3. Tiada hari tanpa depresi

207 17 3
                                    

Bunyi bell tanda waktu pembelajaran telah menggema di seluruh sudut sekolah. Semua murid berhamburan keluar kelas ingin cepat cepat pulang kerumah mereka masing masing.

Berbeda dengan Eca,Hana,dan Sasa. Mereka malah asik berjalan santai di koridor sekolah yang ramai seperti semut, namun tidak urung juga mereka sering mendapatkan senggolan yang luar biasa akibat beberapa murid yang berlarian tidak melihat kedepan.

"Woy kalo jalan liat liat dong!!! belum juga nih sepatu gue mampir ke jidat Lo!!" teriak Sasa yang membuat beberapa siswa di situ menatap aneh pada Sasa.

Sasa yang masih punya rasa malu yang sangat sedikit pun lantas mulai berlari dari sana, dan pergi keluar gerbang sekolah tanpa memperdulikan keberadaan Eca dan Hana yang terlihat sedang berusaha menahan tawa mereka.

"Emang dasar gak tau malu" celetuk Eca sambil menahan tawanya

"Malahan kamu lebih dari itu Eca" ujar Hana

"Apa?" tanya Eca penasaran

"Sasa gak tau malu kamu malu maluin" setelah mengucapkan kata kata itu Hana berlari keluar gerbang sekolah sama seperti  yang dilakukan Sasa.

Eca yang baru saja sadar dari ngelag nya pun mulai mengejar Hana. Dan ketemu Hana sedang bicara dengan ketua OSIS di sekolah mereka. Dan kebetulan ketua OSIS tahun ini adalah seorang perempuan, dan hubungan antara Hana dan ketua OSIS itu adalah 'Rumah mereka berdekatan' maka dari itu Hana sangat dekat dengan Vina. Atau lebih lengkapnya Viana jianita.

Eca menjadi tidak mood karena teringat sesuatu hal. "Hana aku pulang dulu baiii" sambil menepuk pundak Hana

"Kamu pulang sama siapa?" Tanya hana yang menghampiri Eca

"Om Gojek dong"

"Hati hati ya pulangnya, kalo dijalan jangan main hp" nasehat Hana. Ya begitulah Hana ia sangat perhatian pada semua orang.

"Oke sip, aku duluan kesana ya" Eca menunjuk tempat yang lebih sejuk untuk menunggu Gojek pesanannya tiba.

"Hati hati" teriak Hana, Eca hanya mengangkat jempolnya keatas

Eca sudah sampai ditempat yang ia maksud dan setelah itu ia mengeluarkan hp nya berniat untuk memesan Abang Gojek. Namun ia teringat sesuatu jika uang yang akan ia pakai untuk naik Gojek saat pulang sekolah, sudah ia belikan untuk air mineral Genta dkk.

"ileon, naega wae bujuui hal su issseubnikka" guman Eca sambil memukul kepalanya. Biasa hobi Eca sendari dulu jika melakukan kecerobohan.

"Ih tapi berbagai itu indah, gak papa deh. Kayaknya aku pulang jalan kaki aja kali ini" Eca menghembuskan nafasnya lalu ia mulai berjalan kaki untuk sampai dirumahnya.

"ECAAAA"

Merasa namanya dipanggil Eca pun menolehkan kepalanya ke belakang.
Terlihatlah gerombolan motor datang menghampiri dirinya, dengan ciri khas motor tersebut terdapat stiker yang Eca tidak mengerti.

Bingung merespon seperti apa, Eca memilih diam saja. Setelah gerombolan motor tersebut memblokir jalan para siswa untuk lewat. Bagas dengan santainya berucap.

"Lo semua trobos,gue giling nih motor kalian"

"Hahaha, serem amat lu sodara" ucap Abas

"Biarin sekali kali gitu, biar dikata kembarannya bapak Genta" Genta hanya melirik malas. Lagi lagi namanya di sebut.

"Kamu mau pulang ca?" tanya Kennan sembari turun dari motornya

"Iya kak" ucap Eca sambil tersenyum

"yuk bareng sama kakak" ucap Kennan menarik tangan Eca sesuka hatinya

ELCYANELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang