Rencana Kedua

441 21 3
                                    

Ditempat yang sudah mereka tentukan.Disebuah rumah kosong diujung jalan yang hanya terhalang dengan pagar besi yang sudah berkarat,sepertinya sudah lama tak berpenghuni.Hanya terdapat pohon flamboyan yang berdiri kokoh dengan indahnya.

Pandangan Virendra menatap tajam keujung jalan dengan dedaunan kering yang jatuh berserakan menambah keindahan sekaligus kesunyian.

Virendra memejamkan mata menghirup udara sedalam-dalamnya bersandar pada sebatang pohon Flamboyan,nyaman sekali rasanya.Terdengar kicauan burung saling bersautan menggambarkan harmoni kehidupan.

"Woiiii,temen-temen ada musuh!"Teriak salah satu temannya.Virendra membuka mata menoleh kearah sumber suara.

"Brengsek."Gumamnya.Menatap tajam kearah musuh bebuyutan sekolahnya.Virendra tersenyum menyeringai dengan rahang terkatup kesal.Sisi lain dari diri Virendra sudah mulai muncul dengan sendirinya.

Mata elangnya menatap mereka satu persatu.Dengan tersenyum meremehkan."Mana ketua kalian?"Tanya Virendra santai.

"Jangan banyak bacot lo."Terdengar suara salah satu dari mereka mencoba menyerang Virendra.Virendra mengangkat alisnya dan bersikap santai.

"Mau duel satu lawan satu,apa mau keroyokan?"Ujar Virendra masih bersikap santai dengan menyandarkan tubuh kesebatang pohon Flamboyan,memasukan kedua tangan kesaku celana abu-abunya.

"Gak usah banyak bacot lo."Virendra tersenyum tipis kearah cowok yang berbadan cungkring dengan mengacungkan parang kearah Virendra.

"Sini lo maju satu persatu."Virendra menggerakan jari tangan memberi tanda untuk mereka maju.Salah satu diantara mereka yang berbadan subur dengan sombongnya mendekat kearah Virendra.

Belum sempat cowok yang berbadan subur itu mendekat kearah Virendra.Tiba-tiba Reno mencekik leher tu cowok dari belakang.Aneh,dateng dari mana si Reno tiba-tiba muncul gitu aja.Virendra tersenyum miring masih dengan posisi santai.

Melihat salah satu temannya berada ditangan Reno,membuat mereka menyerang kearah Reno.Dengan sigap Reno mendorong cowok yang entah siapa namanya itu jatuh tersungkur ketanah.Salah satu dari mereka menyerang Reno dari belakang.Cowok yang berbadan cungkring itu dengan hitungan 1 menit mampu dilumpuhkan oleh Rayen yang tiba-tiba loncat dari atas pohon.

"Brengsek."Seru salah satu diantara mereka yang berbadan tinggi,namun sayang tanpangnya biasa saja,tidak ada yang spesial.Malah lari tunggal langgang menjauh dari ketiga cowok keren ikuti beberapa temannya.Siapa lagi kalo bukan Virendra,Reno dan Rayen.

Ternyata bukan hanya mereka bertiga tapi masih ada Revan,Reyan dan Radith.Coba lihat deh keatas pohon Flamboyan.Terlihat Radith dan Reyan yang asyik nangkring diatasnya dengan wajah cengengesan.Nampak Revan berdiri bersandar pada pagar rumah kosong yang tak jauh dari mereka.Lantas melempar senyum kearah kelima sahabatnya.Beh,senyuman Revan bikin kelepek-kelepek,ces langsung kena kehati bagi siapapun yang melihatnya.

-----------------------------

Virendra POV.

Dulu sekali,pada salah satu bagian hidupku yang menyedihkan,aku pernah memiliki sahabat yang super hebat.Namun,takdir jugalah yang menentukan segalanya.Peristiwa dua tahun lalu yang tidak akan mudah untuk aku lupakan.Sebuah kenangan yang sangat menyakitkan akan sebuah kehilangan.

Aku mencoba memejamkan mata.Menghela napas dengan perasaan gundah mencoba tersenyum.Namun,sebuah senyum getir.

Disinilah kisah ini akan berlanjut.Entah bagaimana endingnya,yang pasti daya tarik seorang Runa mampu membuatku seperti orang gila.

Tapi,entah mengapa,aku yakin bahwa,Runa pun memiliki perasaan yang sama terhadap ku.Membayangkan itu mampu membuat hatiku senang.

Mungkin kalian berpikir,mana mungkin."Seorang Virendra yang terkenal dengan sebutan pangeran es dari kutub utara bisa jatuh cinta pada seorang cewek yang bernama Runa.Cewek yang baru dikenalnya."
Tapi,apa daya memang itu yang aku rasakan sekarang.

"Mas .. "Vio melongok memanggilku dengan menyembulkan kepala dari balik pintu kamarku.Aku menoleh dan tersenyum sekejap.

"Ada apa dek?"

"Di panggil bunda kebawah."Aku beranjak dari kasur empuk ku berjalan keluar kamar dengan mengacak-acak rambut adik tercinta ku gemas.

"Aishhh,mas mah." Vio Memasang wajah cemberut.Aku hanya terkekeh melihat tampangnya.

"Bunda,mas Virendra ni!"Teriak mengadu ke bunda.

"Mas,adeknya jangan digodain dong.Ayo,cepet sini kamu turun."Seru bunda dari bawah.

Aku mencondongkan tubuhku dan melongok kearah bunda."Ya,bunda sebentar lagi mas turun."Bunda hanya tersenyum menatap ku dari bawah.

Kini aku sudah berada dibawah,lebih tepatnya diruang keluarga.Terlihat ayah yang tengah memandang wajah cantik bunda penuh cinta.Bunda yang ditatap seperti itu hanya bersikap biasa saja.Aku tau Ayah begitu sangat mencintai bunda.Ayah,sering sekali menceritakan kisah cintanya semasa muda dulu.Betapa susahnya mendekati seorang Arayu Yunandita Parasewita,yang kini sudah sah menjadi nyonya Antaress.Lihat saja buktinya ada aku dan Vio.

Vio cenderung lebih mirip dengan ayah,sedangkan aku lebih mirip bunda dari sufatnya.Tapi,kalo dari wajah Vio mewarisi paras cantik ku ini.Yang diusianya yang sudah.tidak.muda lagi masih terlihat sangat cantik.Lihat saja ayah yang tengah menatap bunda dengan tatapan memuja.

"Diass,udah dong jangan terus kayak gitu."Ayah,malah tersenyum kearah bunda.Senyuman menggoda.

"Abis,ini kita bikin ade ya,buat mereka berdua."Goda Ayah.Bunda mendaratkan cubitan mautnya ke perut ayah yang terlihat masih six pack.Perlu diralat bukan six pack melainkan eight pack.

Lihat saja dalam hitungan ketiga Vio pasti akan berteriak tidak setuju dengan usulan ayah menambah adek untuk ku.

1 ....
        2 .....
                  3 ..... Dooooorrrrrr

"Vio gak mau punya adek!" Teriak Vio memasang kesal dengan kedua tangan dilipat kedepan dada.Benerkan apa yang aku bilang.Ayah malah terkikik dengan memeluk pinggang bunda posesif.

"Huh,ayah mesum."

"Udah,ya anak-anak ayah mau nananina dulu sama bunda. "Dengan menggendong tubuh mungil bunda ala brydal style.

"Diass,apa-apaan si kamu?"Teriak bunda."Malu udah tua mamasih aja mesum.ini kadar kemesumannya bukan berkurang ini malah bertambah.Membuatku tersenyum sendiri."Apa,iya aku akan seperti ayah jika aku menikah dengan Runa nanti."Sebuah pemikiran bodoh.hehe.~

"Tuhan apapun rencana mu,satu yang ku mau hanya dia dan bukan yang lainnya."Doa ku dalam hati. "Aamiin.~

--------------------------

Haii ,, Haiii manaaa nii suaranya,cok sepii sii .. ??

Gimana-gimana,ada yang kangen sama Mamass Virendra gak .. ?? Dan diantara para tokohnya siapa yang paling kalian sukaaa beserta alasannya :) aku tunggu yaa Coment'a :) :D ... Makasihhhh :) :D Gomawooooo :D




Never Say Good ByeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang