12. Tidak seperti eca

97 11 0
                                    

"Maaf jika saya sering menggunakan kata 'gue' 'aku' dan 'saya' karena sebenarnya saya 3 orang yang berbeda Namun dalam 1 tubuh yang sama"
-Eca.

************

Saat ini seluruh angkatan kelas di beri jam kosong oleh bapak/ibu guru di karena kan mereka ada rapat untuk membahas ujian yang akan datang.

Eca yang gabut dan tidak tau mau berbuat apa di kelas memilih keluar untuk mencari udara sejuk. Ia pergi sendiri karena tidak sedang mood berbicara dengan siapapun.

Di koridor koridor banyak siswa/siswi yang menyapa Eca ketika mereka berpapasan. Dan hanya di balas dengan anggukan kepala serta senyum tipis khas Eca.
Eca sedang tidak mood, ingat!!!

Kakinya yang tidak terlalu panjang itu membawa tubuh Eca ke suatu tempat yang cocok dengan kesendirian Eca.

Taman. Pilihan yang terbaik untuk menenangkan hati, pikiran, serta jiwa raganya.

Ia memilih tempat duduk yang paling belakang jauh dari penglihatan orang orang. Dengan headset yang terpasang di telinga, Eca menikmati angin sejuk yang menerpa dirinya. ia mendongakkan kepalanya keatas melihat awan yang memancarkan keindahannya. Eca sangat menyukai awan.

Baginya awan bisa terbang bebas kemana saja yang ia mau tanpa khawatir ada yang mencari mereka, sedangkan dirinya harus di kurung dan di beri batasan atas segala hal.

Dirinya melamun banyak pikiran pikiran yang masuk kedalam otaknya. Dalam hati Eca ia ingin sekali melampiaskan semua yang ia pendam selama ini.

Lirik lagu yang ia dengar saat ini membuat suasana hatinya semakin kacau.

"Tak perlu khawatir ku hanya terluka"

"Terbiasa tuk pura pura tertawa" kekeh sinis Eca yang kembali mengingat arti dari bait lagu itu di kehidupannya

"Namun boleh kah sekali
saja ku menangis....."
Pandangan Eca kosong kedepan

"Sebelum kembali membohongi diri...."
Ucap lirih Eca sembari menetas kan air matanya.
Begitu lirik terakhir dari lagu yang diputar berulangkali oleh dirinya.

Bibir Eca bergetar menahan isak tangisnya.
Ia menundukkan kepalanya, tangannya yang mencengkram erat dan menjambak rambutnya sendiri.

Bangs*t , t*i , gobl*k , bodoh , anj*ng ,
KENAPA HARUS KAMBUH SEKARANG SIH ANJ!! ECA BODOH!!!!. Mengumpat sambil berteriak, namun ia tahan. Dirinya masih sadar bahwa ini adalah tempat umum.

Ia berganti meremas erat perut bagian kanannya dan memukul dadanya yang terasa sesak.

"Eca kamu ngapain sih, berhenti" sentak kennan yang kebetulan ia lewat di sekitar taman belakang sekolah ini.

"Sakit kak!!" Teriak Eca

"Kamu pukul kayak gitu gak bakalan berhenti sakitnya!!"

Eca mendongakkan kepalanya. Ia selalu menyakinkan dirinya sendiri bahwa aku adalah anak yang kuat. Ia selalu mengatakan itu ketika penyakitnya kambuh.

"AARRGHH SEMUANYA GAK ADA YANG PEDULI SAMA AKU!!!"

"AKU ELCYANELIA ANAK PEMBAWA SIAL, ANAK DURHAKA, ANAK TIDAK TAU DI UNTUNG. IYA BENAR SEMUA ITU ADA DALAM DIRIKU!!!"

"KALIAN BILANG AKAN MEMBUNUH KU JIKA AKU MEMBUAT KESALAHAN LAGI, AYO BUNUH AKU, BUNUH!!!!"

Eca berteriak melepaskan semua amarahnya selama ini. Ia sudah capek menghadapi ucapan yang selalu terdengar di kepala dan telinganya. Eca menutup telinganya dengan tangan yang bergetar hebat serta air mata yang menetes deras. Ia menangis dan berteriak tanpa suara.

ELCYANELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang