Luna terus berlari menarik tangan Arsen hingga akhirnya mereka sampai juga di area kompleks perumahan. Nafas Luna ngos-ngosan, ditambah lagi tubuh Arsen yang rasanya berat sekali untuk ditarik. Tapi untung saja Luna bisa keluar dari taman itu dan tidak lupa jalan pulang.
"Heh... Lo..." Luna berusaha keras mengatur napasnya. Ia terpaksa menegakkan badannya mengecek kondisi Arsen.
Anehnya, Arsen terdiam seribu bahasa, mematung kaku bak patung es. Bulir keringat muncul di pelipis lelaki itu. Luna mengernyit heran, baru kali ini dia melihat Arsen berkeringat sebanyak itu. Wajahnya juga terlihat pucat pasi seperti mayat hidup.
"Sen...?"
Luna mencoba menggoyangkan bahu Arsen. Namun lelaki itu hanya mengerdipkan mata pelan dengan pandangan kosong.
"Heh! Sadar, woy! Jangan kayak orang habis ketemu setan!" gertak Luna sambil mengibaskan telapak tangannya di depan Arsen.
Tiba-tiba Arsen melangkah mendekati Luna.
Luna refleks mundur selangkah. "S-Sen... Lo mau ngapain?"
Arsen mulai memajukan wajahnya hingga berhenti tepat di leher Luna.
Luna seketika dibuat mendelik kaget dengan kelakuan Arsen yang frontal ini.
"Gue..." lirih Arsen. Deru napasnya sangat terasa menggelitik leher Luna hingga membuat gadis itu meneguk ludahnya gugup.
Luna terpejam erat ketika merasakan bibir Arsen yang menempel di lehernya.
Anjiiirrr!!! Nih anak habis kesambet demit dari mana dah!!!, batin Luna.
Sret
Tiba-tiba Arsen jatuh pingsan dengan menopangkan seluruh beban tubuhnya pada Luna. Kepala Arsen bersandar di bahu Luna, sedangkan kedua matanya sudah terpejam erat, tak sadarkan diri.
Entah kenapa tangan Luna refleks mengelus belakang kepala Arsen
"Pasti nih anak kaget trus belum makan dari tadi," gumam Luna, menebak jalan pikirannya sendiri.
Luna terdiam beberapa saat untuk berpikir. Sejujurnya, dia ingin terbebas dari gangguan Arsen, tapi meninggalkannya sendirian disini tak akan menjamin tetangga gesreknya ini aman dari bahaya. Apalagi, Luna tidak tau dimana Arsen menyimpan kunci rumah.
Akhirnya, mau tak mau, Luna menggeret tubuh Arsen masuk ke dalam rumahnya. Susah payah gadis itu berjalan mundur demi menarik beban tubuh Arsen yang lumayan berat.
CKLEK
Luna membuka pintu kamar lantai 1 dengan kakinya, lalu membaringkan tubuh Arsen ke atas kasur.
Luna langsung bersimpuh lemas di lantai ketika seluruh tenaganya benar-benar habis.
"Ya ampun... nih anak berat banget ternyata. Apa gue yang kurusan ya?" celetuk Luna.
Sedetik kemudian, Luna bangkit dan terburu-buru menghampiri kulkas. Perutnya benar-benar sudah tidak bisa diajak kompromi lagi.
Malam ini, terpaksa Luna makan mie instan saja sebagai ganjel perut. Yang penting makan, daripada gak sama sekali.
***
Keesokan harinya...
Luna terbangun dengan posisi tidur di samping Arsen. Bukan tidur bersama, melainkan tidur sambil duduk dengan kepala yang menempel di pinggiran kasur.
Luna mengucek matanya sebentar, lalu menatap Arsen yang masih belum bangun juga.
Luna berinisiatif menempelkan telapak tangannya pada dahi Arsen. Syukurlah, panasnya sudah turun. Tadi malam, Arsen tiba-tiba meracau tidak jelas dengan bahasa kuno, setelah itu tubuhnya langsung menggigil dan suhunya naik hingga menyentuh angka 40 derajat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Salah Gaul
Novela JuvenilKetika vampire ganteng doyan makan seblak "Kodrat vampire tuh haus darah, bukan haus gara-gara kepedesan makan seblak!" - Luna "Apa sih lo, bawel mulu. Gue vegetarian. Diet hemoglobin." - Arsen Luna Seraphina, seorang penulis novel fantasi yang terp...