10. Chipmunk

319 159 127
                                        

HAPPY READING!❤

oOo

Motor sport berwarna biru berhenti di halaman rumah Zetta yang cukup luas. Sang pengemudi membuka helm full face-nya, lalu menyipitkan matanya ketika melihat sebuah supercar yang terparkir di garasi rumah tersebut.

"Dia beneran nginep di rumah Zetta?" gumam Alvin, lalu turun dari motornya dan bergegas menuju pintu utama rumah gadisnya.

Tok, tok...

Ceklek.

Alvin menatap dingin seseorang yang telah membukakan pintu untuknya. Dia adalah laki-laki yang siang tadi bertemu dengannya di depan gerbang sekolahnya.

"Lo ngapain di rumah cewek gue?" tanya Alvin dingin.

Zidan menarik sudut kiri bibirnya. "Emang nggak boleh?"

Ingin sekali Alvin memukul wajah laki-laki di depannya. Tetapi, dia harus mengurungkan niatnya, karena Zetta muncul dengan pakaian santainya.

"Eh, Alvin?" Zetta tersenyum tipis ke arah cowok tampan yang mengenakan hoodie berwarna putih polos di depannya.

Alvin hanya menatap Zetta dingin. Lalu menoleh ke arah laki-laki di sebelah gadisnya. Tanpa disadari, Alvin sudah mengepalkan kedua tangannya.

"Alvin, ayo masuk." Zetta menarik tangan Alvin, lalu menyuruhnya untuk duduk di sofa ruang tamu rumahnya.

"Lo siapa?" tanya Alvin, ketika Zidan ikut duduk di sebelah Zetta.

"Gue Zidan, kakaknya Zetta. Maksud gue, kakak angkatnya Zetta," jawab Zidan seraya mengulurkan tangannya.

Alvin menjabat tangan Zidan. "Alvin, pacarnya Zetta."

"Udah tau."

Zetta melirik Zidan yang masih duduk di sebelahnya. Membuat laki-laki itu menatapnya bingung.

"Apa?" tanya Zidan.

"Bisa tinggalin kita berdua di sini?"

Zidan menganggukkan kepalanya, lalu menoleh ke arah Alvin. "Jangan macem-macem sama Adek gue!"

"Kenapa nggak bilang kalo lo punya Kakak angkat?" tanya Alvin setelah Zidan pergi.

Bukannya menjawab, Zetta malah bertanya balik. "Penting banget kamu tau semua tentang keluarga aku?"

"Penting!"

"Penting banget kamu tau siapa aja orang-orang yang berhubungan sama aku?"

"Penting lah!"

"Kalo gitu, aku tanya sama kamu. Melva itu siapa kamu?"

Alvin menghela napasnya lelah. "Bukannya udah pernah gue jawab, kalo Melva itu sahabat gue."

"Terus, kamu lebih milih marahin aku dan belain sahabat kamu itu. Iya?" tanya Zetta dengan nada kesal.

"Gue marah, karena lo emang salah, Zetta. Nggak seharusnya lo bersikap seenaknya terhadap orang lain."

Zetta hanya terdiam, lalu menundukkan kepalanya.

"Maaf," ujar Alvin pelan.

"Kenapa kamu nggak bilang sama aku, kalo kamu suka strawberry smoothie? Sedangkan, Melva tau."

Alvin menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Masa gue harus bilang ke pacar gue, kalo cowok di depannya ini suka minuman warna pink. Malu lah, Zetta."

"Kamu beneran suka minuman rasa strawberry?" tanya Zetta seraya menahan tawanya.

Alvin hanya menganggukkan kepalanya.

SHAMBLES [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang