1

1.3K 168 19
                                    

Hujan datang dengan sangat deras tanpa menyapa terlebih dulu. Penglihatan gadis dengan rambut hitam legam itu mulai memburam. Air hujan begitu dingin ditambah dengan dinginnya angin malam, membuat tubuh rapuh– namun kuat ini menggigil.

Tak terasa jika ia sudah berlari terlalu jauh dari rumahnya. Lagi-lagi, Sang ayah tukang mabuk itu mencoba untuk memukul anak perempuannya dengan botol bir yang sudah kosong. [Name] sangat ingin untuk pergi dari neraka yang menyamar menjadi bentuk rumah itu. Namun, jika ia benar-benar kabur dari rumah, dimana ia akan tinggal?

[Name] sangat berharap ada sesuatu yang bisa ia lakukan untuk menghasilkan uang. Tapi, susahnya mencari pekerjaan membuat [Name] bingung.

Walau selalu ada pria kaya yang ingin menyewanya untuk satu malam dengan harga yang terbilang tinggi. [Name] akan menjadi gadis murahan jika ia melakukan itu hanya demi uang.

*sfx suara langkah kaki nginjek genangan air

(A/N : monmaap ni ye author gatau bunyinya kek gimana)

Suara langkah kaki mulai terdengar. Sedangkan [Name] masih melangkahkan kakinya, tidak peduli dengan dirinya yang bisa saja sakit di esok hari. Toh, ayahnya itu tidak akan peduli, bukan?

Kemudian, [Name] merasa bahwa tubuhnya sudah tidak dihujani air lagi. Ia menghentikan langkahnya, lalu mendongak ke arah samping. Dilihatnya seorang pria berjas sedang memayunginya ditengah derasnya hujan.

Siapa? Sang gadis bertanya-tanya. Ia tak pernah bertemu dengannya, namun kenapa wajahnya terasa familiar?

"Sudah tahu hujan. Kenapa tidak berteduh?" Pria berjas itu tersenyum kalem. Sangat menawan begitu pula menenangkan.

Sekali lagi, suara baritone dan senyum itu terasa sangat familiar. [Name] yakin bahwa ia pernah bertemu dengan pria ini sebelumnya.

Mungkin [Name] hilang ingatan. Tapi, betapa bodohnya ia jika bisa melupakan pria tampan nan rupawan ini.

"Tidak apa. Lagipula aku akan pulang kerumah setelah ini." [Name] mengulas senyum kecil, menjawab pertanyaan pria disampingnya.

"Kau yakin? Setelah ayahmu mencoba membunuhmu?"

[Name] sedikit tersentak. Bukan karena pertanyaan barusan, namun karena pria ini baru saja menyampirkan jas hitamnya diatas pundak kecilnya yang kedinginan.

Hangat. Itu yang gadis ini rasakan. Kehangatan yang belum pernah ia rasakan selama ini, ia dapatkan dari pria di sampingnya.

Sang gadis tertawa pilu, "benar juga katamu. Mungkin aku akan menumpang tidur di rumah orang lain."

"Bagaimana kalau di rumahku? Aku punya satu kamar kosong, kamu bisa memakainya." Pria tampan itu tersenyum, lagi.

Ah... Suara dan senyum itu sangat menawan. Siapapun yang mendengar atau melihatnya pasti langsung jatuh cinta saat itu juga.

"Kau bukan pria hidung belang, 'kan?" Jawab Si gadis, bermaksud untuk sedikit bercanda. Tidak ada yang tahu bahwa mereka bisa saja menjadi teman dekat.

Tanpa ia sadari, gadis itu telah memutar seluruh badannya menghadap pria di sampingnya. Samar-samar ia bisa melihat ukiran wajah sempurna itu dengan sedikit jelas. Diam-diam [Name] berharap bahwa mereka berada di dekat lampu jalan.

Tawa renyah terdengar dari mulut Sang pria. "Tentu saja bukan. Tidak perlu khawatir soal itu, Nona." Dia tersenyum. Lagi. Gawat, bisa-bisa [Name] jatuh ambruk karena senyum yang sangat memabukkan itu.

[Name] merespon dengan senyuman juga dengan sedikit cekikikan. Yah, setidaknya pria yang tidak ia kenal itu– walau sepertinya ia mengenalnya, bisa membuat malam itu menjadi malam yang menyenangkan.

Sejenak Si gadis menundukkan kepala. Padahal baru saja ia merasa seperti akan mati malam ini juga, namun pria ini tiba-tiba datang mengubah semuanya. Apakah boleh jika ia merasakan kebahagiaan ini? Yah... Hanya sebentar. Tak apa 'kan?

"Ngomong-ngomong..." Pria itu bersuara, membuat Sang gadis mengalihkan atensinya pada Sang pria.

[Name] hanya berdehem, menunggu apa yang akan dikatakan pria dihadapannya.

"Jasku tidak bau, 'kan?"

Sungguh, wajahnya kali ini sangat lucu!

"Tidak kok. Terimakasih, ya." [Name] membalas dengan menahan gemas di seluruh tubuhnya.

Apapun untukmu, [Name]-san. Setidaknya perbuatanku ini bisa menebus sedikit dosaku padamu.

Malam itu, [Name] tidak sadar. Bahwa pria di hadapannya ini tersenyum dengan menyembunyikan kesedihan di dalamnya.

.

.

.

TBC


Maaf ya, author masih bingung bagaimana cara mengawali cerita. Dan untuk kedepannya, author akan membuat para readers sedikit lebih puas (◡ ω ◡)

REVENGE [Chrollo Lucilfer X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang