11

292 54 4
                                    

Matahari telah sampai puncaknya. Suara jangkrik yang menjadi backsound pada siang hari, menemani gadis bersurai hitam itu yang sedang duduk di balkon kamar.

Tok tok

Pintu berbahan kayu itu diketuk. [Name] diam tidak menanggapi. Toh, ini kamarnya Kurapika, jadi untuk apa dia mengetuk pintu?

Kurapika yang tak mendengar jawaban dari dalam, membuka pintu secara perlahan. Kepala pria dengan surai pirang indah itu menongol dari balik pintu. "[Name]?"

"Aku disini."

"Kupikir kau sedang tidur." Kata Kurapika, dengan badan sampingnya yang sudah menyender di pintu balkon.

"Mana mau aku tidur di kamar laki-laki. Apalagi orangnya adalah kau."

"Harusnya kau beristirahat. Padahal kau habis diculik, tanganmu juga terluka. Bagaimana bisa sesantai ini? Paling tidak gadis sepertimu akan ketakutan atau panik."

"Mungkin aku sudah biasa."

"Maksudmu?"

"Lupakan apa yang kukatakan tadi."

"..ngomong-ngomong, bagaimana kabar Chrollo?" Sang pria bertanya.

"Tidak tahu. Sudah lama aku tidak melihatnya..."

Kurapika melirik ke arah wajah sang gadis, "maaf jika aku membuatmu sedih."

"Aku tidak apa-apa."

Kurapika mengangguk menanggapi. "Hei, apa kau tidak berpikir bahwa kau yang diculik ini ada hubungannya dengan Chrollo?"

Gadis itu diam sejenak.

Ah, benar juga. Jika diingat-ingat lagi...

Setelah beberapa saat, wajahnya seperti orang yang baru saja mengingat suatu hal yang penting.

"Ya! Mungkin ada hubungannya!"

"Oh? Jadi, bagaimana?" Kurapika agak terkejut dengan jawaban yang ia dapatkan. Siapa sangka bahwa memang ada hubungannya? Begitu pikirnya.

"Saat aku pingsan di rumah si penculik, aku memimpikan ibuku."

"...lalu?"

"Ibuku bilang, bahwa ia menyesal mencintai ayah kandungku. Dan karena itu, bibiku membenci ibu."

"...jadi, bagaimana kau bisa berpikir bahwa Chrollo ada hubungannya dengan ini?"

"Waktu itu Chrollo menceritakan semuanya. Pada saat terakhir sebelum dia menghabisi nyawa ibuku, Chrollo melihat sesuatu yang janggal."

.

.

Tawa sarkas terdengar dari bibir wanita tersebut, "Setelah ini kau akan menyesal."

"Aku tidak peduli! Kau hanya berbohong!"

"T-tunggu! Kenapa kau–"

JLEB!

.

.

Kurapika hanya diam mendengarnya. Ia melihat wajah sendu gadis di sampingnya yang terpampang dengan jelas. Kemudian..

Puk

[Name] sedikit terkejut ketika tangan besar itu menyentuh puncak kepalanya.

"Jadi, begitu. Aku heran kenapa kau bisa tidak terlihat marah atau sedih di depanku."

REVENGE [Chrollo Lucilfer X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang