BRAK!Titus terjungkal ke belakang akibat melihat adegan yang tak seharusnya ia tonton.
Dalam posisi kursi terbalik ia menggapai meja belajarnya. Mencoba berdiri.
"DRAMA MACAM APA INI!" jeritnya tak terima.
Sejak tadi mencari-cari judul film yang enak untuk di tonton agar merilekskan pikiran. Awalnya memang enak, masih adem ayem, Eh, malah berujung di luar dugaan.
"Hadeh, capek gue nonton drama ketemu ginian terus." Helaan napas berat seakan menahan batu besar menghadang.
"Sesekali drama yang kisah cintanya main berbi kek, di kejar-kejar angsa atau nyungsep bareng ke empang gitu. Kan, lebih seru."
Ia kembali mendudukkan dirinya di depan laptop. Membuka gudang film lain agar moodnya kembali membaik.
"Nah, ini nih yang gue cari."
Jari telunjuknya menekan tombol lalu keluar tulisan ‘mohon tunggu sebentar’
Karena bosan ia memilih menaikkan volume suara agar lebih nge-feel. Semua berjalan sesuai alur, dan Titus sudah bisa menebak kalau tokoh utama endingnya akan menikah dengan pujaan hatinya yang selalu ia pendam cintanya selama bertahun-tahun.
Titus tersenyum-senyum saat tokoh utama menggombal dan ceweknya malah tersipu malu.
"Kayaknya enak nih, suaranya gue kerasin lagi ah," ujarnya.
Setelah di pertengahan film dan hampir mencapai ending. Tenggorokan Titus terasa sangat kering, ia lupa tak mengambil minuman waktu ibunya menawari.
Pintu terbuka, satu gelas habis diteguknya sesampainya di kamar. Ekspetasinya sesudah balik ke kamar Titus langsung melihat end dari drama yang ditonton.
Baru mendekat ke kursi belajarnya. Malah disuguhi ending tak sesuai harapannya. Yap. Tokoh utama melihat ceweknya berselingkuh di belakangnya dan memutuskan hubungan sepihak. Pergi ke luar negeri tanpa ucapan selamat tinggal.
Titus mengambil laptop, mengangkatnya diudara. Membanting sekuat tenaga. Hingga napasnya terengah-engah.
Ceklek
"Tus, mau ramen ga—" Ibunya melirik sekilas tingkah anak bungsunya. "Oh, kamu banting laptop lagi, yaudah kali ini beli yang baru pake duitmu dulu. Ibu capek Tus, ini laptop yang ketiga kalinya kamu banting."
Dan blam, ibunya menutup pintu sangat keras.
Titus merebahkan dirinya di atas kasur berukuran hanya untuk satu orang. Ia takut kalau kasurnya kegedean ada orang di sampingnya. Kan bisa bikin jantung maraton dag dig dug serr.
Titus mencebik pelan,
"Bahkan katanya Ibu capek sama gue, kenapa gue gak dibuang ke panti asuhan?"Kaki kirinya ia naikkan di atas lutut. Seperti orang sedang nongkrong, cuma bedanya ini lagi telentang.
KAMU SEDANG MEMBACA
TITUS
Teen FictionIni cerita tentang gadis yang malas mengenal dunia. Tak pernah mau dipaksa atau memaksa. Sebab ia tahu kalau terluka bisa karena ucapan tanpa pikir panjang. Manusia sekarang bercanda kelewatan di bilang wajar, sedangkan pembullyan dianggap benar. He...