17

227 35 11
                                    

Hembusan angin sepoi menerpa surai hitam yang seperti bulu gagak itu. Helaian-helaian halus pun menari-nari dibuatnya.

Kini pria itu sedang berdiri di tengah taman bunga bercat violet, irisnya begitu menampakkan ketenangan, namun kosong jika kau menyelamnya lebih dalam.

Dirinya sudah tidak ingin kembali, dirinya sudah terlena oleh mimpi.

Dia pun bertanya-tanya, apakah dia merindukan eksistensi sang gadis diluar sana?

***

Kurapika menghela napas, "sudah cukup latihan untuk hari ini!" Kemudian mengusap peluh yang meluncur dari jidat putih mulusnya.

[Name] berbaring telentang di lantai, mengatur jantung yang terus menerus berpacu dengan cepat.

Sinar matahari sore menembus masuk melalui kaca jendela. Cahaya itu tanpa sadar menyorot sang gadis yang sedang kelelahan. Apalagi baju putihnya yang setengah basah karena latihan nen. Dan dadanya yang naik turun sibuk mengambil oksigen.

Uhm, mungkin ini tidak terlalu bagus jika dilihat oleh laki-laki.

Sial, aku tidak ingin lihat.

Lawak, Kurapika melihat dengan terang-terangan. Mana pipinya agak merona lagi.

"Kurapika, kira-kira kapan aku bisa lancar menggunakan nen?"

"E-ehem, itu tergantung kemampuanmu."

"Menurutmu kemampuanku bagaimana?"

"Payah."

"Kejam! Setidaknya berbohonglah sedikit supaya aku senang."

"Iya, kemampuanmu bagus."

"Bukan begitu!"

BRAK!!

Gebrakan pintu yang tiba-tiba mengagetkan seisi rumah. Surai pirang pucat itu sedikit basah karena keringat, sedangkan salah satu tangannya seperti sedang menggenggam sebuah remote.

"Ada.. Ada pergerakan dari Ketua!" Saut Shalnark yang seketika membuat [Name] berdiri. Raut wajahnya terlihat sangat terkejut bukan main.

~~~

"Perhatikan, titik merah ini bergerak sedikit, bukan?"

"Kau benar! Ayo cepat, kita harus menyusulnya sekarang juga!"

"Sebentar, [Name]! Jangan terburu-buru." Sanggah Kurapika sambil menarik lengan sang gadis.

"Itu benar. Kita belum tahu kemampuan musuh dengan pasti." Wajah Shalnark nampak serius, "apalagi kau baru saja mempelajari nen, pergi ke tempat musuh sama saja dengan bunuh diri."

"Bagaimana kau bisa tahu aku baru saja mempelajari nen?"

"Aku merasakan aura yang tersisa disini."

Krieett

"Kurapika, maaf mengganggu. Tapi ada misi baru dari bos kita."

"Ah, Senritsu. Apa ini lanjutan misi yang kau ceritakan saat itu?"

"Iya."

"Baiklah. Terimakasih sudah mengizinkanku cuti sebentar." Kurapika membungkuk sedikit, lalu tatapannya beralih pada [Name], "hei, kau belajarlah dulu dari Killua atau Gon."

REVENGE [Chrollo Lucilfer X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang