7

371 69 1
                                    

"Tidak. Aku dan kau memang sudah bertunangan sejak setahun yang lalu."

Waktu miliknya seolah berhenti berjalan. Fakta mengejutkan apa ini?

"Ah~ Chrollo-san pandai bercanda rupanya." [Name] berusaha mengabaikan perkataan Chrollo, berharap bahwa itu hanya candaan belaka.

Tapi, tidak buruk juga 'sih bertunangan dengan pria tampan juga mapan.

"Tidak, kok. Aku juga masih menyimpan cincin tunangan kita."

"Jadi itu sung–"

"[Name]-san, banyak yang ingin aku katakan padamu. Bagaimana jika kita pulang saja? Ke rumahku." Jauh dalam lubuk hatinya, Chrollo siap tak siap untuk menceritakan segalanya. Takut jika Sang gadis akan membencinya, kemudian ia hidup dengan penuh penyesalan...

***

Chrollo dan [Name] sudah sampai di depan rumah Sang pria. Mereka masuk ke dalamnya, kemudian duduk berhadapan di sofa ruang tamu.

Hening menyelimuti di antara mereka berdua. Chrollo yang bingung ingin memulai dari mana, dan [Name] yang tidak tahu mau berbicara apa.

Tapi, tidak lama kemudian, Chrollo membuka pembicaraan. "[Name]-san, aku akan bercerita dari awal. Tenang saja, aku akan pelan-pelan, kok." Chrollo berkata demikian dengan raut wajah yang belum pernah [Name] lihat sebelumnya. Walaupun wajahnya tersenyum, seperti ada sesuatu yang tersembunyi.

Sorot mata yang biasanya penuh kehangatan, kini memancarkan kesedihan yang begitu mendalam. Membuat pikiran Sang gadis penuh dengan pertanyaan 'Apa yang terjadi? Apa yang aku lewatkan?'

Chrollo berdehem, "Langsung saja, ya?"

"Ah... Iya." [Name] mengangguk, mengiyakan.

"Setahun yang lalu, ketika kau masih berusia 18 tahun, dan aku berusia 20 tahun. Itu kali pertama aku mengungkapkan perasaanku padamu, dengan mengajakmu menikah.

"Namun, ayah kandungmu melarang. Aku harus menunggu usiamu mencapai 20 tahun, baru aku bisa menikahimu. Jadi, kita hanya bertunangan untuk sementara.

"Lalu, kita bertunangan dan membeli rumah. Rumah itu adalah rumah yang sampai sekarang aku tempati."

[Name] sedikit terkejut, kemudian bersuara, "Jadi, ini adalah rumah kita?"

"Benar. [Name], ingat kamar yang pernah kamu tinggali di sini? Di rumahku?"

[Name] hanya mengangguk.

"Sebenarnya itu adalah kamarmu. Aku tidak pernah punya seorang adik perempuan, itu bohong. Maaf."

"Eh... Pantas saja. Tapi, kenapa kita tidak tidur bersama?"

Pft!

Chrollo terkekeh. Sosoknya yang tertawa kecil terlihat begitu tampan. "Sulit di percaya sikapmu sedikit berubah selama setahun ini. Dulu, [Name]-san menolak untuk tidur bersamaku, dan memilih tidur di kamar sendiri."

"Ternyata dulu aku pemalu..."

"Ya, sangat. Kita lanjutkan?"

[Name] mengangguk, membiarkan Chrollo untuk lanjut.

"Ah, iya. Sepertinya [Name]-san sudah sadar jika kau itu lupa ingatan."

REVENGE [Chrollo Lucilfer X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang