10

355 52 8
                                    

Angin semilir menerpa wajah tampan nan sempurna itu. Poni yang tersingkap sesaat, menampilkan dahi Kurapika yang lumayan lebar. Bagaikan dibelai dengan lembut, sang pria menikmati terpaan angin yang menyapa wajahnya, kemudian menutup kedua matanya.

Setelah beberapa saat, angin akhirnya berlalu. Kurapika kembali membuka matanya, menarik napas, kemudian menghembuskannya.

Dia sedang apa, ya?

Pria bersurai pirang itu berbicara dalam hati. Sorot matanya melembut ketika memikirkan sosok [Name] dalam benaknya.

"Kurapika."

"Hm? Ada apa, Senritsu?" Kurapika membalikkan badannya, menghadap Senritsu– rekan kerjanya.

"Bos meminta kita kembali."

"Yasudah, kita kembali sekarang."

Kali ini, mereka berada di balkon apartemen dan berdiri menghadap keluar. Sedangkan kamar yang berada di belakang mereka, terdapat beberapa orang yang tergeletak tak sadarkan diri.

BRAK!!

"!?" Kurapika dan Senritsu berjengit kaget. Lantas mereka melihat ke bawah, penasaran dengan apa yang terjadi.

***

Bzzttt!

"Huh, untung masih sempat."

Napasnya tercekat. [Name] pikir dirinya tertabrak, namun ternyata berhasil di selamatkan oleh remaja yang ia tak tahu namanya.

Jika kalian bertanya darimana suara gebrakan itu berasal, itu karena mobil yang oleng karena [Name] yang muncul secara tiba-tiba, sehingga mobil tersebut menabrak tiang listrik yang berada di dekat sana.

[Name] didekap dengan erat, pelukannya juga terasa hangat dan juga nyaman. Apa laki-laki ini pernah menggendong perempuan sebelumnya, ya?

"Kau tidak apa-ap– WAAAA!!!" Remaja bersurai perak itu berteriak kaget. Dikala orang-orang yang mengejar [Name] sebelumnya tidak menyerah juga. Hampir saja para orang asing itu menarik pakaian Killua.

"Paman-paman itu kenapa sih?!" Omelnya. Walaupun mulutnya terus berbicara, kakinya terus berlari dengan cepat.

Tidak, maksudnya sangat cepat!

Bahkan, orang-orang tersebut sudah tidak terlihat lagi. Killua memelankan laju larinya, kemudian akhirnya berhenti di trotoar jalan.

"Eh, uh... Terimakasih sudah menolongku." [Name] berkata demikian, dibarengi tubuhnya turun dari dekapan laki-laki itu.

Eh, ternyata tubuhnya sedikit lebih pendek dariku?

"Sama-sama. Ngomong-ngomong, sepertinya kau lebih tua dariku?" Killua bicara basa-basi, tidak niat bertanya perihal tadi pada [Name]. Lagipula, kabur dari orang-orang lelet seperti itu, sih, bukan masalah besar bagi Killua.

"Em.. mungkin?"

"Aku Killua, 14 tahun."

"[Name], 19 ta–"

"Killua!" Suara lain datang.

[Name] dan sang pemilik nama menengok secara bersamaan.

REVENGE [Chrollo Lucilfer X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang