😇 17

235 50 0
                                    

Jeon Jungkook sedang menunggu Yerim yang sibuk menyiapkan makan malam. Jungkook tidak hanya duduk-duduk saja. Ia merapikan rumah dan mengumpulkan pakaian yang kotor ke tempat mencuci. Setelah diajari berbagai hal, Jungkook bisa cepat beradaptasi dan bisa mengerjakannya dengan baik.

"Jungkook! Ambilkan selimut ayah! Mau aku cucikan sekalian dengan selimutku."

Jungkook yang akan duduk, segera berdiri. Berlari menuju kamar Kim Seokjin dan mengambil barang yang dimaksud. Setelah mendapatkannya, ia bergegas turun melewati dapur.

"Sudah siap?"

Yerim mengangguk. "Sudah. Tinggal menunggu ayah. Mana selimutnya biar aku rendam dulu."

"Aku bisa."

"Aku saja... kau tunggu ayah di luar."

"Baiklah. Aku ke luar ya!"

Ok. Yerim memberi kode Ok dengan menggunakan tangan.

Jeon Jungkook membuka pintu. Tepat sebelum Seokjin mengetuknya.

"Ayah?"

Seokjin tersenyum. Ia mengangguk. Kim Seokjin sudah mendengar semuanya dari Kim Yerim. Ia menepuk bahu Jungkook.

"Sudah makan?"

"Kami masih menunggu ayah."

Seokjin terkekeh. "Baiklah. Kita makan. Tapi ayah bersih-bersih sebentar ya?"

"Boleh."

.

"Wah... anak ayah sudah pintar memasaknya."

Yerim tersenyum puas. "Ayah bawa apa tadi?"

"Tart."

"Strawberry?"

"Mix berry. Suka?"

"Suka sekaliiii! Jeon, kau suka kan?"

"Apa kau pernah melihatku menolak makanan?"

Seokjin terkekeh mendengar jawaban Jungkook. "Jungkook, kau mau bekerja?"

"Bisa yah?"

"Kau bisa membantu di kedai. Akhir-akhir ini ayah kewalahan. Tapi kalau kau tak suka, ayah bisa minta tolong Yoongi."

"Om Yoongi kerja di perusahaan sepatu. Bisa semudah itukah memasukkan orang?"

"Kan belum dicoba."

"Aku bantu ayah saja di kedai. Aku akan membuat kedai ayah semakin laris dan ramai."

"Caranya?" Tanya Yerim antusias.

"Memamerkan wajah dan pesonaku..."

"Cih~~~"

Seokjin tertawa. "Sudah-sudah. Ayah ambilkan makanan penutupnya."

*

Seokjin, Yerim dan Jungkook pagi itu berjalan beriringan menuju tempat kerja mereka. Yerim menuju stupid cafè sedangkan Jungkook dan Seokjin menuju kedai milik Kim Seokjin.

"Aku antar ya?" Jungkook menawarkan.

Yerim menggelengkan kepala. Ia setiap hari juga berangkat sendiri. Tak perlu diantar. Jarak cafè memang sedikit lebih jauh dari kedai.

"Mampir dulu?" Seokjin menawarkan.

"Tidak yah. Aku harus menyiapkan cafè. Aku mau bantuin Yeonjun. Kasihan dia sendirian.

STUPID CUPID √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang