"Naik!" titah cowok tersebut tanpa menoleh sedikitpun."
Titus terdiam di tempat. Memikirkan Sagra pulang atau belum. Kalau keliatan bisa gawat nantinya kalau ia pulang dibonceng orang lain.
"Gue bonceng di depan boleh nggak?" tanya Titus tanpa malu.
Barex memutar bola matanya malas. "Ck, naik atau gue tendang?"
"Naik," ucap Titus cepat.
Barex melingkarkan tangan Titus pada pinggangnya. Titus heran, padahalkan bisa pegangan jok belakang?
Satu
Dua
Tiga!Mesin menyala, tancap gas sampai Titus terombang-ambing dan spontan memeluk Barex. "PELAN-PELAN BAWA MOTORNYA KAMPRET!"
Barex kembali menormalkan laju kendaraannya. Melirik Titus lewat spion.
"Ni cewek imut juga kalo tampilannya acak-acakan," batin Barex gemas.
"Lo tancap gas gak ngotak anjir," omel Titus mencubit pinggang cowok jangkung tepat di depannya.
Barex menepikan motornya di depan sebuah cafe namun tersedia berbagai makanan lainnya. Kening Titus mengernyit. "Rumah gue bukan di sini."
"Ikut gue." Barex menarik tangan Titus paksa.
"Gue gamau!" bantah Titus melepaskan pegangannya.
Barex mendekatkan wajahnya. Menatap tajam Titus dengan jarak begitu dekat. "Ikut atau gue curi first kiss lo di sini? Di tempat umum." Ancamnya.
Glek!
Titus menelan ludah. "I-iya."
Di dalam ruangan tak begitu ramai. Banyak sepasang kekasih sedang mengobrol maupun tertawa bersama. Saling suap-suapan makanan maupun minuman.
Titus berdecak pelan. "Gue salah alamat kayaknya."
"Duduk, Tus."
Titus masih memperhatikan dua sejoli yang sedang mengobrol tentang pernikahan. Percakapan mereka sampai terdengar olehnya.
"Duduk, Nona Manis," Barex mendudukkan Titus paksa sampai si empu mengaduh akibat pantatnya bertemu pinggiran kursi tanpa aba-aba.
"Sakit woy! Mana kursinya besi lagi." Ia mengelusi bagian belakangnya.
"Ya, maaf," ujar Barex dingin.
"Yang ikhlas dong minta maafnya!" protes Titus.
Satu pelayan menghampiri. Membawakan dua porsi makanan juga minuman. Barex mengangguk. Lalu mengucapkan terimakasih.
"Perasaan kita baru nyampe, Rex. Pesen aja belum tapi udah disuguhi duluan," celetuk Titus celingak-celinguk.
"Gue udah pesen buat satu meja sama menunya saat pulang sekolah," jelas Barex.
KAMU SEDANG MEMBACA
TITUS
Teen FictionIni cerita tentang gadis yang malas mengenal dunia. Tak pernah mau dipaksa atau memaksa. Sebab ia tahu kalau terluka bisa karena ucapan tanpa pikir panjang. Manusia sekarang bercanda kelewatan di bilang wajar, sedangkan pembullyan dianggap benar. He...