Jam, 22:36
"Dari mana kamu?" Papa Eca sudah menunggu Eca sendari tadi
"Habis event" ucap Eca yang sedikit ngengas.
"Event event apa, main keluar dua hari tidak pulang pulang kerumah mau jadi apa kamu hah"
Ctass...
Satu cambukan melayang di lengan Eca.
"Pulang malam hari, kamu gak lihat sudah jam berapa sekarang. Mending tidak usah pulang sekalian. Anak perempuan tidak tahu di untung!!!!" Ucap papa Eca sekali lagi, dan sekali cambukan lagi beliau layangkan pada Eca yang tampak diam saja tidak membalas sama sekali
Eca menghembuskan nafasnya. Ia sudah menduga hal ini akan terjadi. Padahal papanya sendiri juga sudah menyetujui jika Eca di perbolehkan ikut acara itu, bahkan dirinya sudah menandatangani kertas daftar hadir.
"Papa sendiri yang bolehin Eca ikut, kok malah salahin Eca!!!" Ucap Eca yang juga berteriak pada papanya.
"Hah melwan lagi, dibilang orang tua itu di dengar. Kamu di didik biar jadi perempuan yang benar malah jadi anak nakal!!!"
Dengan penuh emosi dan kemarahan yang sudah mendarah daging sendari tadi,
Papa Eca terus menerus mencambuk Eca."Anak tidak tau di untung, masih mending kamu saya tampung, saya kasih makan, saya pelihara. Tapi tidak tau berterima kasih sama orang tua!!!"
Papa Eca membentur kan kepala Eca di dinding, dan menendang nendang seluruh badan Eca. Hingga Eca merasakan sakit yang dulu pernah ia rasakan.
Haha, welcome pain.
"Mau jadi apa kamu nanti, anak berdosa. Dasar anak pembawa sial kamu. Mati saja kamu. Mati....mati....mati...."
Ujar papa Eca sambil membabi buta memukul,menendang, dan mencambuk Eca dengan sekuat tenaga. Ia akan melampiaskan semua amarahnya pada anaknya.
"Pulang tengah malam sama anak laki-laki yang tidak benar, mau jadi apa kamu. Papa kasih kamu sekolah biar pintar malah jadi bodoh begini ini....ECAA!!!"
ucpa papa Eca. Dengan di akhir kalimatnya ia membenturkan kepala Eca sekali lagi di dinding dengan keras. Hingga menimbulkan suara yang sangat keras.
Bagian tubuh yang selalu menjadi sasaran pukulan papa Eca adalah Kepala. Papanya sering sekali memukul Eca di bagian kepala.
"Sudah stop!!! Tidak usah lagi ikut acara acara seprti itu. Acara taek pulang kok tengah malam begini."
Ucap papa eca yang sekali lagi menendang tubuh Eca sebelum ia masuk ke dalam kamarnya.Eca yang masih terlungkup di pojok dinding pun mulai mengatur nafasnya yang tersengal-sengal akibat bagian dada (jantung) nya juga ikut di injak oleh sang papa.1
Dengan rambut acak-acakannya, luka di sekujur tubuhnya yang mulai membiru, badannya yang bergetar hebat, serta dadanya kembali kambuh dengan rasa sakit yang hebat.
Eca berdiri memasuki kamarnya dengan pandangan sayu.
Mama Eca tidak bisa melakukan apapun selain berdiam diri dan tidak ikut campur dengan suaminya, jika ia ikut campur dirinya juga akan kena imbasnya.
Ia sangat tau bagaimana sifat suaminya, jika marah suaminya tidak akan segan segan membunuh keluarga sendiri. Seperti yang suaminya pernah ucapkan dahulu.temperamen adalah sifat-sifat yang berhubungan dengan emosi (perasaan). Misalnya pemarah, penyabar, periang, pemurung, introvert, dan sebagainya. Sifat emosional ini adalah bawaan (keturunan), sehingga bersifat permanen dan tipis kemungkinan untuk dapat berubah.
Dan Eca memiliki hal semacam itu.
Namun di lingkungan sekolah ia tidak akan memunculkan sifatnya yang satu itu. Ia akan memakai topeng keceriaan sehingga orang orang akan susah menebak sifatnya.
Di dalam kamar,
Eca diam di atas kasurnya tanpa mau bergerak sedikitpun.
Ia masih mengingat setiap kata demi kata yang di lontarkan papanya kepada dirinya.Sakit, bagi mereka yang baru mengalami hal seperti ini.
Dan....
biasa saja, bagi Eca yang sudah mendapatkannya sendari kecil.Eca selalu memikirkan bagaimana jika dirinya adlaah orang lain, mungkin mental orang itu akan terguncang dan yang lebih parahnya ia Kana merasakan trauma yang sangat berat.
Tetapi ini adalah Eca, ia sudah biasa menghadapi hal seperti ini.
Jika boleh jujur, Eca sebenarnya juga sakit hati mengapa orang tuanya sampai berbuat hal seperti ini.Eca mengaku jika ia sering membentak dan berucap kasar pada orang tuanya, tetapi keduao rang tuanya menganggap itu sebagai hal yang tidak pantas dan Eca harus mendapatkan penghakiman atau hukuman.
Memang benar....
Tetapi jika orang tua Eca lebih mengerti kepada anaknya, mereka pasti akan tau bahwa yang dilakukan Eca adalah sebagai bentuk pembelaan diri atas orang yang berbuat sesuka hati padanya.
Dan hal seperti itu sudah tertulis jelas di buku undang undang negara
🔥🔥🔥
My dad always said this:
"Just die you don't know in profit,
damn child,
Children are disobedient to their parents
And other such.
But I always thought, maybe what they said about their child was true and I realized that my presence in their midst was not that important and was always isolated."or in Indonesian:
Papa ku selalu berkata begini,
"Mati saja kamu tidak tau di untung,
Anak pembawa sial,
Anak durhaka pada orang tuanya
Dan lain semacamnya.
Tapi aku selalu berfikir, mungkin yang diucapkan mereka tentang anaknya ini benar dan aku sadar ternyata kehadiran aku di tengah tengah mereka tidak begitu penting dan selalu di asingkan."Eca lelah, ingin berhenti tetapi ia harus terus berjuang untuk satu cita citanya yang sangat ia idamkan.
SAMPAI DISINI.
Sekian untuk episode 6
ELCYANELIA hari ini.I hope you like my story.
Kirim cinta banyak banyak untuk Eca and friends.💛💛💛Jangan lupa follow Instagram :
@cinciaagelyca
@wp.cinciaagelycaSalam saya author ELCYANELIA
See you in the next story👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
ELCYANELIA
Novela JuvenilElcyanelia Farishta atau kerap di panggil Eca sama seperti kebanyakan gadis yang lain ia adalah sosok yang humoris, kadang sedikit lebay dan kadang sedikit cengeng, humble dan friendly akut. Namun semua orang hanya mengenal Eca dari satu sisi, sisi...