BAB 13 - Jennie's Misery

838 71 6
                                    


Mohon maaf kalo ada typo...

Credit: Lisa & Jisoo male version edit by Kwon_bangke

Cover edit by me..

Ga boleh skip.. Harus baca sampai akhir! Heheheh 😛

~•~•~•~

Jennie mendengus kesal sesampainya di dalam kamar. Jennie merasa bersalah dengan Leo, setelah mendengar ucapan Siwon tadi, Leo lantas berpamitan pulang.

Jennie dapat melihat raut kecewa di wajah Leo kala berpamitan dengannya. Beberapa saat setelah Jennie mengantar Leo sampai di depan gerbang rumahnya, ia lantas pergi ke kamar tanpa menghiraukan tamu bapaknya yang masih membicarakan tentang pertunangan -ralat perjodohan antara Jennie dengan Seno.

Jennie sangat malas membahas mengenai perjodohan itu, karena Jennie tidak ingin dia dijodohkan sekalipun dengan teman kecilnya dulu.

Jennie membuka handphonenya berniat untuk menanyakan kabar Leo. Cukup lama Jennie menunggu sampai akhirnya Leo menjawab teleponnya.

'Hallo kak..'

"Kok kak sih??" Tanya Jennie bersungut. Terdengar kekehan dari seberang sana.

'Maaf-maaf aku lupa kalo kita udah jadian.. Hehehe maaf sayang.'

Jennie semakin cemberut meskipun Leo tidak dapat melihatnya.

"Kamu udah sampai rumah? Kok lama banget sih angkat teleponnya?" Tanya Jennie.

'Aku belum sampai rumah.. Tadi aku masih di jalan, sekarang lagi mampir di warung nasi goreng. Mbak Ayu nitip nasi goreng buat orang rumah karena nasi di rumah habis.' Jelas Leo sedikit menaikkan suaranya karena bersahutan dengan suara deru kendaraan yang lewat.

"Oh gituuu.. Ya udah.. Hmm.. Sayang.."

'Kenapa sayang?'

"Soal tadi, soal bapakku yang jodohin aku sama anak temennya.. Kamu ga marah kan??"

'Ngapain marah sih sayang. Lagian aku ga berhak marah. Aku kan baru pacar kamu belum jadi tunangan apalagi suami kamu.'

"Kok kamu ngomongnya gitu sih?"

'Ya aku mesti menyikapinya kaya gimana Jen? Kalo kenyataannya kamu bakal nikah sama orang lain, bukan sama aku. Bapak kamu sudah siapin calon suami yang terbaik buat kamu, ya aku bisa apa?' Ucap Leo pilu.

Mendengar ucapan Leo sontak membuat hati Jennie merana. Jennie pun tak bisa lagi membendung air matanya hingga jatuh menyusuri pipi chubbynya.

"Tapi aku ga setuju sama perjodohan ini Le.. Aku sayang kamu, bukan Seno. Aku memang temenan sama Seno, tapi itu dulu. Dan sekarang aku ga pernah menaruh hati sama dia. Kamu kalo beneran cinta sama aku, perjuangin dong cinta kita. Jangan cuma pasrah kaya gini. Mana Leo yang aku kenal gigih, ga punya rasa takut, dan selalu berjuang buat dapatin apapun yang dia inginkan. Kenapa sekarang nyalimu mlempem kaya gini sih??" Ucap Jennie yang kadung naik darah.

'Maaf.. Mungkin situasi sekarang beda dengan dulu.. Yang aku hadapin adalah orang tua kamu sayang.'

Tangisan Jennie semakin menjadi, hingga akhirnya terdengar di ujung telepon.

Voice Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang