Maaf tante Kayla

4 0 0
                                    

Ola mentap sekelilingnya, ia sedang bersama Ronaldo saat ini ya perempuan itu berbohong pada Oliver jika dirinya ingin ke toilet hanya untuk bertemu dengan Ronald.

"Ronald" ujar Ola ketika ia merasa sekitarnya sudah aman.

"Kenapa La? Kangen ya? Baru berapa hari sih kita gaketemu udah kangen aja lo" ujar Ronald sambil mengelus rambut Ola.

"Gue mau hubungan kita sampe sini aja, Ronald" ujar Ola menatap Ronald dengan tatapan berkaca-kaca.

"Maksud lo?" tanya Ronald tak percaya.

"Kita udahan, kita masing-masing lagi aja" ujar Ola.

"Kenapa? Gue bikin salah?" tanya Ronald.

"Gue hamil" jawab Ola, Ronald memegang dahinya.

"La jangan bercanda kek" ujar Ronald, Ola meneteskan air matanya.

"Gue serius, makanya gue mau putus sama lo!" ucap Ola.

"Kenapa? Gue bisa tanggung jawab La. Lo jangan khawatir" ujar Ronald.

"Gila lo ya, trus ntar cewek lo gimana nasibnya? Rela lo ninggalin cewek lo gitu aja?" tanya Ola.

"La, perasan Naomi sisa rasa ragu doang buat gue. Semuanya udah semu, mau gue ngasih seluruh isi dunia ke dia juga dia tetep ragu, dan bakalan kaya gitu seterusnya" ujar Ronald.

"Naomi gak berhak ngerasain sakit hati sampe segitunya Ronald, lo jangan tega banget dong jadi cowok"

"Terus selama ini apa yang gue lakuin kalo bukan tega La, gue selingkuhin dia padahal gue tau dia cinta banget sama gue" jawab Ronald.

"Udahlah Ronald, udah cukup. Oliver bakalan nikahin gue secepatnya" ucap Ola.

"La, tapi itu anak gue darah daging gue. Masa iya dia yang tanggung jawab, lo punya hati nggak sih" ujar Ronald.

"Terserah, dan yang perlu lo inget ini bukan anak lo juga Ronald" ujar Ola kemudian ia masuk kedalam restoran meninggalkam Ronald yang menatap kearahnya dengan tatapan frustasi.

***

"Kalian bertiga kenapasih, balik-balik kesini muka pada ditekuk gitu" ujar Fabian menatap Sheila, Jani, dan Ola bergantian.

"Gaenak badan gue nih tiba-tiba, masuk angin kayanya" ujar Sheila.

"Kamu mual?" tanya Oliver pada Ola.

"Nggak kok, agak pusing aja" jawab Ola.

Wira memperhatikan wajah tak bersemangat Jani, perempuan itu hanya melamun.

"Kak Sheila gapapa?" tanya Risa khawatir dengan keadaan gadis yang duduk disebelahnya ini.

"Nggapapa kok Sa" ujar Sheila.

"Bang Zafran, udahan aja kek makannya kasian kayanya Kak Sheila butuh istirahat" ujar Risa pada abangnya.

Tiba-tiba Jani pingsan, membuat Sheila begitu panik dan yang lain pun juga terkejut.

"Jani, bangun Jani" ujar Sheila menepuk wajah Jani.

Emma menarik Sheila untuk mundur kebelakang, supaya para cowok bisa mendapatkan ruang untuk menggendong Jani.

"Sheila lo jangan panik gini dong, dia cuma pingsan nanti juga sadar lagi" ujar Brandon.

Saat itu juga pandangan Sheila menghitam.

"Sheila!" teriak teman-temannya sadar jika tubuh Sheila tumbang dan langsung terjatuh ke lantai.

Zafran menggendong Sheila, menuju mobil. Persetan dengan temannya yang lain gadis ini begitu ringkih sekarang, Risa dan Emma mengikutinya dari belakang.

She is SheilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang