Langkah awal

555 24 1
                                    

"Eh, gerombolan siapa tu yang dateng?" tanya Reyan dengan memicingkan mata agar terlihat lebih jelas.

"Mana?" Tanya Reno menoleh.

"Itu.....!" Jawab Reyan sambil menunjuk.

"Itu...Polisi.....!" Seru Reno.

"HUAAAAAAAAHHH...KABUR MAN KABUR......!!!!!! Teriak Radith disusul kepanikan anak-anak yang lainnya.

"Kabur kemana ni Virendra?," tanya Reno panik.

"Kemana aja yang penting kita selamat!" Seru Virendra.

"Gimana ni Van? Harus ngapain kita? Mau lari kemana ni, lewat mana ni?!", tanya Reyan sambil lari tunggang langgang.

Mereka berenam pun akhirnya dapat menyelamatkan diri bersembunyi kedalam sebuah gudang sekolah yang sudah lama tak terjamah. Terlebih suasana sekolah yang sepi berhubung ini sudah hampir sore mana ada orang sekali pun ada itu hanya penjaga sekolah. Tempat ini juga mereka yakini tidak dilewati orang berhubung tempatnya yang terpencil. Jadi, aman membawa keberuntungan tersendiri bagi mereka.

"Sarang penyamun ni!", seru Radith mengedarkan matanya keseluruh penjuru.

"Berisik lo!," Reno melotot kearah Radith yang dibalas dengan cengiran khasnya.

"Yang penting kita selamat." Kata Reyan menghela napas.

"Sial kesannya kita udah kayak penjahat kelas kakap aja dikejar-kejar kayak gitu tadi!" Seru Rayen.

"Lo mah bukan hanya penjahat kelas kakap lebih dari itu. Lebih tepatnya penjahat Kelamin!" Seru Radith tertawa terpingkal-pingkal di ikuti tawa Reno dan Reyan. Virendra dan Revan hanya tersenyum melihat sahabat-sahabatnya itu.

Rayen mendengus kesal kearah sahabat-sahabatnya. "Sial!" Serunya. Lalu ikut tertawa terbahak-bahak.

"Tu polisi tau aja ada kita mau nongkrong disitu." Kata Reyan.

"Mungkin mereka iseng kali ga ada kerjaan." Celetuk Radith.

"Itu kan emang tugas mereka." Kata Rayen menimpali perkataan Radith.

"Kayak gak pernah muda aja, orang nongkrong malah dikejar-kejar kayak kita maling ayam aja." Kata Reno mendengus kesal.

"Yee, bokap lo jugakan polisi." Kata Revan yang kini bersuara. Reno menoleh kearah Revan.

"Kalo bokap gue beda ceritanya gak masuk itungan." Kata Reno.

"Bokapnya polisi anaknya kayak gini!" Seru Virendra.

"Gini-gini jugakan gue masih bisa berguna karena bergaul sama kalian aja makanya gue kebawa, selagi masih bersifat positif kenapa nggak?!" Jawabnya.

"Bersifat positif apanya? Yang ada lo mah ngerugiin anak orang!" Seru Radith dengan masih terkekeh geli kearah Reno.

"Ngerugiin siapa? Tanya Reno kesal.

"Tu cewek-cewek yang sering lo modusin." Jawab Radith terkekeh.

"Kalo itu ceritanya lain lagi." Jawab Reno dengan terkekeh juga.

"Yang penting kita gak make narkoba apalagi ngegele, kalo masalah selain itu mah wajar-wajar aja!" Seru Revan.

"Iya, betul!" Seru Reyan.

"Kalo ikut tawuran, nongkrong-nongkrong dan modusin cewek mah wajar sebagai kenakalan remaja seumuran kita. Tapi inget 'SAY NO TO DRUG'!" Seru Virendra. Revan, Reno, Radith, Reyan dan Rayen hanya mengangguk setuju.

"Senakal-nakalnya kita jangan sampai terjerumus ke lubang hitam yang bernama NARKOBA!" Seru Radith.

"Tapi gak dibenarkan juga untuk masalah tawuran bukannya tugas kita sebagai seorang pelajar itu belajar!" Seru Reno yang dibalas anggukan mantap kelima sahabatnya.

Never Say Good ByeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang