Bab 19 - Bucin

911 72 18
                                    

Budayakan Vote dan Komen yaa!!

~•~•~•~

Dering alarm berbunyi berulang, tepat pukul 6 pagi. Mengembalikan kesadaran Rose dari asyiknya berkelana di alam mimpi. Rose terbangun dan mengerjapkan matanya. Tangannya terulur untuk menghentikan dering alarm dari handphonenya yang tergeletak bebas di nakas.

Rose melepas tangan Jisoo yang bertengker di dadanya. Lalu perlahan bangun sembari menyibakkan selimut, dan beranjak dari tempat tidurnya.

Rose membereskan baju tidurnya, kaos dan celana jeans Jisoo serta barang-barang lain yang berceceran di lantai kamar.

Srett..

Rose membuka gorden kamar sedikit, membuat cahaya matahari terbebas masuk ke kamar mereka melalui celah gorden itu.

Rose membuka gorden kamar sedikit, membuat cahaya matahari terbebas masuk ke kamar mereka melalui celah gorden itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Morning.." Sapa sebuah suara dengan nada serak khas bangun tidur.

Rose menoleh dan tersenyum kala mendapati Jisoo membuka matanya, namun masih enggan bangun. Jisoo sedikit menarik selimutnya, hingga menutup dadanya yang tak berbalut kain baju.

"Tumben, belum aku bangunin udah bangun." Ujar Rose.

Jisoo tersenyum tipis.

"Heem, mau morning kiss dong! Sayang."

"Mandi dulu gih, kamu kan mau berangkat ke luar kota mas. Nanti kalau kamu telat, kasian yang lain pada nungguin kamu."

Jisoo mencebikkan bibirnya. Namun, tak lama karena setelahnya dia mendengar suara dering handphone. Jisoo bangun dan meraih handphone Rosie yang berbunyi di nakas.

"Papah ngechat nih sayang." Ucap Jisoo.

Rose mendekat ke arah ranjang, mengambil duduk sembari mencari posisi nyaman bersandarkan kepala ranjang. Jisoo pun mencuri posisi tidur menghadap perut buncit Rose, dengan menjadikan paha Rose sebagai bantalannya.

Jisoo menciumi perut polos Rose, sambil sesekali mengelusnya dengan penuh kelembutan. Menunggu Rose yang tengah asyik membalas chat sang papa.

"Semenjak perutmu membesar, kamu jadi makin seksi sayang. Apalagi cuma pake bra gini. Hihihi.." Ucap Jisoo seiring dengan elusannya yang kian naik ke dada.

"Ish.. Apa sih.. Nakal deh tangannya! Sana mandi! Kalau gak, aku duluin mandinya loh. Biar aku bisa lekas masak." Ucap Rose meninggi sembari berusaha melepas tangan Jisoo.

"Jangan dong!! Mau gini dulu."

Tangan nakal Jisoo semakin menyelinap masuk dan meremas salah satu bukit kembar milik Rose. Rose sedikit menahan gairah bercampur rasa kesal terhadap Jisoo, Rose meletakkan dengan kasar handphonenya di kasur.

"Semalem belum puas? Tangan kamu, bibir kamu, mengabsen semua lekuk tubuh aku? Lihat nih, dada dan leher aku juga masih merah bekas cap bibir kamu." 

Voice Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang