Setelah kejadian kemarin semua berjalan seperti biasanya. Rain dan Ares juga terlihat semakin dekat, sedangkan Rain juga terlihat menjauh dari Regan. Rain bahkan enggak menyapa Regan saat mereka berpapasan dengan Regan.
Beda halnya dengan Regan frustrasi dan tidak mengerti kenapa Rain jadi dingin dengannya.Tapi hari ini Regan bertekad untuk berbicara empat mata dengan Rain. Saat bel istirahat berbunyi dia langsung menuju kelas Rain dan bertepatan dengan Rain yang akan keluar kelas dengan teman temannya.
"Rain aku mau ngomong"kata Regan.
"Ayo ke rooftop kalian juga ikut"kata Rain kepada teman teman Regan yang baru datang setelah menyusul Regan.
Setelah mereka sampai di rooftop semua orang diam. Entah kenapa mereka merasa ada yang berbeda dari Rain.
"Ayo putus Regan, habis ini jangan saling sapa anggap aja kita gak pernah kenal"kata Rain datar. Sontak semua orang melihatnya terkejut, Rain tidak berekspresi saat mengatakannya.
"Aku gak setuju"bantah Regan.
"Gue juga gak pernah setuju kalian jadiin taruhan"kata Rain.
"Rain kok lo bisa tau?"tanya Kevin pelan.
"Gue buka wa Rama waktu dia main kerumah, gue baca grup WhatsApp kalian. Gue gak nyangka ya kalian semua tega sama gue?"jawab Rain.
"Gue pikir kalian cuman nakal luarnya aja tapi dalamnya lebih busuk"tambah Rain.
"Tunggu ini maksudnya apa sih? Lo dijadiin taruhan sama mereka?"tanya Dinda, Rain mengangguk sebagai jawaban dan Dinda langsung melihat mereka dengan tatapan kaget dan marah menjadi satu.
"GILA YA LO SEMUA! GUE PIKIR CUMAN REGAN YANG BRENGSEK TERNYATA KALIAN LEBIH LEBIH!!"bentak Dinda.
"Kita semua punya alasan Rain"bantah Alan.
"Alasannya apa? Alasan logis apa yang bikin lo semua bikin taruhan kayak gini?"tanya Rain.
"Lo kok egois sih? Lo gak mau dengerin kita!"sentak Olif.
"Lo cuman marah marah gak jelas aja lo bahkan gak tau yang sebenarnya"kata Kevin.
"Jangan kayak bocah bisa?"tambah Regan.
"Alasan logis apa yang bikin gue harus ngerti dan paham lo semua mainin gue? Gue berhak marah dan gue berhak egois! Lo menang kan? Lo udah pacaran sama gue 4 bulan! Hadiah taruhannya apa? Motor? Mobil? Gue emang bocah, tapi bocah kayak gue bisa sabar sama orang brengsek kayak lo!"sentak Rain dan mendorong Regan hingga dia mundur beberapa langkah.
"Jangan pernah muncul lagi didepan muka gue!"tunjuk Rain ke wajah Regan.
"Dan lo Ram! Gue gak nyangka lo bisa setega ini sama gue, sejahat apa gue sama lo?""Sorry Rain, gue gak maksud ngasih ide kayak gitu gue juga gak tau kalau temen temen gue bakal nganggepin"balas Rama.
"Gak maksud? Tapi udah kejadian kan? Kalau ngomong pake otak makanya!"sentak Dinda.
"Lo pikir gue bakal diem aja habis ini? Gue bakal balas kalian satu persatu termasuk lo Ram!"kata Rain dan kemudian dia pergi diikuti oleh Dinda dan juga Mia.
Saat sampai di anak tangga paling bawah dia bertemu dengan Ares.
"Loh baru juga gue mau nyusul"kata Ares, Rain tidak menanggapinya dan terus berjalan, gak lama Dinda dan juga Mia bertemu dengan Ares."Lo disini? Ikut gue ntar gue ceritain"kata Dinda.
.
.
"Gue gak nyangka dia bakal meledak kayak gitu"kata Alan.
"Dia gak nampar gue sama sekali,itu bikin gue takut"kata Regan.
"Ini semua gara gara lo Ram!"kata Regan menunjuk Rama.
"Gue cuma ngomong bercanda ya! Lo semua yang nanggepin serius!"bantah Rama.
"Tapi idenya dari lo kan?!"kata Olif.
"Yang semangat buat atur lo ya gak usah sok bego!"kata Rama.
"Udah gak usah saling nyalahin! Sekarang kita minta maaf sama Rain"kata Alan.
"Lo gak khawatir kan karna lo gak ikutan? Gue tau lo suka sama Rain makanya lo gak mau ikutan kita taruhan!"kata Regan.
"Kalau emang gue suka dia kenapa?"tantang Alan.
Regan yang sudah terlanjur emosi menabrak Alan dan mencengkram Kerah kemejanya. Rama dan juga Kevin mencoba memisahkan mereka sedangkan Olif menarik tangan Alan agar mundur kebelakang.
"BERANI BANGET LO SUKA SAMA CEWEK GUE! DIA CEWEK GUE!"bentak Regan.
"Lo udah putus sama dia! Gak tau malu lo?!"balas Alan.
"Udah woy ini kenapa kalian jadi berantem gara gara cewek?! Inget salah satu yang bikin persahabatan kita pecah itu karna cewek!"kata Kevin.
"Iya mending kita omongin baik baik, Gan lo juga tahan emosi lo!"kata Rama.
"Mending kita balik ke kelas, bel masuk udah mau bunyi kita bicara pulang sekolah nanti"kata Olif.
.
.
Rain pulang kerumahnya dalam keadaan bisa dibilang linglung, sepanjang jalan dia melamun dan sampai rumah dia bahkan tidak membalas sapaan Riki dan langsung masuk kamar. Menguncinya dan tidak keluar sampai makan malam, bahkan Rian juga tidak bisa membujuk Rain, dia memutuskan untuk menelpon ayahnya dan memintanya agar cepat pulang karna merasa ada yang tidak beres dengan Rain.
"Rian dimana Rain?"tanya Reno, bahkan dia tidak sempat menyapa anak sulungnya itu.
"Dia dikamar yah, dia gak mau makan dan juga gak mau jawab Rian"jawab Rian.
"Riki?"
"Rian udah suruh Riki masuk kamar dan belajar, dia juga hampir nangis di depan kamar Rain tadi"
"Kamu istirahat, urusan Rain biar jadi urusan ayah"kata Reno menepuk pelan pundak anaknya itu dan mulai berjalan ke arah kamar Rain. Dia mencoba mengetuk pintu kamar Rain namun sama sekali tidak ada jawaban.
"Rain dengerin ayah, cerita sama ayah kamu kenapa, ayah mohon kita semua khawatir sama kamu sayang"pinta Reno.
Seperti tidak ada orang didalam, tidak ada jawaban atau sahutan dari Rain. Reno memutuskan pergi memberi waktu kepada anaknya untuk sendiri.
Sedangkan didalam Rain menatap kosong ke arah pintu kamarnya. Tidak menangis dan juga tidak marah, tidak ada ekspresi apapun diwajahnya.
"Kalau gue gini terus gue bakal gila, kalau gue diam aja gue gak bakal lega. Kalau gue balas mereka gue bakal jadi orang jahat. Gue harus gimana?"
.
.
.-To be continued-
Maaf ya telat, kemarin sibuk banget soalnya.
Kalau kalian jadi Rain kalian bakal ngapain? Balas mereka atau diemin aja?
Jangan lupa komen sama vote ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑅𝑒𝑔𝑎𝑛 𝑅𝑎𝑖𝑛
AcakRain Alnanda gadis cantik dan manis, semuanya menganggap dia beruntung karna bisa pacaran sama Regan Kalandra cowok cuek satu sekolah. Tapi bagi Rain pacaran sama Regan itu sama aja kayak uji hati dia, sifat Regan kepada Rain berbeda dengan saat dia...