39. Tamparan

151 74 46
                                    

HAPPY READING!❤

oOo

Adela duduk di dalam bus sekolah yang akan mengantarnya ke sekolah pagi ini. Di rumah dia hanya tinggal bersama Bi Tanti. Orang tuanya sedang berada di luar kota. Dan Pak Arif yang selalu mengantarnya juga sedang pulang kampung sejak kemarin sore.

Sebenarnya, bisa saja Adela pergi ke sekolah dengan menaiki mobil sendiri. Tetapi, dia sedang malas. Lagi pula, dia ingin menikmati suasana naik bus sekolah bersama teman-temannya. Terakhir kali dia menaiki bus saat kelas 10 bersama Nina.

"Good morning, Tuan Putri," ucap seorang cowok yang duduk di sebelah Adela.

Adela menatap Alvin malas. "Lo ngapain naik bus?"

"Terserah gue lah. Bus ini kan termasuk fasilitas dari sekolah. Dan gue berhak menikmati fasilitas ini," jawab Alvin.

Adela tidak menanggapi ucapan Alvin. Gadis itu menyilangkan kedua tangannya di depan dada, lalu memandang ke luar jendela bus.

"Tumben naik bus?"

"Bukan urusan lo."

"Gue tau kok alasan lo naik bus."

"Oh, ya?"

Alvin tersenyum seraya menganggukkan kepalanya. "Lo lagi males nyetir, kan?"

"Siapa yang lo suruh buat mata-matain gue?" tanya Adela. Dia tahu, pasti Alvin menyuruh salah satu dari temannya untuk memata-matainya. Menyebalkan. Cowok ini benar-benar tidak tahu privasi.

Alvin meyugar rambutnya ke belakang. "Mantan pacar temen lo."

"Kalo Dimas nggak mungkin. Pasti Fendy, kan?"

"Itu tau," balas Alvin santai.

Adela mendengus kesal. "Berhenti suruh temen-temen lo ngikutin gue."

"Enggak mau."

"Ck! Kenapa?"

"Nanti gue nggak tau kalo lo dideketin cowok lain. Lo kan punya gue," terang Alvin.

"Kita udah putus."

"Oh, iya. Kalo gitu, nanti di sekolah gue mau nembak Kayla. Nembaknya di lapangan utama. Lo setuju nggak?" tanya Alvin.

Adela menatap Alvin datar. "Terserah!"

Alvin tertawa puas, membuatnya menjadi pusat perhatian di dalam bus. "Bercanda, Cantik. Gue nggak mungkin pacaran sama cewek lain. Di hati gue udah tertulis nama lo."

"Bodo amat."

Alvin yang gemas langsung mengacak-acak rambut Adela. Membuat cowok itu mendapat pukulan karena sudah membuat rambut Adela berantakan. 15 menit kemudian, bus sampai di depan SMA Aditama. Membuat semua penumpangnya turun dan berjalan memasuki gerbang.

***

Waktu istirahat telah tiba. Alvin dan teman-temannya sedang berada di kantin. Mereka duduk di meja pojok yang jauh dari keramaian. Alvin melihat Revan yang berjalan ke arah mejanya setelah selesai makan bersama Tania di meja lain.

"Vin, gue boleh nanya sesuatu nggak? Tapi, janji jangan marah?" tanya Fendy.

"Nanya apa?"

"Ini tentang Adela."

Revan yang sedang mengobrol dengan Dimas langsung menatap Fendy. "Kenapa Adela?"

"Dulu, nama dia emang Adela. Terus, berubah jadi Zetta. Dan sekarang, balik lagi jadi Adela. Pertanyaan gue, kenapa Adela merubah namanya?" tanya Fendy.

SHAMBLES [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang