😇 8

212 45 6
                                    

Seokjin meletakkan gelas air putih di atas meja makan. Melirik putri tersayang sudah turun, ia tersenyum.

"Masih sakit pinggangnya?" Tanpa menoleh ke arah Yerim, namun Yerim tau itu pertanyaan untuknya.

Jungkook sudah duduk sejak selesai membantu menyiapkan sarapan. Hanya tinggal air putih, Seokjin meminta Jungkook untuk duduk.

Yerim segera duduk di tempat yang ada dan mengangguk. "Sakit sedikit, yah."

"Kau ceroboh sekali. Mau ayah urut?"

Yerim menggelengkan kepala. Ia hanya bercerita pada sang ayah, jika ia terpeleset saat diperjalanan pulang. Pantatnya mendarat lebih dahulu dan membuat pinggangnya sakit.

"Ya sudah. Dimakan sarapannya. Ayah akan belanja untuk keperluan kedai. Mau ikut?"

"Aku sudah ada janji, yah... next time?"

Seokjin mengangguk. Ia menoleh pada putrinya lalu sedikit mengeryit heran. Pangkal rambut putrinya hitam. Seolah rambut putrinya memanjang dan menghasilkan warna baru. Tapi biasanya tak begitu. Matanya melirik lengan putrinya yang tak tertutup. Tanda hati di lengan itu memudar. Ada apa?

"Ada apa yah?"

"Rambutmu hitam?"

Yerim membuka tasnya. Meraih sebuah cermin kecil lalu diarahkan ke bagian kepala. Rambut hitam muncul. Ia tak menyangka hal ini terjadi. Ada apa? Bagaimana bisa?

"Aku baru tau ayah."

Jungkook hanya mengamati keduanya dengan heran. Ia juga penasaran. Yerim memiliki rambut pirang sejak awal. Itu keunikannya. Tapi sekarang tumbuh warna lain. Warna yang pada umumnya manusia miliki.

"Kau juga tidak menggosok tanda lahirmu kan? Ini agak pudar."

"Mana bisa tanda lahir digosok sampai hilang, ayah," Yerim melihat lengannya. "Eh iya. Kemarin sepertinya masih. Tapi aku tidak tau sewaktu mandi tadi malam yah."

Seokjin mengangguk. Meski bingung, ia hanya bisa mengangguk. "Ya sudah. Makan. Yang penting putri ayah ini sehat."

*

Jungkook berjalan menuju tempat yang memang ingin sekali ia datangi. Ia melangkahkan kakinya tanpa tau jika sedari keluar rumah sudah ada sepasang kaki yang mengikutinya.

Kim Yerim.

"Kau datang. Aku kira hanya bualan," sapa Eunwoo terkekeh. Sengaja menggoda Jungkook.

"Ck. Sejak kapan aku membual? Aku rindu bisa bertugas seperti biasa. Rindu panahku," Jungkook menunduk lesu.

"Kau bawa teman?" Tanya Eunwoo. Lelaki itu menggerakkan kepalanya ke arah belakang Jungkook.

Jungkook menoleh. Kim Yerim berusaha menyembunyikan tubuhnya dibalik pohon.

"Kim Yerim."

"Ehe~~."

"Apa yang kau lakukan di sini?!" Tanya Jungkook.

"Hanya ingin saja. Ingin tau kau pergi kemana. Tidak boleh?"

Jungkook mengelengkan kepala. Ini bukan tempat yang seharusnya manusia datangi.

Yerim takjub banyak cupid keluar masuk di bangunan yang ia datangi. Di sekililing banyak sekali cupid yang terbang ke sana kemari. Aneh bagi Yerim. Ia tak pernah melihat tempat itu sebelumnya.

"Ini kantor cupid?"

Jungkook mengangguk. "Di sini kami tinggal. Pergilah. Ini bukan tempat untuk manusia."

STUPID CUPID √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang