Dunia Sheila

26 3 0
                                    

Gadis itu berjalan menuju kelas, hari ini ia memiliki jadwal untuk melaksanakan beberapa mata kuliah sebelum akhirnya ia disibukkan oleh beberapa hal untuk Skripsi.

Sheila Danita, namanya begitu terkenal untuk orang-orang yang memiliki hobby yang sama dengannya, balap liar.

"Gue udah bilang jangan telpon gue kalo gue lagi di kampung anjing!" teriak Sheila pada teleponnya, beberapa mahasiswa nampak melihatnya dengan tatapan aneh.

Tapi gadis itu tak menghiraukannya, ia terus berjalan sambil berbicara pada ponselnya.

"Akhirnya yang ditunggu dateng juga" ujar Emma teman perempuan Sheila, atau bisa dikatakan sahabat?.

Sheila tak menghiraukan ucapan Emma, ia masih terfokus pada suara seseorang di sambungan teleponnya.

"Ya gue ngerti, tapi bisa nggak telepon gue nya ntar-ntaran, gue mau fokus sama nih matkul biar cepet lulus nyet!" maki Sheila, Emma sudah sangat wajar mendengar kalimat kasar keluar dari mulut sahabatnya itu.

"Ntar kalo gue udah free, gue telpon lagi oke!"

Sambungan telepon terputus, Sheila menaruh ponsel kedalam tasnya, ia mengambil sebuah cermin dan merapikan penampilan rambutnya.

"Siapa sih yang nelpon, kesel banget kayanya lo" ujar Emma sambil menyodorkan susu kotak rasa vanilla.

Sheila mengambil susu itu kemudian meminumnya,
"Felix, ribet banget dia takut banget gue lupa anjir!" jawab Sheila wajah konyol Felix terpampang jelas di pikirannya.

Emma hanya menggelengkan kepalanya sambil terkekeh.

"Kita berapa bulan lagi sih lulus?" tanya Sheila.

"Lo yakin emang bisa lulus tahun ini?" ujar Emma.

"Lo tau kan usaha gue gimana biar bisa lulus tahun ini? Pasti bisa, gue mau lulus bareng lo" ujar Sheila.

Emma hanya tersenyum, Sheila adalah teman sekaligus seorang adik untuknya. Sheila yang selalu mengintil ketika ia berpergian, dan selalu marah jika Emma merahasiakan sesuatu.

***

"Emma lo balik kemana?" tanya Sheila ketika kuliah mereka sudah selesai, Emma menatap ponselnya nggak ada pesan masuk.

"Brandon belum chat lo ya?" tebak Sheila tepat sasaran.

Brandon merupakan teman Sheila dan kekasih Emma.

"Yaudah balik ke apartement gue aja, lo nunggu Brandon bisa-bisa ampe maghrib tau!" omel Sheila.

"Yeu cowok gue nggak segitunya kaliii" ujar Emma membela kekasihnya.

"Serah lo deh" jawab Sheila, gadis itu masuk ke mobilnya terlebih dahulu.

Didalam mobil ponsel Sheila tak henti-hentinya berbunyi, padahal ia sedang asyik menyetir sambil ngobrol dengan Emma.

Sheila melirik nama penelpon, Felix.

"Hallo lix" ucap Sheila mengangkat panggilan dari Felix.

'Woi katanya lo mau nelpon gue kalo udah selesai kuliah!' omel cowok di sambungan telepon.

"Hehe sorry lupa gue, nih gue otw balik dulu lo langsung ke tempat gue aja" ujar Sheila

'oke'

Sambungan telepon terputus, Sheila melirik Emma yang sedang mesem-mesem sendiri sambil menatap ponsel.

"Udah bangun bebeb lo" celetuk Sheila tersenyum meledek.

"Udah anjir dia ngepap mukanya pas baru bangun, gemoy bangett huuu pengen cium" jawab Emma membuat Sheila merinding geli seketika.

She is SheilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang