😇 9

197 44 5
                                    

"Kau di sini?"

Suara yang membuat seorang pria tersenyum tipis. Tanpa menoleh dan memastikan siapa yang datang, ia sudah tau. Sangat mengenali suara itu bahkan merindukannya. Sudah lebih dari dua puluh tahun, ia tak mendengar suara itu lagi.

"Aku kira kau sibuk-- tidak, aku kira kau sudah lupa denganku."

"Aku tak akan pernah melupakanmu, lalu, apa yang membawamu kemari?"

"Yah... beginilah aku. Berjalan mengikuti jalan ini. Aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu."

Jawaban yang tentu saja tak bisa dipercaya. Pria itu tak bisa membohonginya. Pria itu sengaja ke daerah yang kini didatangi pasti dengan maksud tertentu.

Merasa diperhatikan, disangsikan, pria itu mengangkat kedua tangannya. "Ya, aku sengaja kemari."

"Apa maksud kedatanganmu kemari?"

"Sekedar melihat keadaanmu," pria tersebut menoleh pada lawan bicaranya. "Apa kabar, Ratu Bae?"

*

Yerim heran dan penasaran. Sesakit itukah sayapnya terluka? Ia tak memiliki sayap. Jadi pasti rasa penasarannya muncul.

"Kenapa menatapku begitu?"

Jungkook yang sedang mengunyah makanannya merasa terganggu dengan tatapan Yerim.

"Kenapa? Kalau ada yang ingin kau katakan, langsung saja. Jangan menatapku seperti itu!" Kesal Jungkook.

"Apa sakit?"

"Apanya?"

"Itu," Yerim menggerakkan kepala untuk memberi kode pada Jungkook jika yang ia tanyakan adalah tentang punggungnya.

"Oh... sakit. Kau tak akan paham bagaimama rasa sakitnya sayap yang terluka."

Yerim mencebikkan bibirnya. Tentu saja dia kan manusia.

"Kau khawatir?" Jungkook matanya berbinar. Tentu. Ia yakin Yerim sangat khawatir.

"Aku hanya takut kau semakin merepotkan."

Jungkook mendengus kesal. "Lagipula semua ini kan karena ulahmu."

Yerim mengeluarkan kotak P3K dan mulai mengeluarkan isinya denga sedikit kesal.

"Kau kesal?"

"Sudah cepat habiskan makananmu! Aku mau ganti perban itu!"

"Eh? Diganti lagi?"

"Ck. Lihat ini darahnya seperti perempuan di hari pertamanya. Heran aku. Kau tak merasa pusing? Kau kehilangam banyak darah. Ini perban sudah basah seperti ini."

Jungkook terkekeh. "Tidak. Hanya sakit. Tapi tidak pusing."

"Makan banyak. Darah banyak. Apalagi yang banyak?"

"Cinta kami banyak. Kami berbagi cinta untuk manusia."

Cih...

Yerim memainkan gulungan perban di tangan. Ingin berkata tapi gengsi. Tapi jika tidak, ia pasti akan menjadi manusia yang tidak tau diri.

"Jeon..."

"Hmm?" Balas Jungkook sekenanya karena lelaki itu tengah menyuapkan satu sendok penuh makanan ke mulut.

"Aku... minta maaf."

"Iya aku maafkan."

"Hishh.."

Argh

Jungkook berjengit kaget karena lengannya tiba-tiba terasa perih dan panas. Seperti kena capit kepiting.

STUPID CUPID √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang