Teduh Kasih

366 19 7
                                    

Virendra POV

Aku meraih kunci motor dan mengegasnya sekencang-kencangnya membelah kemacetan jalan Jakarta menuju rumah gadis ku, maksud ku ke rumah Runa.

Seperti ada dorongan dalam hati untuk segera sampai kesana, tanpa sengaja aku mendengar pembicaraan Vio dan Runa ditelpon. Tanpa tedeng aling-aling aku meraih handphone Vio.

Aku dapat mendengar rasa ketakutannya dari seberang telpon sana.

"Hallo,mba Runa!"

"Iya."

"Mba Runa kenapa?" , tanya Vio panik.

"Aku takut."

"Mba tenang dulu."

"Iya."

"Hallo, Runa ini aku Virendra, tetap diam ditempat tunggu aku sampai aku datang kesana!", seru ku.

"Virendra.....?!", teriaknya. Aku dapat mendengar Runa memanggil namaku dengan isak tangis ketakutan.

Tidak ada 30menit aku meliuk-liukan motor ditengah jalanan tidak jarang di antara mereka yang meneriakan sumpah serapah karena kegilaan ku mengendarai motor. Aku tidak peduli akan umpatan dan sumpah serapah mereka yang paling utama saat ini Runa. Aku harus segera sampai kesana.

Tepat didepan rumah Runa sudah ramai, terlihat beberapa polisi disana. Segera ku edarkan pandangan ku ke seluruh penjuru dan berlari ke dalam rumah Runa mencari sosoknya.

Dari bawah aku menemukan tubuh mungilnya yang berlari menuruni anak tangga menghambur kearah ku.
"Aku takut!", serunya masih terus menangis.

"Sssst, tenang ada aku disini semuanya akan baik-baik saja!", kata ku menengkan gadis ku ini dengan menepuk-nepuk punggungnya.

"Ratna!", seru ku. Runa pun mendongakan kepala menghadap kearah ku. Ekspresi macam apa yang dia tunjukan pada ku.

"Kamu kenal Ratna?", tanyanya menoleh kearah Ratna bergantian menatapku penuh tanda tanya. Ratna yang  berada dalam pelukan ibu-ibu cantik aku rasa dia ibundanya Runa karena kemiripan dari segi wajah paras cantiknya.

Aku mengangguk mengiyakan, Ratna yang melihat ku langsung menghambur kearahku. Aku dapat melihat Runa mengerutkan dahinya.

"Mas..." , suara Ratna terdengar memilukan. Ku rengkuh tubuh ringkihnya yang semakin kurus dan beberapa luka memar dari wajah dan tangannya.

" Kamu kenapa?", tanya ku. Ratna semakin meneggelamkan wajahnya dalam pelukan ku dengan tubuh gemetar menahan tangis.

Jangan tanya dari mana aku dapat mengenal Ratna. Ratna adalah anak tante Rika teman arisan bunda. Aku mengenalnya ketika bunda.mengadakan arisan dirumah tanpa sengaja Ratna menumpahkan jus yang mengenai kaos yang ku kenakan waktu itu.

Ratna yang berparas cantik dengan rambut ikal sebahunya, matanya yang hitam bersinar dan senyuman ceria yang tersungging dibibir mungilnya. Membuat siapa saja terpikat akan kecantikannya.

Bagaimana bisa wanita cantik yang ku kenal, sekarang terlihat mengenaskan seperti ini. "Apa yang terjadi dengannya? siapa orang yang dengan tega melakukan hal semacam ini?", berbagai macam pertanyaan ada dalam benak ku sampai terdengar panggilan salah satu suara yang familiar untuk ku.

"Ratna!" Ya, itu suara tante Rika. Ratna menoleh ke sumber suara.

Ratna menatap ku sendu aku menganggukan kepala memberi kekuatan.

Tante Rika mendekat kearah kami dengan berlinang air mata tante Rika memeluk Ratna.

Aku meninggalkan tante Rika dan Ratna memberi ruang privasi untuk mereka berdua.

Never Say Good ByeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang