Ada apa sebenarnya dengan ku.Kenapa aku merasakan sakit hati sendiri hanya dengan melihat Virendra dipeluk mesra oleh perempuan berparas cantik itu.
"Rasanya ... "
Aku menarik napas dengan memejamkan mata menetralisir perasaanku yang aneh ini.
Bayangan Virendra dan perempuan itu yang entah siapa namanya mampu membuatku uring-uringan sendiri seperti ini.
"Huuftt ... " Aku menghela napas panjang dengan menelungkupkan wajahku kebawah bantal.
"Sayang." Terdengar suara lembut bunda dari balik pintu kamar memanggilku.Aku melangkahkan kaki membuka pintu kamar ku lihat bunda tersenyum mentapku.
"Kenapa bunda?"
"Ada temen kamu dibawah."
"Siapa bunda?"
"Dia bilang Virendra,namanya." Seru bunda.Aku terkejut sumpah sangat terkejut mendengar teman yang menungguku dibawah adalah.Virendra.
"Vi .. Virendra .. " Seruku dengan tak percaya menatap bunda.
"Udah,sana kamu temui saja dulu."Suruh bunda.Dengan prasaan tak karuan aku menuruti perkataan bunda dengan menuruni anak tangga.
Sesampainya dibawah aku dapat melihat tubuh tinggi tegapnya tengah berdiri didepan teras dengan tersenyum kearahku.Aku bahkan tidak peduli dengan kaos Sponge bob dan celana pendek yang ku kenakan.
Tatapan matanya menatapku sendu."Ada apa dengan dirinya?"
Aku merasa canggung sendiri ketika mataku dan matanya saling bertemu.
"Hmm,ayo masuk." Ujarku.
"Disini aja."
"Silahkan duduk." Aku mempersilahkan Virendra duduk dibangku rotan.Suasananya terasa hening tidak ada yang berbicara,kami sibuk dengan pikiran kami masing-masing.
Aku menoleh kearah Virendra wajah tampannya membuat hati ku jadi tak karuan.
"Semoga saja dia tidak tahu debaran hatiku ini." Gumamku dalam hati.
Virendra menoleh kearahku membuatku salah tingkah sendiri. Ku palingkan wajahku kearah lain.
"Yang tadi itu ... " Ujarnya menatap nanar kearahku. Aku menoleh kearahnya menatapnya nyeri.Mengingat bagaimana perempuan itu menggamit mesra seperti itu seperti ada lubang angin didalam dadaku.
"Tidak apa,aku tau pacar kamu cantik,ya?!" Kataku tersenyum miris pada diri sendiri.Entah kenapa aku mengatakan perkataan bodoh seperti itu.Virendra menghela napas menatapku sendu.
"Dia,bukan pacarku." Tuturnya.Mendengar Virendra mengatakan hal itu hatiku seperti baru disiram air es nyes terasa sejuk. Aku dapat merasakan senyum merekah diwajahku.
****
Virendra PovEntah ada dorongan apa hatiku merasa bersalah melihat mata Runa yang berkaca-kaca menatapku seperti itu.Hatiku terasa begitu sangat sakit.Ada apa dengan dirinya.Apa dia cemburu dengan Gaby.Dasar gadis bodoh,bagaimana mungkin dia cemburu dengan Gaby.Apa dia tidak tahu hati ini sudah ku berikan untuknya sejak awal pertemuan itu.Andai dia tahu dirinya adalah gadis impianku.
"Bagaimana aku mengatakan yang sebenarnya tentang persaanku padanya?''
Kini aku berdiri didepan teras rumah perempuan yang manpu menjungkir balikkan hatiku,siapa lagi kalau bukan perempuanku Runa.Jangan tanya aku tau dari mana alamat rumahnya.Tentu saja aku tau, karena aku sengaja mengikutinya.Mengingat hal itu membuatku tersenyum sendiri.
Bagaimana mungkin aku menjadi seorang penguntit seperti sekarang ini hanya karena seorang Runa.
Gadisku ini benar-benar sudah merubah ku menjadi pria aneh seperti ini.Hanya untuk dapat.mengikutinya aku meninggalkan Gaby seorang diri diparkiran.Aku bahkan tidak mempedulikan panggilannya , yang ada diotak dan hatiku hanya Runa, Runa dan Runa.
Gadis cantik yang berdiri didepanku.Mengenakan Kaos Spongebob dan celana pendek putihnya membuatku tersenyum sendiri.Menggemaskan sekali perempuanku ini.
Aku mencoba menjelaskan siapa perempuan yang tadi tengah bersamaaku.Aku hanya tidak ingin Runa berpikiran yang tidak-tidak mengenai hubunganku dengan Gaby.Setelah aku mengatakan Gaby bukan siapa-siapaku.Aku dapat merasakan senyuman yang merekah diwajah cantiknya.
******
Kegembiraan hatiku sungguh sangat sukar tuk dilungkiskan maupun dituliskan.Sinar mata yang berbinar-binar barang kali cuma sebersit rasa.ungkapan.Rasa gembira yang dapat ditampakkan selebihnya rapat tersimpan didalam hati.
Runa melangkahkan kaki dilorong koridor sekolah tampak binar-binar kebahagiaan diparas cantiknya.
"Ceile,pagi-pagi udah mesam mesem aja." Goda Tiffani dengan merangkul pundak Runa.
"Emang gak boleh kalo aku senyam-senyum sendiri."
"Ya,gak masalah si asal tau waktu dan tempat aja.Emang kamu mau dibilang orang gila sama orang-orang." Ujar Tiffani tertawa sendiri membuat Runa memanyunkan bibirnya.
"Gitu aja ngambek,jelek tau." Kata Tiffani yang kini beralih menggamit lengan Runa.
"Udah bel, cepet masuk kelas yuk!" Ajak Runa menarik tangan Tiffani dengan langkah lebar menuju kelas 2 IPA 2.
---------------------------
Maaf yaa updatenya sedikit ^_^
Oya,aku mau posting Cerita yang berjudul TENTANG RASA , Sebenarnya TENTANG RASA itu tulisan pertamaku berhubung ada sesuatu yang mengharuskan ku untuk menghapusnya .. Dan sekarang aku memutuskan untuk merepulish ulang Ceritanya heheeee :) Tapii nanti yaa setelah NSGB selesai ^_^," ..
Salam kecup yaa buat kalian semua :* (n_n,*)