Runa POV.
Ada sesuatu yang menarikku untuk menyapanya.Ya,lelaki yang kutabrak ini salah satu teman Virendra yang pernah kulihat sewaktu aku menjenguknya dirumah sakit.Dengan sikapnya yang dingin dia menatapku dengan satu alis terangkat.Menatapku tajam seraya terlihat garis senyum diwajahnya singkat.
"Kamu yang dirumah sakit itukan."Seruku dengan tersenyum lebar kearahnya.Dia bahkan tidak merespon perkataanku lebih tepatnya dia mengacuhkanku. Berjalan melewatiku begitu saja seolah-olah aku kasat mata baginya.
Lihat saja betapa dinginnya dia."Aish,masih ada ya cowok angkuh dan sombong seperti dia."Bathinku menatap kesal kearah punggungnya, yang menghilang terhalang oleh sekat rak buku.Aku menghela napas panjang dan menghembuskan secara perlahan.
Aku memutuskan untuk segera membayar buku yang kini ada tanganku.Aku sudah tak berminat untuk membaca buku disini.Mood ku berubah.Entahlah hanya karena sosok itu membuatku jadi tak bersemangat seperti ini.
Sosok itu kini tepat berada disampingku,dengan wajah yang hmm,tampan,alisnya tebal,bulu matanya lentik,hidungnya mancung,bibirnya merah.Masih ada ya cowok bibirnya berwarna merah kebanyakan bibir cowok yang sering kutemui bibirnya berwarna hitam tapi dia berwarna merah.Dan lihat tatapan matanya yang tajam sungguh sangat tampan sekali dia.Tapi sayang sombongnya keterlaluan.Dia menoleh kearahku tanpa ekspresi sedikitpun.Masih dengan mimik wajah dingin.Dan bodohnya aku malah tersenyum kearahnya.Aku hanya bisa merutuki kebodohanku.
Baru saja aku melangkahkan kaki keluar.Ketika aku berjalan dipinggir jalan tanpa aku sadari ada motor yang melaju kencang dari arah yang berlawanan.Aku terhenyak kejadiannya begitu cepat.Aku terdiam tanpa bisa mencerna apa yang terjadi dengan ku.Mataku membulat,degup jantungku tak karuan,wangi tubuhnya menyeruak kehidungku.Wangi tubuh yang membuatku merasa nyaman didekapannya.Aku mendongak kearahnya.Wajahnya tetlihat panik.Mataku menatap tepat kedalam manik mata hitam miliknya.Sosok itu semakin mendekap tubuh mungilku.Entah kenapa aku malah menangis sesenggukan didada bidang Virendra.
"Lo gak papa?"Terdengar suara dengan nada panik.
Aku melepaskan pelukan Virendra walau sebenarnya aku tidak rela.Ku lihat wajah tampannya tersenyum menatapku membuat dadaku berdesir.Aku menoleh kearah sumber suara.Wajahnya terlihat panik menatap Virendra dan kemudian beralih kearahku.
"Hai... "Sapanya kepadaku.Aku hanya tersenyum kearahnya yang belum aku ketahui siapa Namanya.Wajahnya tak kalah tampannya dengan Virendra.Dia tersenyum lebar kearahku menjulurkan tangan.
"Radith."Ucapnya memperkenalkan diri.
"Runa."Aku menjabat tangan Radith.
"Iya,waktu itu kita pernah ketemu dirumah sakit tapi sayang belum sempet kenalan."Ujurnya dengan senyum yang menawan.
"Hai,gue Reyan."Terdengar suara bass dari balik punggung Radith menjulurkan tangan kearahku.
"Runa."Aku menjabat tangan Reyan seraya tersenyum.
"Sorry,sorry gue telat."Terdengar suara dari balik punggung Virendra dengan napas ngos-ngosan.Lihat saja dia menatap ku takjub.
"Wow,ada si cantik toh pantes aja ... "Virendra keburu merangkul pundak Reyan.Membuat Reyan membungkam mulutnya.
"Kenalin gue Reyan sahabatnya Virendra, si manusia es dari kutub utara."Tuturnya seraya tersenyum terkekeh kearahku membuat Virendra mendelik kearahnya.Mata ku beralih kesatu sosok yang kutemui di toko buku tadi,memilih diam dengan menyandarkan tubuhnya ketiang listrik.Menatapku dengan tatapan yang tidak dapat ku baca.
"Revan,sini!"Panggil Radith.Orang yang bernama Revan hanya melambaikan tangan kearah kami dan berjalan mendekat kearahku.Mengunci tubuhku sekian detik.
"Jadi,dia ... " Gumam ku dalam hati.
"Revan."Ucapnya.Menjulurkan tangan.
*****
Huuufffttt, tadii aku baru aja pulang kerja ada anak SMP tawuran :'( diPintu kereta Pisangan baru Jat-Ner jadi panik sendirii :'( mungkin itu ya yang dirasain Runa :'( Panik+takut :'( Terima kasihh buatt pak Polisinya udahh mau nolongin huwaaaa benerr" kejadian nyataa, masih shock nii Author :'( ..