2

877 128 31
                                    

"Bunga apa ini? Warnanya ungu cerah, cantik sekali."

"Jika aku beritahu soal ini, apa kau akan membenciku?"

"Aku? Menurutku kau benar-benar sampah."

"Hebat sekali! Ikan-ikan itu berenang di udara!"

"Sampai jumpa lagi! Chrollo!"

Tidak... Tidak... TIDAK! Jangan tinggalkan aku! Kumohon! Kembalilah...!

Tolong... Biarkan aku mencintaimu sekali lagi...

.

.

.

.

Gadis dengan rambut sehitam bulu gagak itu tertidur dengan sangat nyamannya diatas kasur yang empuk. Begitu nyaman, hingga ia tak sadar sudah membuat pulau kecil diatas bantalnya.

Di sisi lain, Sang pemilik rumah sedang menyiapkan sarapan sandwich untuk dirinya dan gadis tukang tidur itu.

Bukan Si gadis yang terlalu malas, sih. Tuan rumahnya saja yang bangun terlalu cepat, sekitar jam 6.30 pagi.

Tak lama kemudian, secara ajaib [Name] ikut terbangun entah karena apa. Ia bangun dengan susah payah dari kasur yang empuk itu, mengelap air liur baunya– kemudian, berjalan ke arah kamar mandi untuk membasuh muka supaya segar.

Untuk kalian yang penasaran. Bagaimana bisa [Name] tidur dengan baju yang basah kuyup? Sebetulnya, Tuan rumah disini entah bagaimana mempunyai baju perempuan di rumahnya.

Lalu yang lebih aneh lagi, di kamar yang [Name] tempati terdapat banyak barang-barang wanita. Dimulai dari boneka beruang lucu, baju perempuan, bahkan pakaian dalam dan pembalut pun ada disini.

Ketika ditanyai kemarin, pria itu menjawab dengan santai tak lupa dengan senyum manisnya. "Itu milik adikku dulu. Sekarang... dia sudah tidak ada." Begitu katanya.

[Name] menyesal menanyakan hal itu. Ia takut kalau pertanyaannya membuat pria itu sedih. Tapi sejujurnya, [Name] sedikit penasaran dengan adiknya. Apakah dia perempuan yang manis dan baik seperti kakaknya?

Sekarang wajahnya sudah segar kembali. Ia sudah memastikan tidak ada belek yang tertinggal.

[Name] menghampiri pria yang belum ia ketahui namanya itu. Rencananya hari ini mau bertanya siapa namanya. Gadis ini penasaran dengan nama seorang pria yang menjadi pahlawan kemarin malam.

"E-em.. Selamat pagi, Tuan." Malu-malu Si gadis menyapa pria tampan di depannya. [Name] tidak bohong, penampilannya di pagi hari bahkan lebih tampan dari kemarin malam.

Rambut acak-acakan khas orang bangun tidur, dengan training panjang abu-abu dan baju putih polos lengan pendek. Sangat sederhana, namun terlihat mewah jika dipakai pria tampan ini.

(A/N : klepek-klepek lu semua ye)

"Selamat pagi, Nona." Dia membalas sembari menata piring untuk sarapan mereka. Lalu, tersenyum sekilas.

"Tuan, kalau boleh tahu... Siapa namamu? Kemarin aku lupa bertanya."

"Oh? Namaku Chrollo Lucilfer. Nona bisa memanggilku Chrollo." Pria bernama Chrollo itu menyaut sambil menarik kursi untuk [Name] duduki. Dengan kikuk, gadis yang diperlakukan seperti seorang putri ini menurut.

Chrollo, ya...

"Baiklah, Chrollo-san. Terimakasih banyak sudah menolongku, kamu baik sekali."

Chrollo kemudian duduk di kursi sebrang [Name], lalu membalas "Bukan apa-apa. Bagaimana denganmu, Nona? Siapa namamu?"

"O-ohh..." Sang gadis terkejut, tidak menyangka akan ditanya dengan pertanyaan serupa. "Namaku [Full Name]. Chrollo-san boleh memanggilku dengan panggilan apa saja."

"[Full Name]? Nama yang cantik. Aku akan memanggilmu [Name]-san saja. Apa boleh?"

"Tentu saja. Chrollo-san boleh memanggilku apa saja."

Dia tersenyum. "Makanlah sarapannya. Aku sudah membuatkan untukmu juga." Chrollo melahap sandwich buatannya sendiri.

"Ah, terimakasih banyak Chrollo-san." [Name] ikut melahap sandwich buatan Chrollo. "Wah! Ini enak sekali Chrollo-san!"

"Benarkah? Teman-temanku bilang kalau rasa masakanku biasa saja." Pupil matanya terlihat membesar, merasa sangat senang ketika dipuji. Imut sekali.

"Tentu saja! Aku berani bersumpah!" [Name] kembali melahap sarapannya dengan semangat. Sungguh, ini makanan terenak yang pernah [Name] makan. Karena baginya, makanan dengan bahan roti itu terlalu mahal untuk dia dapatkan.

Perut Chrollo rasanya sudah penuh saja. Melihat gadis dihadapannya senang hanya karena mendapat sandwich, baginya itu sangat lucu dan menggemaskan. Reaksinya sangat manis seperti anak kecil.

Namun kemudian, Chrollo teringat dengan perbuatannya di masa lalu, dan perbuatan yang sedang ia rencanakan... Membuat senyuman di wajahnya menghilang, digantikan dengan senyuman yang terlihat sedih.

Bruk!

"Maaf..."

***

Wanita berambut merah tua mencolok dengan gaya pakaian yang nyentrik, sedang duduk diatas kursi mewahnya. Menunggu laporan dari bawahannya yang sedang menjalankan misi.

Tok! Tok!

Suara ketukan pintu terdengar, Si wanita tersenyum senang sekaligus licik.

Kriett

Pintu terbuka, memperlihatkan seorang pria berjas rapih sedang berdiri di ambang pintu ruangan.

"Aku sudah melakukannya sesuai perintahmu. Gadis itu jatuh pingsan setelah memakan sarapan yang sudah kucampuri racun." Wajahnya terlihat murung dan sedih. Tapi... Bukankah ekspresinya sedikit aneh?

Wanita nyentrik itu berjalan mendekati pria di ambang pintu. Membelai lengkungan rahang tajam Sang pria, kemudian berbisik. "Kerja bagus, Chrollo."

Cup

.

.

.

TBC

REVENGE [Chrollo Lucilfer X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang