Jangan panggil gue 'LA!'

6 2 0
                                    

Setelah kehebohan membahas Oliver dan Ola, juga Sheila yang tiba-tiba ngaku kalo dia naksir Oliver. Teman-teman Sheila izin pamit untuk urusan masing-masing, jadilah ia tinggal berdua lagi bersama Fabian.

"Fabian nggak salah kan kalo gue jadi pelakor?" tanya Sheila pada cowok berambut cokelat gelap itu.

"Pelakor gimana Shei? Belum tentu Oliver sama Ola jadian kan" ujar Fabian.

"Tapi Ola udah nginep di kamar El!" jawab Sheila.

"Lo juga sering nginep dikamar El, sama El nya juga lagi" sahut Fabian sambil tersenyum kearah Sheila.

"Heheh, iya juga sih. Bodo amat deh orang bilang gue cewek gatel mau melakorin hubungan Oliver, selagi itu ceweknya Ola gue nggak akan mundur!" ujar Sheila optimis.

"Gue dukung Shei! Ayo semangat!" jawab Fabian, kemudian keduanya tertawa.

Tawa keduanya berhenti ketika Oliver datang dengan muka kusut dan baju acak-acakkan. Cowok itu terlihat sedang pusing.

"Kenapa lo? Proposal lo ditolak dosbing?" tanya Fabian dari dalam pantry Kafe.

Sheila mengambil barang-barang yang dibawa Oliver, dan mempersilahkan cowok itu untuk duduk dulu.

"Lo belum balik dari semalem?" tanya Oliver pada Sheila tanpa menjawab pertanyaan Fabian lebih dulu.

"Udah kok, lo kenapa deh El?" tanya Sheila, sumpah Oliver benar-benar kelihatan kusut saat ini.

"Gapapa kok La, yang lain belum kesini?" tanya Oliver.

'La? Lo pikir gue Ola?!' batin Sheila kesal.

"Baru pada pulang, pada ada urusan katanya" jawab Fabian.

"Ola kemana?" tanya Sheila memancing Oliver.

"Ola siapa?" tanya Oliver pura-pura bodoh.

"Cih, Ola siapa lagi? Ola mantanmya Ravin lah!" jawab Sheila.

"Udah pulang dia La" jawab Oliver.

"Oh jadi bener sekarang Ola sama lo, kok bisa sih?" tanya Sheila sedangkan Fabian cowok itu sudah siap-siap stay di group chat barangkali Oliver dan Sheila bertengkar nantinya.

"Kok bisa? Maksudnya gimana?" tanya Oliver sedikit bingung dengan tingkah Sheila, biasanya gadis itu bertingkah masa bodoan, ini malah cenderung ke kepo, jadi masalah? Nggak Oliver sama sekali nggak keberatan dengan segala pertanyaan apapun jika itu keluar dari mulut gadis di sampingnya ini.

"Ya kok lo bisa sama dia, kan lo tau dia mantan Ravin" ujar Sheila.

"Ya karena gue suka dia" jawab Oliver, tentu saja menusuk ke dalam hati Sheila.

"Oh suka, berarti lo gasuka gue dong ya?" tanya Sheila seperti bertanya pada dirinya sendiri.

"Udah deh Shei, lagi kenapasih lo. Oliver nih minum dulu pasti aus kan" ujar Fabian menengahi sambil memberi Oliver segelas air mineral.

"Gue suka sama lo kok" ujar Oliver sambil mengelus puncak kepala Sheila, benar ia menyukai Sheila sebagai sahabatnya, gadis itu punya daya tarik sendiri yang bisa membuat cowok terpikat.

"Yakin? Yaudah tinggalin Ola" jawab Sheila santai.

Jantung Fabian semakin berdetak kencang 'aduh Sheila bikin orang takut aja sih!' batinnya.

"Gue suka sama lo karena lo sahabat gue La" ujar Oliver sambil mengacak gemas rambut Sheila.

Kemudian ponsel Oliver berbunyi, Ola menelponnya. Sheila melirik siapakah yang menelpon Oliver, dan nama Ola terpampang nyata juga jelas, ia tersenyum miring lalu mengambil kunci mobil juga dompet yang ia bawa tadi.

She is SheilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang