Bab 14 - Backstreet

816 72 13
                                    

ENJOY!!

Disclaimer: Mohon maaf kalo terjadi kesamaan nama tokoh, tempat.. Cerita ini dibuat atas dasar imajinasi penulis semata.

~•~•~•~•~•~

"Yang... Kenapa? Diam aja dari tadi." Tanya Jennie.

Kala keduanya sudah berada di tukang bubur ayam kaki lima yang memang selalu mangkal di depan radio setiap pagi. Memang semenjak menjemput Jennie tadi Leo lebih senang diam membisu sembari mendengarkan earphonenya.

"Masih kepikiran yang semalem" Tanya Jennie.

Helaan nafas keluar dari mulut Leo. Leo pun mengubah posisinya menghadap Jennie yang duduk disampingnya. Leo mengambil tangan Jennie untuk digenggamnya.

"Sayang... Sepertinya kalau kamu sama Seno, bakal bisa menjamin masa depan kamu deh daripada sama aku. Dibanding aku, Seno jelas lebih mapan, karena dia akan menjadi CEO di perusahaan ayahnya. Sementara aku..."

"Yang.. Kamu ngomong apa sih??" Tanya Jennie menatap Leo tidak suka. Ada amarah terpancar dari bola mata Jennie.

"Jen.. Kenyataannya kamu udah dijodohin.. Jadi buat apa kita berhubungan? Percuma kalo pada akhirnya hubungan kita ga direstui orang tua kamu."

Tanpa disadari air mata Jennie menetes tanpa perlu ia instruksi. Jennie menunduk untuk menyembunyikan air matanya.

Leo hanya terdiam menatap Jennie yang terisak.

"Kamu ga mau perjuangin hubungan kita?? Susah payah lho Le kamu dapatin hati aku, lalu sekarang kamu mau melepas gitu aja?" Tanya Jennie yang kini sudah menatap Leo.

Leo menatap pilu Jennie. Lalu menggeleng pelan. Leo menggenggam tangan Jennie.

"Ga! Aku ga mau kehilangan kamu. Aku sayang sama kamu. Kita akan tetap menjalin hubungan. Kita.. backstreet aja ya sayang?" Ucap Leo mantap.

Jennie tersenyum sembari menghapus air matanya mendengar jawaban Leo. Jennie mengangguk mantap. Tak lama Jennie memeluk pinggang sang pacar. Leo pun membalas pelukan Jennie dengan memeluk bahu Jennie dengan tangan kekarnya.

"I Love you sayang.." Ucap Ucap Leo penuh kelembutan. Bibirnya lantas mencium kening Jennie. Jennie tersenyum tipis.

"I love you too sayang.." Balas Jennie mencium pipi Lukas.

Di dalam mobil yang akan masuk ke gerbang radio.

"Loh mas.. Kok kamu ga bilang sih hari ini rumah mama ada arisan? Kan aku bisa tuker libur sama temen yang lain." Ucap Rose seraya menatap layar hpnya kepada Jisoo yang tengah fokus menyetir.

"Tahu dari mana kamu?" Tanya Jisoo.

"Ini mama bikin story wa lagi bikin kue sama masakan lain." Ucap Rose sembari mengetikkan jarinya ke layar membalas story sang mama mertua.

Jisoo semakin memelankan laju mobilnya, saat tanpa sengaja matanya menangkap kemesraan yang Jennie berikan kepada Leo. Jisoo melihat Jennie mencium pipi Leo dan sontak membuat Jisoo terbakar api cemburu hingga dia tidak mengindahkan pertanyaan Rose.

"Kalau nanti aku suruh ngisi Ashley aja gimana mas? Ashley kayanya banyak kosong kalo siang." Rose masih sibuk mengirim chat dengan mama mertuanya.

"Mas..." Panggil Rose sedikit meninggi ia pun menatap Jisoo yang tengah menatap ke depan dengan sorotan tajam. Tangannya mencengkeram erat setir mobil yang sudah berhenti di pertengahan gerbang.

"Kamu lihatin apa sih? Aku ajak ngobrol ga nyaut?" Tanya Rose kesal.

Rose mengalihkan perhatiannya ke depan, pandangannya menatap sosok Jennie dan Leo.

Voice Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang