengambil napas, meluruskan kaki, memeluk diri. Berusaha dalam pencarian, berusaha menceritakan, tapi tidak menemukan. Seolah ada penghalang yang semakin memberi jarak, bahwa aku dan kamu, kita dan mereka meski bukan orang asing tapi tampak sulit untuk kembali seperti sebelumnya.

Ada ketakutan, takut akan memberi beban. Ada keraguan, ragu karena akan mengganggu. Ada kesungkanan, sungkan untuk didengarkan. Ada kekhawatiran, kekhawatiran karena akan menyusahkan.

Bolehkah sesekali kita datang? Meski isinya kadang membingungkan dan memberatkan, kita hanya ingin didengarkan di tengah dunia asing yang selalu meneriaki kita. Semoga waktumu yang habis karena mendengarkan celoteh dan keluh kesah yang kadang penuh dengan tangisan dibalas dengan hari-hari bahagia yang esok akan kau jalankan. Terima kasih, meski tak memberi solusi. Terima kasih karena sudah (mau) selalu ada di sini.

Change is Coming SoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang